TUJUH BELAS

331 54 5
                                    

Hari ini adalah H-1 dari Hari Ujian mereka. Semua siswa sibuk mempersiapkan diri mulai dari belajar dengan giat juga berdoa.

Sedari tadi Koeun mengerjakan soal-soal latihan dari buku dan juga internet tanpa henti bahkan saat ibunya memberikan susu segar untuknya 30 menit yang lalu, dia belum meminumnya. Ia hanya terlalu fokus untuk ujian.

Ponselnya juga terus berdering. Mark terus-terusan mengirimkannya pesan lalu menelfonnya. Koeun tahu namun sekarang bukan saat-nya memikirkan hubungannya dan Koeun tahu Mark pasti mengerti namun Mark hanya ingin bermain-main dengannya.

Tepat jam 9 malam, Koeun menyelesaikan kegiatan belajarnya dan membuka pesan dari Mark.

Mark: Ayo kita bertemu di Hangang!
Koeun: Apa kau pikir aku boleh? Seperti kau tidak tahu saja
Mark: Aku sudah mengirim pesan kepada ibumu juga :))

Koeun memakai jaketnya, memasukkan ponselnya ke dalam saku jaketnya lalu keluar dari kamar.

"Eomma, aku akan bertemu dengan Mark di Hangang" ucap Koeun di ambang pintu.

"Cepat pulang!" teriak Eomma Koeun dari dapur lalu tersenyum.

........

Mark sudah menunggu Koeun. Sedari tadi, dia hanya bisa melihat pemandangan sungai dan tersenyum. Terlihat banyak pasangan di daerah tempat ia berada.

"Minhyung-ah" panggil Koeun. Mark berbalik dan menemukan Koeun berjalan ke arahnya lalu tersenyum.

"Aku tahu kau pasti sibuk belajar tapi aku tidak bisa mendiamkanmu" ucap Mark menggenggam tangan Koeun yang dingin.

"Lalu apa kau tidak belajar?" tanya Koeun tersenyum.

"Kau mau tahu kenyataannya? Aku tidak tidur kemarin malam karena aku belajar" ucap Mark menunjukkan bahwa ia juga belajar.

"Lalu kenapa kau memintaku kesini? Menurutku, tidak ada anak SMA kelas 3 disini, mereka semua pasti sedang fokus untuk belajar" ucap Koeun melihat sekelilingnya.

"Ayolah, kita harus berbeda dari yang lain lagipula kau juga sudah belajar dengan keras. Pasti akan dibayar dengan hal yang sangat baik" ucap Mark.

"Tapi sebenarnya untuk apa?" tanya Koeun semakin penasaran. Mark tersenyum.

"Tidak, aku ingin bersamamu saja. Tidak salahkan" ucap Mark tersenyum menggenggam kedua tangan Koeun dan Koeun menghadapnya. Koeun mengerutkan dahinya.

"Kau aneh hari ini" ucap Koeun. "Lalu kau ingin mendengar kebenarannya?" tanya Mark.

Koeun mengangguk. "Lebih baik dirimu mengatakan yang sebenarnya daripada menyakitiku di kemudian hari" ucap Koeun.

"Koeun-ah... aku akan pergi besok malam" ucap Mark. Senyuman yang Koeun tunjukkan sedari tadi hilang dalam sekejap.

"Ah, itu alasanmu? Tapi, kita bisa bertemu lagi besok, untuk yang terakhir kali" ucap Koeun.

"Aku tidak tahu maka dari itu aku memintamu kesini" ucap Mark menggenggam tangan Koeun sangat erat.

"Lalu bagaimana dengan Suhyun?" tanya Koeun yang bisa-bisanya menanyakan soal Suhyun.

"Dia akan menyusulku lusa" ucap Mark tenang menatap Koeun.

Koeun membulatkan matanya terkejut. Mark tertawa kecil.

"Aku akan tetap bersamamu. Aku janji" ucap Mark melepaskan tangan kanannya lalu menunjukkan jari kelingkingnya lalu Koeun membalasnya.

Mereka berdua tersenyum lalu Koeun menarik Mark untuk sebuah pelukan. Rasanya seperti pelukan perpisahan namun apa yang dikatakan Koeun benar, mungkin saja mereka akan bertemu lebih besok.

"Kau pasti akan sangat merindukanku nanti" ucap Mark menebak-nebak soal isi hati Koeun.

"Aku akan sangat sangat sangat sangat merindukanmu" ucap Koeun mengungkapkan isi hatinya. Mark tersenyum.

Koeun melepaskan pelukannya.

"Aku akan berjanji satu hal lagi" ucap Mark. "Apa?" tanya Koeun.

"Aku tidak akan memberikan bibirku untuk wanita lain selain dirimu" ucap Mark. Koeun terkejut.

"Kenapa kau mengatakan seperti itu? Maksudku, di tempat umum" ucap Koeun.

"Tapi benarkan? Maksudku wanita mana yang ingin pria-nya dicium oleh wanita lain selain dirinya" ucap Mark.

"Ey, sejak kapan kau berubah menjadi sangat dewasa dan penuh percaya diri" ucap Koeun tidak percaya padahal jantungnya berdegup sangat cepat mendengarnya.

"Sejak aku tahu aku akan meninggalkanmu. Aku harus memastikan bahwa aku akan tetap menjadi milikmu dimanapun aku berada dan dimanapun kau berada" ucap Mark.

Koeun tersenyum. Mark mendekatkan wajahnya dengan wajah Koeun.

CUP!

Mark mencium Koeun. Kini bukan hanya sebuah kecupan. Selain pelukan perpisahaan, ini mungkin juga menjadi ciuman perpisahan mereka. Serius dan berani.

Mark menarik bibirnya untuk bernafas lalu tersenyum.

"Kenapa kau tersenyum seperti itu?" tanya Koeun.

"Pipi bersemu merah" ucap Mark jujur. Koeun langsung memegang pipinya yang bersemu merah.

Mark menarik tangan Koeun dari pipi yang bersemu merah itu dan menggantinya dengan tangan Mark yang lebih hangat.

"Ayo kita pulang, Mark" ucap Koeun. Mark mengangguk.

Mark menggenggam tangan Koeun erat seraya mereka berjalan pulang.

.

.

.

.

Maaf yah baru bisa update sekarang btw baca cerita aku yang lain yah :)) emang sih bukan mark x koeun tapi mungkin aja suka hehehe. Jangan lupa vote+comment :))

- freakingdaydreamer

You Call It RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang