Part 24: She's There

432 34 1
                                    

~Author's POV~

"Si- AAAHHH- MMPPHHH!!!!!!!" 

          Harry terlonjak kaget ketika mendengar teriakan Jocelyn. "Jocelyn?" panggil Harry. Namun tak ada jawaban. Harry beranjak menyusulnya. Namun kosong. Harry menoleh kearah 2 lift, tertutup. "Jocelyn, ini tidak lucu sama sekali." teriak Harry, berharap Jocelyn akan keluar dari lift. Salah satu pintu lift terbuka tiba-tiba. Namun yang muncul, bukanlah Jocelyn. Harry segera menuju salah satu lift. Namun ternyata, lift itu berada di ground floor. Berarti, tidak mungkin Jocelyn bersembunyi. 

        Harry segera kembali ke apartemen Jocelyn, dan mencari Jocelyn keseluruh ruangan. "Dimana dia? Buat aku panik saja. Bisa-bisa, aku yang disalahkan." gerutu Harry kesal. Harry mengeluarkan iPhonenya, bermaksud menelepon Jocelyn. Namun, iPhone Jocelyn berada di meja ruang tengah. Harry mengusap wajahnya kasar. "Oke, aku semakin panik sekarang." gerutu Harry. 

         Harry memutuskan untuk menghubungi The Boys. Tapi mungkin sms lebih praktis.

To: Daddy Payno, Louis Tommo, NiNi Horan, Dj Malik

ASAP!! I need your help, guys!!! Come to the Jocelyn's!!!

         Pesan pun terkirim. Sekarang, sambil menunggu apa yang akan terjadi, Harry duduk disofa, menebak-nebak apa yang akan diterimanya setelah sahabat-sahabatnya itu sampai. Cacian, hinaan, kata-kata kasar? Atau yang lebih parah, pukulan dari Louis yang bisa disimpulkan paling menyayangi Jocelyn karena Jocelyn sudah dianggap adik oleh Louis. "Yang benar saja!" gumam Harry setelah pikiran-pikiran itu terlintas.

         Harry memutuskan untuk ke dapur. Dia mengambil gelas yang diletakkan di counter. Lalu menuju kulkas. Sebelum membuka, Harry mematung. Pintu kulkas itu membuatnya mematung dan kaku. Wajah ceria miliknya. Wajah ceria gadis itu. Terlihat jelas disana. Dia melihat tulisan tangan yang ada di kertas karton itu.

You belong to me, and I belong to you. Don't forget about the last year memories. Thanks about the best memories that I've already got. And thanks for being my beautiful memories. I love you ♥

Your Curls,

Harry xx

           Harry memegang kepalanya. Terasa nyeri.Wajah dan suara Jocelyn terbayang.

Maafkan aku

Umm, aku harus pergi. Permisi

Aku tahu kau belum meninggalkan tempat ini

Awww, Harry, apa-apaan kau ini? Sakit tahu

Whatever. Yang penting, aku menang. Kau harus menuruti permintaan ku Harry Styles

Hati-hati menyetirnya. Jika sudah sampai, hubungi aku. Okay?

Ku kira kau bisa melupakan aku seperti kau melupakan semua mantan-mantanmu. Dan segera mendapatkan gadis lain

Aku tahu Harry. Aku sudah tinggal disini sebelum aku menjadi pacarmu

Morning Curls

Ssshh, jangan mulai okay? Aku tak ingin ribut dengan mu. Kini kau sedang berlibur. Nikmati dulu days-off mu. Biarkan aku pulang besok. Aku janji, aku akan rajin menghubungi di London. Okay?

           Harry masih memegangi kepalanya. Gelas kaca yang ada ditangannya jatuh, dan pecah. Suara-suara Jocelyn terngiang. Suara-suara lembut dan ramah berubah menjadi suara getaran, dan suara seseorang yang terluka.

Kau kemana? Tidak menghubungi ku?

Kita putus

          Kalimat terakhir itu mengibaratkan seperti dirinya tersambar petir. Kalimat yang menyayat hati. Harry memegangi dadanya dengan salah satu tangannya. Sedangkan tangan yang lain masih ditaruh dikepalanya. Sebuah percakapan terulang.

Am I Lucky?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang