15

17.7K 942 123
                                    

Suara burung dan sinar mentari membuat Prilly mengerjapkan matanya. Matanya melihat ke arah jam di dinding dan sudah menunjukan pukul 7 pagi.

Namun berbeda dengan Aya dan Baja. Mereka berdua sudah bangun dari jam 6 pagi. Aya dan Baja sedang berenang di kolam belakang villa. Tampak kebahagian menghiasi wajah Aya. Bagaimana tidak bahagia, biasanya Baja akan dingin, jutek, dan cuek. Tapi sekarang Baja tersenyum lepas dan itu karena dirinya.

Pandangan Aya terus saja terfokus pada Baja yang tengah berenang di kolam dengan bertelanjang dada. Sedangkan ia asik menyantap roti bakar buatan nya.

"Ay, sini berenang bareng," panggil Baja dengan tangan melambai.

Aya tersenyum dan berlari menghampiri Baja yang berada di tepi kolam. Lalu ia memasukan kaki nya ke dalam kolam. Namun belum semua kaki nya masuk ke kolam, ia mengangkat kaki nya lagi membuat Baja bingung.

"Kenapa diangkat lagi?" tanya Baja heran.

"Dingin ah, bisa-bisa gue masuk angin kalo berenang pagi-pagi begini. Apalagi ini di Puncak."

"Udah sini masuk kolam, gue angetin tubuh lo," ujar Baja tersenyum.

Aya menatap Baja bingung. Bagaimana cara Baja bisa menghangatkan dirinya? Sedangkan air nya saja terasa benar-benar dingin, pikirnya.

"Gimana caranya?"

"Udah sini aja dulu," titah Baja dan memegang tangan Aya.

Dengan terpaksa Aya masuk ke dalam kolam renang. Terlihat badan nya sedikit menggigil karena kedinginan. Lalu Baja menghampiri Aya dan memeluk nya memberikan kehangatan.

"Dingin ya?" tanya Baja.

"Iyalah dingin, udah tau ini di Puncak eh malah berendam macem kudanil," gerutu Aya namun bukan nya di jawab oleh Baja, Baja malah menarik lembut bibir Aya.

"Ini mulut nyerocos mulu, berisik."

"Alah gini-gini juga semalem lo nyosor ke gue."

Baja tersenyum dan memandang Aya lekat. Aya diam dan mengedipkan matanya berkali-kali. Lama-lama Baja mendekatkan bibirnya ke bibir Aya. Tangan kanan nya mengelus lembut punggung Aya.

Aya terdiam kaku. Aksi Baja sama seperti semalam. Memandangnya lekat dan tiba-tiba mencium nya. Aya tidak membalas ciuman Baja. Bibirnya tertutup rapat. Memang aksi Baja yang seperti itu selalu saja membuat Aya menjadi terdiam, entah karena syok atau apa.

Baja terus saja memperdalam ciuman nya. Tangan kiri Baja semakin menekan tengkuk Aya. Dingin nya udara di pagi hari seakan dilupakan oleh Aya. Semakin lama Aya menikmatinya ciuman yang diberikan oleh Baja.

Aya memejamkan matanya dan mengalungkan tangan nya di leher Baja. Sedikit demi sedikit Aya membuka mulutnya. Hal itu memberi kesempatan Baja untuk menyatukan lidah nya dengan lidah Aya. Decapan kecil meramaikan indahnya pagi bagi kedua insan yang sedang di mabuk asmara.

Perlahan Baja melepaskan pagutan nya. Dan Aya ikut membuka matanya perlahan. Pandangan matanya langsung menuju mata Baja yang menatap Aya dengan bibir yang tersenyum.

"Morning kiss." Baja mengelus pipi Aya lembut.

"Lo udah dua kali nyosor ke gue," gerutu Aya.

"Ya udah besok-besok, lo aja yang nyosor ke gue sayang."

Aya tertunduk menutupi pipi nya yang terasa panas dan ia yakini pipi nya sudah berwarna merah.

"I love you sweetheart," bisik Baja di telinga Aya.

Aya tersenyum. Lalu dikejarnya Baja yang tengah berenang ke tengah kolam. Rasanya udara dingin memang tidak menghalangi kebersamaan mereka berdua.

Cerita Cinta SMA {CCS Sesi 1}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang