Part 6: 1..., 2..., 3..., Gotcha!!

732 39 0
                                    

~Jocelyn Lynch POV~

    Hari ini tak ada rapat OSIS. Jadi aku bisa jalan-jalan lagi dengan Harry. Segera ku ambil iPhone ku yang berada disaku. Ku cari nama Harry. "Jocey..." panggil Rose. Damn, kenapa dia ada disaat aku akan menelepon Harry? "Hai Rose, ada apa?" tanya ku. "Aku dan Carly ingin mengajakmu keluar. Bagaimana?" tanya Rose lagi. Oh no... Jika aku ikut, aku tak jadi jalan-jalan dengan Harry. Aku tak mungkin membatalkannya. Namanya juga pasangan yang baru pacaran. Masa iya dia membatalkan janji yang telah dibuat? Tahu sendiri bukan, pasangan yang baru pacaran seperti apa?

"Well, I'm sorry Rose. I can't." jawabku.

"Loh, kenapa Joce?"

"Aku sudah ada janji dengan seseorang. Tak mungkin aku mengingkarinya. Bagaimana kalau lain waktu?"

"Oh, okay.Tak apa."

"Thanks. Sekali lagi, maaf ya. Sampaikan penyesalan ku pada Carly!"

"Okay."

"See yaa!!"

     Aku berlari meninggalkan Rose. Saat Rose tak terlihat lagi dari pandangan ku, aku segera menelepon Harry. "Hai Harry." sapaku.

"Hey Sweety, you ready?"

"Yup."

"I'll be there in 30 minutes."

"I'll wait."

"Bye, love you."

"Love you too."

     Aku segera keluar sekolah berjalan menuju Nandos dengan semangat. Bagaimana tidak? Kencan kedua, sekaligus kencan pertama setelah aku resmi menjadi pacar Harry Styles. Walaupun tak ada yang mengetahuinya, aku tetap senang. Aku tinggal harus mempersiapkan mental jika hubungan kami go public. 

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~'

~Author POV~

    Carly dan Rose berjalan menuju Nandos. "Huh, andaikan saja Jocey ikut. Kita pasti bukan makan di Nandos, mungkin sudah ke bioskop atau belanja ke mall." keluh Carly. "Aku juga ingin. Tapi dia sudah membuat janji dengan seseorang terlebih dahulu." balas Rose. "Memangnya dia membuat janji dengan siapa sih? Apa penting sekali?" gerutu Carly. Rose hanya menaikkan kedua bahunya tanda tidak tahu. 

      Tiba-tiba langkah Rose terhenti. Carly yang jalan dibelakang Rose, tiba-tiba menabrak Rose. "Rose, ada apa sih? Kenapa kau-"

"Carly, lihat!! Itu Jocey. Bersama seorang pria." ucap Rose sambil menunjuk kearah seorang gadis bergandengan tangan dengan seorang pria.

"OMG, itu Jocey?"

"Iya. Mereka baru keluar Nandos."

"Tapi siapa lelaki itu? Kalau benar itu pacarnya, kenapa dia tidak memberitahu kita?"

"Sepertinya kita akan melakukan penyelidikan Carl."

"Ayoo!!!!"

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~'

~Jocelyn Lynch POV~

    Okay, aku berada di basecamp One Direction. Dan itu artinya Harry akan mengenalkan aku kepada yang lain, kecuali Niall. "Ayo!!" ajaknya sambil menggenggam tanganku. Aku tersenyum dan membalas genggaman itu. Harry berjalan menyamai langkahku. Kemudian, dia membawaku kedalam suatu ruangan. Dan aku berani bertaruh aku ternganga melihatnya. Ruangan besar itu adalah tempat One Direction merekam semua lagu-lagunya. Dan didalam, ada Liam, Louis, Zayn, dan Niall yang sedang mengemil keripik sambil asik memainkan laptopnya. "Hello guys." sapa Harry. Semuanya menengok menuju asal suara. "Hey, buddy. Hello again Jocelyn." sapa Niall sambil melambaikan tangannya. Aku membalas lambaiannya dengan tersenyum canggung. "Oh, kau yang di M&G 2 minggu lalu itu bukan?" tanya Louis berjalan mendekati aku dan Harry. Aku mengangguk sambil tersenyum. "Aku Louis." ucapnya lagi sambil megulurkan tangan kanannya. "Jocelyn. Panggil saja Jocey." jawabku sambil membalas uluran tangan Louis. "Nice to see you." ujarnya. "Mee too."

"I'm Liam." ucap Liam melakukan seperti yang Louis lakukan tadi.

"Jocey." jawabku.

"Aku Zayn." ucap Zayn melakukan hal yang sama.

"Jocey." balasku.

  Tiba-tiba, pria berbadan besar memasuki ruangan itu. "Boys, kalian siap untuk rekaman?" tanya pria itu. "Yes, Paul." jawab mereka serempak. Well, pria itu melihat aku heran dan asing. Aku sedikit canggung sebenarnya. "Oh iya. Kenalkan. Ini Jocelyn. Pacar ku." ucap Harry yang merasakan tatapan Paul sangan menggangguku. "Wow, sorry Jocelyn. Aku tak bermaksud membuat mu tak nyaman." ujarnya. "Santai saja." balasku. "Panggil aku Paul." sambungnya lagi. "Okay Paul." balas ku.

"Okay Boys, ready!! Harry, you're first!!" ujar Paul.

"I'm ready." ujar Harry.

   Dia menuntunku untuk duduk disofa. Tepatnya disebelah Niall. "Kau tunggu sini! Dengarkan aku bernyanyi!" seru Harry sambil mencium puncak kepalaku. Aku mengangguk dan tersenyum. Setelah Harry pergi, Niall membisikan sesuatu. "Aku tak tahu, kau berkencan dengannya kemarin?" ucap Niall. Jujur saja itu membuat aku kaget dan geli. "Kau ini. Mengagetkan aku. Kenapa berpikiran seperti itu?" tanyaku. Well, aku dan Niall sudah akrab sejak kemarin. Jadi aku tak perlu canggung. "Lelaki di Nandos kemarin siapa Joce?" tanyanya menyelidik.

"Oh, Nate? Dia mantan pacarku. Kenapa? Kau menyukai dia?"

"WHAT? OF COURSE NOT. Aku ini normal!!" 

"Hahahaha, bilang saja iya. Jangan malu-malu gitu dong Niall."

"Ih, sorry aja kali ya. Mendingan aku dikejar beribu-ribu fans daripada harus dibilang homo."

    Niall, Niall. Kau ini memang teman yang enak untuk aku kerjai. Tapi tak lama, aku mendengar Harry bernyanyi dengan indahnya. Tuhan, aku benar-benar luluh padanya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~'

~Author POV~

    Harry telah sampai diapartemen Jocey. Tadi Jocey izin pulang duluan karena dia baru ingat untuk menyiapkan proposal OSIS tentang pensi. Harry melaju menuju tempat Jocey. Diketuknya pintu, tak lama pintu itu terbuka. Jocey menggunakan kaos putih dengan hotpants berwarna hitam. "You look nice." puji Harry. "Oh, c'mon!! By the way, tak ada paparazzi yang mengikutimu-kan?" tanya Jocey menoleh kearah kiri dan kanan. "No, babe." jawab Harry yang langsung mendorong Jocey kedalam.

    Dengan cepat, Harry duduk disofa biru langit yang berada diruang tengah apartemen millik Jocey. "Kau lelah sekali sepertinya?" tanya Jocey. "Tentu saja." jawab Harry. Jocey langsung duduk disebelah Harry. Kemudian tangan Harry merangkulnya. Harry menatap Jocey lama. Hingga ia mendekatkan wajahnya dengan Jocey. Jocey hanya diam saja. Wajah mereka semakin mendekat hingga Jocey bisa merasakan nafas Harry. Dan dalam waktu yang cepat, Harry mendaratkan bibirnya dibibir Jocey dengan lembut. Jocey membalasnya juga. Mereka saling berciuman.

~KRRRRRRIIIIIIIIIUUUUUKKKKKK~

   Tak lama, mereka melepaskan ciumannya. Kemudian mereka tertawa. "Kau lapar?" tanya Jocey. Harry hanya tersenyum kikuk. "Haha, kau ini. Aku akan membuatkan makanan untukmu." ujar Jocey yang langsung beranjak menuju dapur. Dia memutuskan memasak pasta saja. Saat sedang menyajikannya. Harry memeluknya dari belakang, mencium pipinya, dan menaruh dagunya dipundak Jocey. "Kau mengagetkan aku." ujar Jocey. "Maaf." ucap Harry.  "Sudahlah, ayo kita makan." ucap Jocey menaruh kedua piring berisikan pasta dimeja makan. Saat hendak menikmatinya, ada yang mengetok pintu. Harry dan Jocey menghentikan aktifitasnya. "Biar aku saja. Kau lanjutkan makanmu, okay?" ujar Jocey. Harry mengangguk. Jocey mencium pipi Harry lalu baru beranjak menuju pintu.

   Saat dibuka, Jocey terlihat kaget. Carly dan Rose ada dibalik pintu itu. "Carly? Rose? Sedang apa kalian disini?" tanya Jocey menenangkan dirinya. "Kami ingin main. Aku juga ingin menanyakan soal PR matematika padamu." ujar Carly. "Oh, emm..... maaf. Sepertinya tidak malam ini." jawab Jocey. "Kenapa? Apa ada orang lain disini?" tanya Rose. "Hah? Orang? Disini hanya ada aku. Dan tak ada-"

"Ah, kau bohong-kan Jocey? Mengaku saja!!" goda Carly.

"No!!!!"

"Ada apa ini ribut-ribut?" tanya seseorang yang muncul dibelakang Jocey.

"OMG, HARRY STYLES?"

~TO BE CONTINUE~

~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*

Gimana? Kurang puas? See ya next ya readers.

Please, give me your comment and your vote, thanks :))

Am I Lucky?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang