ENAM BELAS

344 52 1
                                    

Koeun bangun dengan perasaan bahagia. Tidak sebahagia tadi malam karena waktu tidurnya terganggu karena ia harus pergi ke sekolah dan sudah berjanji bertemu Mark di perpustakaan pagi hari.

Koeun segera pergi mandi lalu memakai seragamnnya dan menyiapkan peralatan untuk pergi ke sekolahnya lalu turun untuk sarapan.

"Cukup pagi hari ini" ucap Eomma Koeun melihat Koeun bangun lebih awal dibandingkan biasanya.

Koeun hanya tersenyum lalu duduk dan menuangkan susu, "Kau sudah belajar untuk ujian masuk universitas?" tanya Appa Koeun.

"Sedang dalam proses" ucap Koeun memotong waffle buatan ibunya itu. Koeun melahap waffle-nya itu sampai habis dan langsung pamit untuk pergi ke sekolah.

.........

Koeun berangkat cukup pagi dan keadaan sekolah tidak seramai biasanya. Koeun menyimpan tasnya dan langsung pergi ke perpustakaan.

Sekolah saat sudah sepi memang terlihat sangat menyeramkan, bukan menyeramkan namun menegangkan saja walaupun bangunannya adalah bangunan baru.

Disaat Koeun berjalan seseorang memegang bahunya dan ia langsung berbalik.

"Minhyung-ah" ucap Koeun sadar bahwa Mark yang sedang berniat mengagetkannya. Mark tersenyum.

"Aku kira kau akan berangkat siang" ucap Mark mulai berjalan bersama Koeun.

"Tentu saja tidak, karena aku punya niat untuk belajar lebih keras" ucap Koeun tersenyum.

"Dan juga niat bertemu denganku" ucap Mark menambahkan alasan Koeun. Koeun hanya tersenyum.

.........

Perpustakaan terlihat seperti hanya rak-rak yang berisi buku namun desain ruangan yang modern membuatnya lebih terlihat modern dan tidak membosankan.

Koeun terus mencari buku yang ia cari dan Mark juga ikut mencari buku-buku yang ia butuhkan.

Selesai itu mereka berdua langsung duduk dan tenggelam kepada buku masing-masing. Koeun tahu bahwa ketika Mark sedang fokus kepada sebuah buku maka ia akan sulit diganggu.

Sampai akhirnya, Mark selesai membaca buku. "Aku masih tidak mengerti tentang isi buku ini setelah mengulangnya 3 kali, ini ketiga kalinya, aku membaca buku ini" ucap Mark.

"Kau tahu, ada banyak buku yang hanya dibuat untuk menghibur saja namun tidak ada maksud pasti kenapa buku itu ada, dan isinya juga harus diterjemahkan menggunakan Bahasa sendiri karena Bahasa yang dipakai tidak dimengerti oleh banyak orang" ucap Koeun.

"Benar juga" ucap Mark lalu mengembalikan buku tersebut ke raknya masing-masing begitu juga dengan Koeun.

Mereka keluar perpustakaan dan sekolah sudah ramai. Mereka baru sadar bahwa mereka menghabiskan sekitar 15-30 menit di perpustakaan dan sekolah mulai ramai.

Mark memilih untuk pergi ke lapangan basket terlebih dahulu sedangkan Koeun langsung pergi ke kelas, mungkin saja Yeri sudah datang.

"Tumben sekali kau datang pagi, aku sangat heran saat melihat tasmu" ucap Yeri yang sudah duduk di bangku sebelahnya.

"Aku harus mencari buku di perpustakaan" ucap Koeun. "Sendirian? Ah, tidak, ada tas Mark tadi" ucap Yeri.

"Kalian melakukan apa di perpustakaan?" tanya Mina tiba-tiba dari bangku depan.

"Kita hanya membaca buku, Mark tipe orang yang sangat fokus ketika ia membaca sebuah buku" ucap Koeun.

"Yang dapat mencairkannya adalah saat Koeun menciumnya" ucap Arin.

"Itu berhasil" ucap Yeri setuju. "Ah sudahlah itu sudah berlalu" ucap Koeun.

Bel masuk berbunyi dan semua murid berlarian ke kelas masing-masing.

..........

Koeun pergi ke kantin bersama Arin saat jam istirahat datang. Yeri dipanggil Chan ke lapangan basket sehingga Yeri tidak ikut ke kantin.

"Suhyun tidak masuk kelas hari ini" ucap Arin lalu menyuapkan nasinya.

"Ah, siapa peduli" ucap Koeun lalu menyuapkan supnya. Arin tersenyum.

Mark datang, "Apa kau akan diterima disana?" tanya Arin menanyakan soal apakah ia akan diterima di universitas di Amerika atau tidak.

"Hasilnya akan keluar minggu ini, aku tidak tahu hari apa" ucap Mark.

"Jika ia diterima, berita bahagia untuk keluarganya dan sedih untuk Koeun, bukankah begitu?" tanya Arin.

"Ey, tentu saja aku senang" ucap Koeun tersenyum. Tentu saja Koeun senang walaupun ia harus melepas Mark tentu saja.

"Menurutku, itu keduanya, aku senang namun aku sedih karena harus meninggalkan Koeun" ucap Mark tersenyum.

"Itu satu hal yang tidak bisa dihindari, tidak ada gunanya juga" ucap Arin.

............

Pulang Sekolah

Koeun berjalan bersama Mark.

"Aku tidak akan ikut saat hari kelulusan" ucap Mark. "Kenapa?" tanya Koeun.

"Aku kemungkinan besar masih harus mengurus beberapa hal langsung di Amerika" ucap Mark.

"Lalu siapa yang akan mewakilimu jika kau dipanggil sebagai murid berprestasi? Tidak ada yang bisa, hanya kau yang bisa" ucap Koeun.

"Dirimu, kau bisa mewakiliku, memang sih aku akui bahwa kau masih dibawahku namun setidaknya masih lebih baik dibandingkan orang lain" ucap Mark.

"Ah, kau memintaku dan juga merendahkanku" ucap Koeun berjalan lebih cepat.

"Aku hanya bercanda, aku memilih untuk tidak ke podium, lagipula guru-guru pasti mengerti" ucap Mark menyamai langkahnya dengan Koeun.

Koeun hanya mengangguk.

"Kau benar-benar rendah hati namun bukankah kau akan bangga jika naik ke atas podium" ucap Koeun.

"Aku tidak perlu ke podium hanya untuk merasa bangga, aku bangga pada diriku sendiri tanpa harus kesana, aku bersamamu saja aku merasa bangga" ucap Mark tersenyum. Koeun senang tetapi ia tidak menyukai ucapan Mark yang membuat pipinya bersemu merah.

"Aku duluan" ucap Koeun masuk ke rumahnya dan Mark melambaikan tangannya lalu berjalan ke rumahnya.

*****

Aku update lagi! Makasih yang udah terus nungguin cerita ini tapi yang sabar yah aku-nya sering gak ada ide buat ngelanjutin jadi lama di updatenya terus aku kan udah kelas 3 SMP jadi mau agak fokus sekolah dulu tapi aku bakalan tetep ngelanjutin cerita ini kok sampe selesai. Jangan lupa vote+comment :) 

- freakingdaydreamer

You Call It RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang