"Liiii...."
Baja memanggil Ali yang sedang menonton TV sendirian. Terlihat sekali tampang serius dari Baja. Kemudian Baja duduk di samping Ali dan meraih minum di meja.
"Kenapa Ja?"
"Abel mana?"
"Bukan nya jawab pertanyaan gue, malah balik nanya." Ali mengambil keripik dalam toples sambil terus menonton acara TV.
"Ya jawab dulu, Abel mana?" tanya Baja sekali lagi.
"Dia udah tidur Ja, kenapa?"
"Lo masih cinta sama dia?" tanya Baja to the point.
Ali langsung terdiam dan berhenti mengunyah keripik nya. Lalu menoleh ke arah Baja.
"Kenapa lo nanya gitu? Maksud lo apa?" Ali menatap Baja bingung.
"Gue cuma pengen mastiin, kalo di hati lo itu udah ngga ada yang namanya Abella Luana Aresh, cinta pertama lo yang pernah bikin lo down berbulan-bulan." Baja mempertegas perkataan nya.
Ali diam. Ia mengalihkan pandangan nya enggan menatap Baja. Perkataan Baja saja tak ia dengarkan.
"Kenapa lo diam? Apa lo masih suka sama Abel?" tanya Baja dan menatap lekat mata Ali.
"Ngga, gue udah ngga cinta sama dia." Ali menjawab dengan nada yang tidak biasa.
"Gue ngga tau gimana hati lo. Yang jelas, lo harus inget, sekarang lo udah punya Prilly. Jangan sampai lo buat dia sakit hati karena kehadiran Abel."
"Kenapa omongan lo jadi ngelantur gini sih Ja? Lo khawatir gue akan nyakitin Prilly? Kenapa lo care banget sama dia?" kini Ali malah balik bertanya pada Baja.
Baja tersenyum kecut, "apa yang lo pikirin tentang gue? Lo pikir gue care sama Prilly, karena gue suka sama dia? Iya?"
Ali diam dan berpura-pura menonton televisi dan mengunyah keripik nya lagi.
"Asal lo tau Li, gue ngga mungkin nikung sahabat gue sendiri. Dan lo tau kan, gue itu pacar nya Aya, sahabat cewe lo."
"Gue ngga pernah bilang lo suka sama Prilly."
"Tapi pandangan mata lo dan pikiran lo yang berpendapat kaya gitu. Come on, lo pikir hati cewe itu untuk lo main-mainin? Lagi pula buat apa gue suka sama pacar sahabat gue sendiri? Di dalam kamus gue, pantang yang namanya MENIKUNG!!" tukas Baja dengan menekan kata menikung.
"Kenapa lo jadi serius kaya gini sih?"
Baja menggelengkan kepalanya, lalu ia mengambil air putih di dalam kulkas dan duduk kembali di samping Ali setelah meminum nya.
"Apa lo ngga sadar, lo udah nyakitin Prilly dengan lebih memilih di rumah daripada mengantar dia pulang," kata Baja.
"Maksud lo?"
"Lo emang ngga peka. Sebaiknya lo pikirin kata-kata gue."
Baja beranjak dari sofa dan masuk ke dalam kamar nya, sedangkan Ali hanya diam dan mencerna apa yang dikatakan oleh Baja. Tanpa Ali sadari sepasang mata telah mengawasi mereka.
***
Keesokan harinya Prilly dan Aya sudah bersiap untuk ke rumah Ali. Mereka sepakat untuk mengerjakan tugas bersama-sama di rumah Ali. Karena memang besok mereka sudah masuk sekolah.
Prilly dan Aya memakai mobil untuk sampai di rumah Ali. Tidak lupa juga Prilly membeli sedikit bahan masakan untuk memasak di rumah kekasihnya. Karena ia yakin Ali dan Baja belum sarapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Cinta SMA {CCS Sesi 1}
Fanfic(18++) Dua orang sahabat cewe yang sudah bersahabat sedari kecil bertemu dengan dua orang cowo yang juga bersahabat dan bersaudara. Kedua sahabat cewe itu mempunyai sifat yang bertolak belakang, begitu pun juga kedua cowo tersebut. Lalu keduanya d...