Part 8: You Are A Liar

652 36 0
                                    

~Jocelyn Lynch POV~

   Sedari tadi, aku hanya memandangi iPhone ku saja. Melihat wallpaper yang terpampang di screen itu. Foto ku dengan Harry yang belepotan bedak sehabis main UNO kemarin. Rasanya baru 1 jam yang lalu Harry menelepon ku dan mengucapkan selamat pagi di telepon. Tapi aku sudah ingin dia ada disini. Maklum saja, namanya juga orang pacaran. Baru semenit ditelepon pun pasti kangen lagi *oke, ini lebay parah*. Harry sedang apa ya? Apa dia sudah sarapan? Apa dia cukup tidur? Apa dia-

"Holaaaaaa Jocey!!!!" sapa Rose yang menghampiriku dan membuyarkan lamunanku.

"Sedang apa kau disini? Kau tidak sekelas denganku." ucap ku asal.

"Ya ampun. Aku kesini hanya untuk menyapa teman baikku."

"Bilang saja kau ingin aku menelepon Harry."

"Hehehe, iya. Aku ingin dengar suaranya pagi-pagi. Soalnya-"

"See? Ini yang aku cemaskan. Harry itu pacarku, bukan pacarmu. Kenapa kau sangat ingin mendengar ucapan selamat pagi pacar orang?"

"Wow, hold on!! Kau marah-marah ada apa sih? Kau sedang kedatangan tamu?"

"Tidak. Aku sedang ingin marah saja."

"Kau itu kalau sudah marah-marah sudah pasti kedatangan tamu."

"Memangnya ini tanggal berapa?"

"20."

"God, aku lupa. Antarkan aku ke toilet!!"

"Aku-"

   Tanpa menunggu jawaban Rose, aku segera menariknya. Aku berlari diikuti Rose yang kualahan. "Joce, pelan-pelan dong! Aku capek!!" gerutu Rose. "Tak bisa. Kalau nodanya ada di rok, bagaimana?" ucapku kesal. Rose hanya diam saja. Saat sudah sampai toilet. Aku masuk kekamar mandi. "AAAAHHHHH, NO NO!!! IT'S TIME...." teriakku dari dalam kamar mandi. "Joce, apa mau aku ambilkan roti jepangnya?" tawar Rose. "Iya, mau. Cepatlah ke UKS sekarang!!" ucapku. "Iya." Rose segera berlari keluar. Tak lama, Rose kembali. Dia mengetuk pintu kamar mandiku dan memberikanku si roti jepang. 

     Aku pun keluar kamar mandi. Tanpa bicara apapun, aku meninggalkan Rose sendirian. Kurasa Rose menggelengkan kepalanya. Karena dia selalu melakukan itu. "Joce, Harry-"

"Stop!! Harry sedang menuju ke New York, jadi tak bisa dihubungi siapapun." ucapku yang langsung masuk kelas. Rose memutar bola matanya lalu pergi meninggalkan kelasku setelah mengambil tas. Tapi dia kembali lagi ke kelas. "Dear, nanti ketemu di kantin saat makan siang." ucapnya. Aku mengangguk dan melambaikan tangan padanya. Dia tersenyum membalas lambaian tanganku.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

~Harry Styles POV~

    New York. Aku kembali. Kota indah, sebagai saksi kesuksesan boyband kami. Madison Square Garden terutama. Tempat itu menjadi saksi bisu kesuksesan, dan kegilaan fans kami. "Harry, kau mau jalan-jalan?" tawar Niall. "Mungkin besok? Hari ini aku lelah. Aku ingin beristirahat." ucapku. "Okay. Aku ikut besok denganmu ya?" ucapnya lagi. Aku hanya mengacungkan jempol ku. Kemudian aku menuju kamar hotelku.

   Akhirnya sampai juga di kamar. Aku merebahkan badanku. Tak lama, Zayn masuk. Ya, aku seruangan dengan Zayn. "Mau kubantu?" tanyaku. "Well, tentu." ucapnya. Aku bangun dan berjalan ke arahnya untuk membawa kopernya. "Bro, kau mau ikut besok?" tawarku. "Kemana?" tanya Zayn.

"Jalan-jalan." jawabku.

"Akan aku fikirkan."

    Tak lama, iPhonenya berdering. Dia mengangkat telepon itu. "Hallo babe." sapanya. Aku memutar bola matanya. "Itu pasti Perrie?" tebakku. Zayn hanya nyengir. "Aku juga sekarang punya Zayn." belaku. Zayn hanya terkekeh. Aku berjalan menuju kasur dan merebahkan badanku. Kulihat ke jam tanganku, jam 11 siang. Di London sekarang pukul 5 sore. Segera kurogoh saku celanaku untuk menelepon Jocey. Aku rindu padanya. "Halo?" sapanya.

Am I Lucky?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang