8

12.9K 879 103
                                    


Akhir-akhir ini Prilly sudah diserang penyakit bengong. Dan hal itu membuat Aya bingung. Karena jarang-jarang Prilly seperti itu.

Sifat Ali yang tengil, pecicilan membuat ia nyaman. Walaupun terkadang Ali membuat ia marah karena tingkah nya yang konyol.

Tapi saat Ali harus ke Bandung menjenguk nenek nya karena sakit, itu membuat Prilly merasa kehilangan Ali walaupun sesaat. Karena memang setiap hari Ali selalu saja menggoda Prilly, dan hal itu membuat Prilly merindukan dia.

"Bengoong teruuus! Ampe ayam berubah jadi telur!" teriak Aya dari sofa karena Prilly kini berada di meja makan.

"Tuh bocah kenapa sih? Sekarang sering banget bengong, senyum-senyum sendiri lagi. Apa urat syaraf nya putus?" Aya bertanya pada dirinya sendiri lalu menghampiri Prilly.

Aya menatap Prilly lekat. Terlihat sekali Prilly sedang tersenyum namun pikiran nya entah kemana. Bahkan ia tidak menyadari ada Aya di hadapan nya.

"Pril..." panggil Aya.

Tetap, Prilly tidak merespon panggilan Aya. Dan sebuah ide jahil terlintas di kepalanya.

"Prilll, wooi itu ada Ali di depan!" pekik Aya.

Prilly terperanjat. "Dimana?"

Aya tersenyum jahil. "Aahh bener kan dugaan gue, lo lagi mikirin si ulet keket."

"Apaan sih lo? Siapa juga yang lagi mikirin si setan arab?" sanggah Prilly.

"Alah ngaku aja nape Pril? Gue tau ko lo udah mulai suka kan sama si Ali?"

"Ngga. Siapa juga yang suka sama sama dia? Lo jangan banyak gosip nape Ay?"

"Heh upil semut, gue tau lo suka sama si Ali. Lo itu ngga bisa bohong dari gue. Kita kenal tuh udah lama, jaman kita masih dalam perut kita tuh udah kenalan. Udah sahabatan."

"Sarap lo!" cibir Prilly.

Aya terkekeh kecil. "Udah jujur aja sama gue Pril, lo suka kan sama si Ali?"

"Ng---nga si---siapa yang suka s---sama si Ali sih?" tanya Prilly terbata.

"Elah, ngomong lu cem si Thapki aje sih."

"Thapki apaan?"

"Tuh sinema India yang di ANTV yang tayang nya jam 1 itu loh," ucap Aya.

"Dasar emak-emak!"

Aya tertawa sambil menoyor kepala Prilly. Dan hampir membuat Prilly terjengkang.

"Heh nyet, ngga usah gitu juga kali!"

"Sorry Pril. Oke sekarang gue tanya sama lo. Lo suka kan sama si Ali? Gue udah kenal lo lama Pril," ujar Aya sambil memakan keripik di depan nya.

"Apaan sih lo?"

"Jujur aja sama gue Pril, elah."

"Ay... Emmm... lo kalo deket si Baja nyaman ngga? Lo bahagia deket dia? Lo merasa jantung lo berdetak lebih cepat ngga pas di dekat Baja?"

"Nah kan nah kan, ketauan kan lo suka sama si Ali."

"Jawab aja napa sih? Gue tabok juga lo!" ancam Prilly dengan tangan mengepal.

"Iya sorry. Jadi gini yah Pril.... Di setiap ada kamu mengapa jantungku berdetak? Berdetak nya lebih kencang seperti genderang mau perang. Di setiap ada kamu...."

Takkk....!!!

Belum selesai Aya bernyanyi. Prilly benar-benar menjitak Aya.

"Gue serius njir, lo malah nyanyi. Asli lama-lama telinga gue bersih, kalo lo nyanyi terus." Entah Prilly memuji Aya atau malah meledek Aya karena Aya selalu bernyanyi.

Cerita Cinta SMA {CCS Sesi 1}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang