Chapter 16. Kemarahan Jaejoong

11K 1.5K 244
                                    

            "Apa yang kau lakukan, Jung sialan?"

Lihat, jarak di antara mereka benar-benar berubah. Berubah menjadi ikatan baru. Bukan lagi orang asing, tetapi sudah berkembang makin rumit. Permusuhan namanya. Jaejoong kalap dan memukul Yunho. Yunho menerima pukulan itu. Dari dasar hatinya dia masih tak paham. Kenapa dia melakukan perbuatan seperti itu?

Lalu kenapa rasanya aneh sekali?

Ketika bibir mereka bertemu, kepala Yunho seakan kosong. Dia tidak memikirkan apapun lagi. Jaejoong memukul Yunho kembali. Sudut bibir Yunho berdarah, tetapi lelaki itu tidak goyah. Yunho jauh lebih kuat daripada Jibum.

"Kau tahu apa yang kau lakukan?!" Jaejoong menarik krah seragam Yunho.

Yunho menatap mata Jaejoong. Menatap mata musang menawan itu, lalu hidungnya, dan akhirnya turun di bibirnya. Bibir yang tadi sempat Yunho cicipi.

Meski terpaksa, rasanya tetap luar biasa.

"Aku sadar, Jaejoong."

"Kenapa kau melakukan itu, Jung?!"

"Kau mengatakan padaku kalau kau bisa melakukan apapun. Aku juga punya hak untuk itu." Yunho agak bisa santai sekarang.

Kedudukan berbalik. Tadi Yunho yang marah, sekarang Jaejoong yang melakukannya. Jaejoong jelas tidak terima dengan semua ini. Ini salah!

"Kenapa kau melakukan tindakan bajingan seperti tadi?"

"Aku senang melakukannya."

"Kau gila, Jung!"

"Kenapa? Kita sama-sama gila, Jaejoong!"

"Sialan!" Jaejoong melayangkan tinjunya lagi ke arah perut Yunho. Yunho tidak melawan meski begitu.

Yunho masih menerima pukulan Jaejoong. Lelaki cantik itu masih memukulnya dengan kalap. Bibir seksinya masih mengumpat sesekali. Yunho mendapati goresan-goresan di balik handband yang Jaejoong kenakan. Yunho menarik benda itu ketika Jaejoong melayangkan tinjunya ke wajah Yunho.

"Apa ini, Jaejoong?" Yunho mengerjap.

"Ini bukan waktunya mengganti topik, Jung sialan!"

Mereka tidak peduli dengan bel yang sudah berbunyi sejak tadi. Jaejoong masih bergerak dan melayangkan tinjunya, sementara Yunho hanya pasrah. Jaejoong merasa diremehkan. Ini bukan dendam namanya!

"Aku serius, Jaejoong!" Yunho berhasil menahan pukulan Jaejoong hanya untuk bertanya.

"Bukan urusanmu!"

"Aku ingin tahu."

"Lepaskan aku, Jung!"

"Tidak akan!"

"Mati kau!" Jaejoong melayangkan kakinya kali ini. Lututnya menghantam perut Yunho kalap. Jaejoong tidak peduli dengan sikap Yunho.

Yunho tahu kalau bekas goresan di tangan Jaejoong bukanlah bekas pertengkaran. Yunho sakit hati tiba-tiba. Dia memang tidak pernah memata-matai Jaejoong karena takut dirinya lemah dan menemui lelaki itu, tetapi sekarang dia melihat sesuatu yang menyakitkan.

Apa yang Jaejoong lakukan selama ini?

"Jaejoong, apa yang kau lakukan selama ini?"

Tinju Jaejoong terhenti.

"Kau ingin tahu?" Mata lelaki itu terlihat sangat terluka. "Kau benar-benar ingin tahu? Hal yang selalu kulakukan adalah membencimu, Jung!"

Yunho ingin memeluk Jaejoong saat ini.

Tetapi...

"Jaejoong? Apa yang kau lakukan?" Sebelum Jaejoong sempat bergerak lagi, sebuah suara terdengar. Jaejoong menoleh dan mendapati Changmin berlari ke arahnya. Lelaki itu menarik lengan Jaejoong agar melepaskan Yunho.

"Apa kau baik-baik saja?" Changmin menyentuh kedua pipi Jaejoong. Oh?

Yunho emosi tiba-tiba. Lihat apa yang kau sentuh, Shim! Bahkan Changmin juga memeriksa buku-buku jari Jaejoong dan juga pergelangan tangannya.

"Kau terluka separah ini? Astaga!" Lelaki itu bereaksi menyebalkan. Sangat berlebihan.

"Aku tidak apa-apa."

"Ayo ke UKS!"

Lihatlah, tingkah Changmin seperti seorang kekasih saja! Dilihat dari sudut mana pun Yunho yang jauh lebih terluka saat ini. Sejak tadi Jaejoong memukul Yunho, sementara Yunho hanya pasrah.

"Maafkan sahabatku, Jung Yunho! Dia memang susah mengendalikan emosi. Aku akan membiayai pengobatanmu." Changmin mengangguk mantap.

Hah?

Apa ini sebuah penghinaan? Yunho punya banyak uang, lebih banyak daripada keluarga Shim. Ketika keluarga Shim membeli pesawat, keluarga Jung akan membeli pabriknya.

Sekaya itulah keluarga Jung.

"Aku tidak membutuhkan bantuanmu." Yunho berkata dingin.

"Benarkah? Kau tidak apa-apa? Kau tidak akan memperkarakan masalah ini hingga ke ranah hukum, bukan?" Changmin mulai keterlaluan.

"Changmin, aku tidak masalah dengan itu. Kalau memang dia ingin membawa masalah ini ke pengadilan, aku tidak peduli." Jaejoong menyahut.

"Tidak, tidak!" Changmin menggeleng, lalu berbisik lagi. "Aku akan melindungimu!" Changmin menarik lengan Jaejoong pergi, tetapi Yunho tanggap melihatnya. Yunho tidak terima ketika Changmin membawa Jaejoong pergi. Ketika Changmin menarik Jaejoong semena-mena, jemari Yunho menahannya. Yunho geram.

"Lepaskan tanganmu, Shim Changmin!"

Changmin mengerjap.

"Jangan dengarkan dia! Ayo kita pergi!" Jaejoong menengahi.

"Aku serius! Lepaskan tanganmu, Changmin!"

Changmin melongo, menatap Yunho dan Jaejoong bergantian. Mereka berada dalam posisi yang canggung. Satunya menarik lengan Jaejoong, satunya lagi menarik lengan Changmin.

Sebenarnya apa yang terjadi sekarang?

"Ayo kita pergi!" Jaejoong masih keras kepala. Tetapi cengkeraman tangan Yunho makin mengerat.

"Ada apa sebenarnya?" tanya Changmin bingung. Dia tidak tahu kalau akhirnya dia diseret dalam pertengkaran mencurigakan ini.

"Abaikan dia!"

"Lepaskan tanganmu!"

Changmin berada dalam posisi yang sulit. Dia ingin melepaskan tangan Jaejoong, tetapi dia melihat raut memohon temannya itu. Sementara Yunho tampak sangat kesal ketika dia menyentuh lengan Jaejoong.

"Aku akan menghitung hingga tiga, Shim Changmin."

Changmin menelan ludah. Sekarang aura kepemimpinan keluarga Jung terlihat. Changmin tidak ingin dalam masalah sekarang. Meski dia bisa saja marah. Changmin melihat raut Jaejoong yang enggan itu.

"Satu!"

Changmin mengerjap ke arah Jaejoong.

"Dua!"

Changmin memohon agar Jaejoong tidak menyeretnya.

"Ti..."

"Baik, aku mengerti!" Changmin melepaskan tangannya dari lengan Jaejoong. Ia menyerah.

Ketika jari Changmin terlepas dari lengan Jaejoong, Yunho menarik Jaejoong pergi. Lelaki itu menyeret Jaejoong keluar dari sekolah. Yunho menghentikan taksi, lalu mendorong Jaejoong masuk ke dalamnya. Jaejoong sempat marah dan meronta, namun Yunho jauh lebih berkuasa. Yunho berhasil "menculik" Jaejoong dan membawanya pergi. Yunho sudah tak tahan lagi dengan tingkah Jaejoong terhadapnya, jadi dia harus bergerak lebih dulu.

Mereka pergi ke kediaman Jung.

Lagi, setelah sekian tahun.

TBC

Ini tamat sampai chap 25... Orific sebelah akan selang-seling sama ini nanti. Hitungannya pas, kan? :v

Lovely ChubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang