Chapter 9. Masa SMP Yunho

10.3K 1.5K 180
                                    

            Sejak kepergian Jaejoong, Yunho kembali menjalani hari-harinya dengan normal. Jaejoong menghilang tanpa jejak sejak saat itu. Yunho ingin mencari tahu kemana perginya Jaejoong, namun dia menahan keinginan itu. Kalau Yunho mencarinya, artinya dia kalah. Ayahnya pernah berkata kalau Yunho tidak boleh menundukkan kepalanya dan menyerah. Yunho harus punya harga diri dan gengsi. Waktu itu Yunho tidak mengerti maksud ayahnya, namun Tuan Jung benar-benar marah ketika Yunho menundukkan kepalanya atas kesalahan yang tak pernah dia perbuat.

"Itu bukan sikap seorang penguasa, Jung Yunho! Angkat kepalamu dan jangan pernah menunduk kalau memang kau tidak bersalah!"

Yunho ingat kalimat ayahnya dan berjanji kalau dia tidak akan pernah melakukan hal serupa itu lagi. Namun Yunho lupa, dia memang bersalah pada Kim Jaejoong. Seharusnya dia meminta maaf, meski terlambat. Yunho masih dikelilingi teman-teman, masih diperhatikan para guru. Yunho tahu kalau perhatian mereka tidak setulus anak gendut itu.

Yunho menjalani hari-harinya seperti biasa hingga dia duduk di bangku SMP. Lagi-lagi Yunho bersekolah di tempat milik keluarga Jung. Dia masih jadi penguasa di kandang sendiri. Yunho masih jadi pusat perhatian di sekolah. Ketampanan keluarga Jung juga menjadi poin tersendiri.

"Selamat pagi, Yunho!"

Yunho melangkah memasuki kelasnya dengan wajah datar. Sejak kepergian si Gendut, minat Yunho terhadap kehidupan berteman sudah sirna. Yunho tidak suka dengan sikap palsu teman-teman yang lain.

Semakin dewasa seorang Jung Yunho, maka semakin banyak orang yang mendekatinya. Yunho merindukan Jaejoong. Merindukan si Gendut yang tidak pernah menatap Yunho dari keluarganya. Dia merindukan si Gendut yang sudah pergi entah kemana. Sebenarnya dia bisa mencari tahu, namun dia tidak melakukannya karena takut menjadi lemah.

"Apa kau sudah mengerjakan tugas Fisika?"

Yunho tersenyum.

"Tentu saja."

"Apa aku boleh melihat milikmu? Aku hanya takut kalau jawabanku salah. Aku tidak sepintar kau, Yunho." Anak itu memuji.

Oh, katakan saja kalau kau ingin menyontek PRku! Yunho membatin. Dia sudah lelah dengan kalimat manis yang memiliki niatan lain.

"Tentu saja!" Yunho tersenyum dan menyerahkan bukunya.

Teman sekelasnya itu tersenyum cerah dan mulai menyalin PR milik Yunho. Hanya saja... Yunho tidak sebaik itu, kau tahu! Yunho tahu kalau teman-teman sekelas akan memanfaatkannya lagi, jadi Yunho sudah menyalin tugas Fisikanya di buku lain semalam. Tugas di buku yang mereka lihat adalah jawaban yang salah.

Yunho tersenyum sinis. Mungkin dia harus melakukan tugasnya dua kali, namun dia ingat pesan kedua orang tuanya. Lakukan hal berguna dan bermanfaat untukmu meski kau harus berjuang untuk itu!

"Yunho, apa kau sudah sarapan?" Seorang perempuan tiba-tiba masuk ke kelas Yunho. Yunho tersenyum. Dia memasang senyuman manis andalannya.

"Ah, aku sudah sarapan." Yunho menjawab pelan. Tentu saja! Keluarga Jung sangat kaya dan para pembantunya sudah menyiapkan sarapan apapun yang dia suka.

"Sayang sekali! Padahal aku ingin mengajakmu sarapan." Perempuan itu sok sedih. Yunho tersenyum lagi.

"Mungkin lain kali."

"Yunho, apa kau ada waktu akhir pekan ini?" Perempuan lain tiba-tiba muncul. Oh, tidak lagi!

Yunho merengut, namun dia mencoba memasang senyum di bibir. Jung Yunho sudah belajar banyak hal. Dia akan menguasai medan perang. Kau hanya harus bertingkah jadi kumpulan rusa kalau ada di padang rusa. Meski kau adalah singa.

Lovely ChubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang