Part 18: Be A Big Family

594 31 0
                                    

~Jocelyn Lynch POV~

   Aku melangkahkan kakiku di Dayton International Airpot. Namun ada satu hal yang membuatku tak nyaman. Dimana-mana paparazzi. "Holly crap! Paparazzi? How they know I'm here?" gumamku kesal. Mau tak mau aku melesat melewati lautan paparazzi. "Jocelyn!! Bisa lihat kesini?" tanya salah seorang paparazzi. Aku hanya tersenyum. "Permisi, kakakku sudah menunggu." ucapku, sabar. "Jocelyn, mengapa kau tak bersama Harry?" tanya seorang paparazzi. "Uhm, bisakah kalian minggir? Kakakku menunggu ku." ujarku lagi. "Apakah hubungan kalian sedang tidak baik?" tanya paparazzi yang lain. "Kami baik-baik saja." jawabku akhirnya dengan senyuman. "Lalu kenapa kalian tidak merayakan-"

"Minggir, aku mau menemui adikku." teriak seorang pria.

    Aku tersenyum mendengar suara itu. Michael, kakaku datang menyelamatkan ku akhirnya. Aku melihat seseorang lagi disebelahnya. Mark. Kembaran Michael. Aku memang punya kakak laki-laki kembar. Dan sebenarnya, aku punya kakak laki-laki satu lagi. Dia beda 4 tahun dari ku dan beda 2 tahun lebih tua dari Michael dan Mark. Jaden namanya. 

     Michael dan Mark menghampiriku, lalu Michael menarikku dan Mark membawakan koperku. Aku bersyukur punya kakak seperti mereka. Setelah keluar dari kerumunan paparazzi kami segera berlari menuju mobil yang berada diparkiran. "Argh, suck." gerutu ku. "Kau pulang-pulang sudah berteriak begitu. Kau tak rindu pada kami?" tegur Mark. "Oops, sorry brothers. I miss you guys." ucapku sambil nyengir. Michael dan Mark hanya terkekeh. "Jelaskan hubungan kau dengan Harry Styles dari One Direction itu pada kami dan Jaden nanti dirumah!" seru Michael. Aku mengangguk ragu. Aku sebenarnya tak ingin bercerita tentang ini. Tapi karena mereka kakak ku dan aku dekat dengan mereka, mau tak mau aku harus bercerita. 

    Tanpa kusadari, mobil ini sudah melaju. Kulihat paparazzi mengetuk jendela mobil kami. "Kau selebriti sekarang." gumam Mark. "Argh, aku tak mau privasiku diganggu." gerutu ku. "Well, kenapa kau memberi tahu mereka kau akan pulang?" tanya Michael. "Oh, aku bersumpah aku tak memberitahu mereka. Kecuali, damn, that picture. Dan mungkin mereka mencari info ke seluruh travel agent di London? Bodoh kau Joce!!" rutuk ku. "Percuma saja kau merutuki dirimu. Semuanya sudah terjadi." balas Mark. 

    Aku merogoh saku ku untuk mengambil iPhone ku yang saat ini aku matikan. Aku segera menyalakannya dan....

30 Missed Calls from Harry Styles

10 Missed Calls from Eleanor Calder

15 Missed Calls from Carly Schroeder

10 Missed Calls from Rose Casey

     Mataku membulat. "Lebih banyak dari kemarin." gumamku. "Apa yang lebih banyak?" tanya Michael. "Eh? Nothing." dusta ku. "Ada sesuatu yang dia sembunyikan Mike." ujar Mark. "Kalian mau tahu saja sih?" gerutu ku. Michael dan Mark tertawa. "Tak ada yang lucu." ucapku kesal. Mereka masih tertawa. Aku putuskan menelepon Eleanor saja. "Halo Ele?" sapaku. "HALO JOCE? KEMANA SAJA KAU?" balas Eleanor heboh.

"Easy Tommo's! Aku masih punya telinga disini." gerutuku kesal.

"OhStyles'sakupanikkaumenghilangDanterkejutsaatHarrybilangkaupulangKukirakitaakanmerayakan-"

"Ya ampun Ele, bisa kau memberikan titik atau koma didalam kalimatmu itu? Kupingku akan segera tuli kalau kau tidak berhenti. Kau memang titisan perempuan dari Louis. Aku sudah sampai di Ohio saat ini. Tolong sampaikan pada Harry!"

"Kenapa kau tak sampaikan padanya?"

"Kenapa sih Ele? Aku minta tolong padamu."

"Aku tak bisa. Aku sedang di Manchester sekarang."

Am I Lucky?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang