Part 9: Where Are You?

667 36 2
                                    

~Author POV~

   "Sudahlah Joce, jangan murung lagi. Kau belum menyentuh makan siangmu." ucap Carly. "Iya Joce. Ayolah makan. Tapi pagi kau juga tak menyentuh sarapanmu." sambung Rose. "Aku sudah makan beberapa suap tadi." jawab Jocey lirih. "Jocey, itu tadi pagi. Sekarang sudah siang. Waktunya makan siang, bukan sarapan lagi." ucap Carly kesal. Tanpa menghiraukan kata-kata Carly, Jocelyn melangkahkan kakinya pergi dari kantin. "Ah, aku menyerah dengannya." ujar Carly frustasi. "Sudahlah Carl! Dia itu sedang patah hati. balas Rose.

"Ini semua karena Harry. Kenapa dia melakukan itu? Dasar idola bodoh."'

"Percuma kau mengatakan apapun. Harry sedang tidak di London."

"Ingin rasanya aku menyusulnya dan mencekiknya. Dia sudah membuat sahabat kita tidak konsentrasi hari ini."

"Sebaiknya kita ajak dia keluar sehabis pulang sekolah?"

"Baiklah. Siapa tahu moodnya menjadi bagus?"

"Iya. Ayo kita susul dia!" 

"Rose, makan siangku belum habis."

"Habiskan lah Carly! Cepat!!"

   Dengan sigap, Carly menghabiskan makanannya. Setelah itu mencari sosok Jocelyn ke kelasnya. Namun sayang, bel keburu berbunyi dan mereka harus masuk kelas secepatnya karena pelajaran selanjutnya adalah matematika. Dimana gurunya sangat menyeramkan.

***********************************************************

   Bell pulang pun berbunyi. Jocelyn segera melangkahkan kakinya untuk pulang. Dia tidak mau pergi kemanapun. Dia hanya ingin sendirian dirumah. Tanpa dikomando, dia segera berjalan keluar sekolah. Sementara Carly dan Rose dengan santainya melangkahkan kakinya menuju kelas Jocelyn. "Wait, dia tidak ada?" tanya Carly. "James, apa kau melihat Jocey?" tanya Rose pada James, teman sekelas Jocelyn. "Oh, Jocey sudah pulang. Dia langsung keluar setelah Mrs. Dawson keluar. Sepertinya dia sakit. Dia sangat tidak bersemangat." jawab James panjang lebar. "Oh, terimakasih infonya." balas Rose.

"See? Dia benar-benar kacau. Ayo kita ke New York!!" ucap Carly kesal.

"Hei, untuk apa kita ke New York?" tanya Rose menaikkan alisnya.

"Membuangmu."

"Hei, kenapa kau ingin membuangku ke New York?"

"Ya tentu saja mencekik Harry dan meminta pertanggung jawabannya."

"Oh, ku kira."

"Aduh Rose, kenapa kau begitu lemot? Aku heran kenapa Jack mau menjadi pacarmu?"

"Jangan-"

"Ah, sudahlah! Ayo kita susul Jocey!"

   Carly segera menarik tangan Rose untuk menuju apartemen Jocey supaya jangan ada sesuatu hal yang mengerikan terjadi disana.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

~Jocelyn Lynch POV~

    Aku tak tahu harus melakukan apa. Aku hanya melamun saja sedari tadi. Semua gara-gara berita itu. Entah kenapa, aku merasa sakit mendengar berita itu. Bukan mendengar, tapi melihat. Apa maksudnya itu? Dia berbohong. You are a liar Harry. Lebih baik aku menenangkan diri. Makan es krim. Aku suka makan es krim jika sedang dalam perasaan yang bisa dibilang 'MENYEDIHKAN' seperti sekarang. Kupercepat langkahku.

    Saat sudah tiba, dengan cepat aku masuk ke kedai es krim langganan ku. "Hey Joe." sapaku kepada Joe, pekerja disini sekaligus temanku. Dia sudah kuanggap seperti kakak bagiku. Tapi untuk urusan seperti ini, aku tak mau menceritakan padanya. Aku masih belum siap. Lagipula, dia itu tidak percaya begitu saja. Dia pasti akan bilang "kau ini pemimpi yang hebat ya Joce" atau "Wow, aku terkesan. Kau berbakat menjadi penulis cerita fantasi." what the hell? 

Am I Lucky?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang