EMPAT BELAS

439 56 4
                                    

Senyuman yang terukir di bibir Koeun menghilang dan ia langsung berlari ke kamar dan langsung menidurkan diri di tempat tidurnya. Koeun tidak percaya Mark akan menciumnya besok, tidak masalah jika di pipi atau kening, tetapi jika di bibir? Koeun khawatir sehingga ia langsung tidur.

....................................

Esok Hari

Koeun berangkat lebih pagi menghindari Mark yang akan mengajaknya berangkat bersama.

Sekolah

Koeun berjalan di koridor kelas menuju perpustakaan dan, "Koeun-ah!" panggil Mark, Koeun berbalik, Koeun terkejut dan mukanya sedikti memerah.

"Apa?" tanya Koeun menenangkan dirinya, "Tumben pergi lebih pagi" kata Mark, "Pengen aja, aku mau ke toilet dulu" kata Koeun berjalan lurus, "Toilet kan dibelakang" kata Mark menatap Koeun heran. Koeun berhenti dan berlari kembali ke arah seharusnya.

Mark heran dan memilih pergi ke kelas.

Kelas

Mark duduk, "Koeun berangkat pagi sekali, kenapa?" tanya Chan, "Aku juga tidak tahu" kata Mark.

"Mark! Kau akan mencium Koeun di sekolah?" tanya Yeri keras. Mark menyimpan jarinya di bibirnya, "Hah?" kaget semuanya.

"Ternyata, dia Cuma mau menghindar" kata Chan santai, "Kenapa dia harus menghindari? Aku tidak akan melakukan lebih dari sekedar menciumnya" kata Mark.

"Menciumnya di bibir adalah hal yang baru pertama kali akan ia rasakan wajar saja jika dia takut" kata Yeri. Koeun masuk dan langsung duduk dan bahkan tidak menatap Mark.

"Siapa bilang itu yang pertama?" tanya Chan, "Apa maksudmu?" tanya Yeri, "Ah, sudah tidak usah dibicarakan, memperumit masalah saja" kata Mark memberhentikan pembicaraan mereka sebeum Koeun meledak.

Koeun membalikkan tubuhnya menghadap Yeri. Muka Koeun memerah bahkan terasa panas.

"Kau mau ke UKS saja?" tanya Yeri melihat Koeun yang memerah mukanya, Koeun mengangguk.

Koeun dan Yeri pergi ke UKS, "Koeun-ah, gak bakalan masuk kelas?" tanya Yeri. "Sampe istirahat" kata Koeun singkat.

"Kau tidak tahukan dimana Mark akan menciummu kenapa begitu khawatir" kata Yeri sedikit kesal.

"Karena jika dia berbicara seperti itu sudah pasti di bibir bukan di pipi lagi" kata Koeun menidurkan dirinya di ranjang UKS.

"Yasudah, aku pergi dulu" kata Yeri pergi karena ia harus tetap ikut belajar dan memberitahu soal Koeun izin ke UKS karena alasan yang tidak masuk akal.

Waktu istirahat datang dan alih-alih pergi ke kantin, Mark pergi menuju ke UKS mengetahui bahwa Koeun sedang di UKS.

"Koeun-ah" panggil Mark, Koeun tertegun mendengar Mark memanggilnya. Koeun yang menghadap ke arah lain berbalik ke arah Mark.

"Kau tidak pergi ke kantin?" tanya Koeun, "Aku tidak bisa makan disana jika kau terbaring sakit disini" kata Mark duduk di pinggir ranjang.

"Aku baik-baik saja" kata Koeun memposisikan dirinya agar duduk, "Lalu kenapa kau di UKS sekarang jika kau baik-baik saja?" tanya Mark.

"Aku hanya sedikit pusing, dengan sedikit tidur sudah membaik" jawab Koeun. Itu 30% fakta sisanya adalah alasan tidak mau bertemu dengan Mark.

"Kau sarapan tadi pagi?" tanya Mark, Koeun mengangguk, "Ah, mungkin kau kurang tidur" lanjut Mark.

"Kau pergi makan saja" kata Koeun, "Aku tidak mau" kata Mark menggenggam telapak tangan Koeun.

Koeun tersenyum, "Kau memakainya" kata Mark. Koeun ingat bahwa ia memakai kalung yang diberikan oleh Mark.

You Call It RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang