Part 11: I'm Half A Heart Without You

649 40 0
                                    

~Jocelyn Lynch POV~

   Hari ini adalah hari yang baru, tanpa Harry, tanpa sweetty, tanpa curls, dan tanpa semua itu. "Ready for a new life." gumamku. Aku menarik nafas dan menghembuskannya. Lalu mengambil tas dan longcoat ku. Aku pun berjalan keluar menuju sekolah. Aku berjalan kaki menuju sekolah. Ini masih pagi, dan sehat untukku. Lagipula, aku masih ingin menenangkan diri soal semalam. Ah, lupakan itu Joce!!! Tak ada gunanya lagi kau memikirkannya. Lupakan dia!! Lupakan!!

  Tanpa sengaja, aku menabrak seseorang. "Sorry." ucapku. "Jocey?" panggil orang itu. "Eleanor?" balasku. "Hello." sapanya. "Hai." balasku lagi.

"Kau ingin berangkat sekolah?" tanyanya.

"Tentu saja."

"Oh iya, harusnya aku sudah tahu."

"Kau mau kemana?" 

"Aku ingin ke membeli bunga. Tapi aku akan membeli kopi dulu."

"Oh, begitu."

"Kau sekolah dimana?"

"St. Paul High School." (oke, ini ngasal parah)

"Oh, dekat dengan starbucks. Aku mau kesana."

"Memangnya starbucks sudah buka?"

"Sudah lah. Aku selalu kesana setiap pagi. Tapi kalau sedang ingin saja."

"Oh, okay. Ayo kita kesana!"

"Ayo!!!"

    Selama dijalan, aku dan Eleanor asik mengobrol. Dan, untungnya dia belum mengetahui soal aku dan Harry. Tak terasa kami sampai di Starbucks. "Well, aku harus pergi Ele." ucapku. "Oh, okay. Have a great day." ucapnya ramah. "See yaa Ele." ucapku. "See yaa!!" balasnya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

~Eleanor Calder POV~

"See yaa!!" ucapku pada Jocey. 

   Tak lama, aku mendapat telepon. Dari Louis. "Hey babe, what's wrong?" tanyaku. "Babe, aku ingin minta tolong." ucap Louis. Okay, ini tidak lucu. Suaranya sangat panik dan khawatir. Dia seperti frustasi. "What's wrong? Aku akan coba menolong mu." ucapku.

"Apa kau tahu dimana Jocelyn?"

"Memangnya kenapa?"

"Harry pingsan saat show. Terpaksa kami menghentikan konser. Sekarang dia sedang di ICU. Dan sejak tadi dia memanggil nama Jocelyn. Apa kau tahu dimana rumahnya?" 

   Apa? Harry pingsan? "Lou, aku barusan bersama Jocelyn. Tapi-"

"Benarkah? Mana dia? Suruh dia bicara ditelepon, biar Harry mendengar suaranya."

"Lou, tapi dia sudah tak bersama ku. Aku dan dia berpisah di Starbucks dan- Wait, aku tahu dia dimana."

"Really?"

"Yeah, hold on!!"

    Aku berlari menuju sekolah Jocey. Okay, aku sudah sampai. Dan, aku mencari ke lorong-lorong. Dan langkah ku terhenti saat melihat sosok tak asing di kantin. Tak salah lagi, itu Jocey. Aku berlari mengahampirinya. "Jocey." panggil ku sambil menepuk bahunya dan langsung duduk di sampingnya. Aku tahu dia kaget. "Eleanor? Sedang apa kau disini?" tanyanya terkejut. Aku menstabilkan nafasku. "Hai Carly." sapa ku di sela-sela menstabilkan nafasku. Carly hanya tersenyum manis sambil melambaikan tangan. "Ini!" ucapku sambil menyodorkan iPhone ku. "Apa?" tanya balik.

"Harry pingsan. Louis meminta mu untuk berbicara. Biar Harry mendengar suaramu. Dia memanggil namamu terus."

  Dia menatap iPhone ku ragu. "Kenapa? Harry membutuhkanmu." ucapku. Dia dengan ragu mengambil iPhone ku. Dan meletakkannya di telinganya. "Hallo?" sapanya. Aku hanya memerhatikannya. Dan aku melihatnya, mata Jocey sembab. "Iya Louis. Boleh aku bicara dengannya?" tanyanya. Dia mengangguk dan berdeham kemudian. "Harry? I-ini aku." jawabnya. Okay, dia bergetar. "Bangunlah!" serunya lembut tapi dengan nada sedih didalamnya. "Aku disini." ujarnya lagi. Sesaat kemudian dia mematikan sambungan. "Kau kenapa?" tanyaku khawatir. Aku memegangi pundaknya. Aku melihat dia mengucurkan air mata. "Joce, kau kenapa?" tanyaku khawatir. "Bolehkah aku memelukmu?" tanyanya dengan nada terisak. Aku mengangguk dan langsung mendekap dia ke pelukanku. Dia terisak dipelukanku. "Hei, kau kenapa? Cerita padaku!" ucapku sambil mengelus rambutnya yang indah. "Aku dan Harry sudah berakhir." jawabnya ditengah isakannya. Okay, aku terkejut. Sangat terkejut. "Bagaimana bisa?" tanyaku.

Am I Lucky?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang