Jilid 15 : Gadis Cantik Bertopeng Setan

3.3K 47 0
                                    

Cinta memang memiliki kekuatan gaib yang tak terbatas.

Di tengah keheningan malam itu se-konyong2 terdengar suara orang mendengus di balik semak pohon sana.

Sebenarnya luka Kim Cay-hong tidak terlampau parah, setelah diobati oleh Tian Pek dengan ilmu sakti yang dipelajari dan kitab pusaka Thian-hud-pit-kip, boleh dibilang semua lukanya telah sembuh. 

Kalau mereka masih berdekapan hanya karena mereka tengah asyik dibuai asmara.

Tentu saja suara tertawa dingin yang sangat tiba2 itu segera menyadarkan kedua muda-mudi itu. 

Tian Pek yang per-tama2 tersadar dan cepat membangunkan Kim Cay-hong dari pelukannya, kemudian menghardik: "Siapa yang bersembunyi disana?"

Sesosok bayangan hitam berkelebat keluar dan balik pepohonan yang rindang, secepat kilat orang itu tahu2 sudah berdiri sambil bertolak pinggang di undak2an gardu, siapa lagi dia kalau bukan Tian Wan-ji yang lincah. usil dan masih polos itu.

Sama sekali tak menyangka Wan ji akan muncul di sini Tan Pek melenggong.

Wan-ji yang cantik itu jelas merasa cemburu. matanya yang jeli mengerling bergantian pada wajah Tian Pek dan Kim Cay-hong, tampaknya ia ingin menyelami rahasia hati kedua orang itu.

Merah wajah Tian Pek berdua karena dipandang setajam itu oleh anak dara yang masih polos dan bersih itu, tanpa terasa mereka menundukkan kepalanya rendah2.

"Hehehe, di bawah bulan purnama memadu cinta, tanpa terasa bulan sudah jauh bergeser, ternyata orang yang memadu cinta belum juga sadar." demikian Wan-ji ber-olok2.

Kikuk Tian Pek mendengar sindiran tersebut, terpaksa ia menjawab: "Wan-ji, untuk apa kau datang ke sini . . ?"

"Untuk apa? Aku datang untuk ber-main2!" sahut Wan-ji dengan cemburu. "Yang jelas aku tidak datang kemari agar dipeluk orang dan dipanggil adik. . ."

Sindiran yang tajam itu menggusarkan Kim Cay-hong, mendadak ia menengadah dan membentak: "Budak liar dari mana? Berani kau cari perkara ke istana Kim sini."

"Hai, kalau bicara hendaklah tahu diri," sahut Wan-ji dengan dahi berkerut. "Kalau kau main kasar, hm, jangan menyesal bila nona hajar adat padamu!"

Sebagai seorang nona yang selalu disanjung puja, sekalipun ayah atau saudaranya sendiripun tidak pernah bicara sekasar itu kepadanya, bisa dibayangkan betapa gusarnya Kim Cay-hong oleh ucapan Wan-ji tadi.

Saking gusarnya sekujur badan jadi gemetar, teriaknya: "Bagus, sebelum kuusir kau malah berlagak di hadapanku. Hmm, jika kau tidak segera minta maaf, jangan harap bisa tinggalkan istana keluarga Kim dengan hidup."

Wan-ji menjengek: "Hehe, kalau ingin bicara besar mesti lihat dulu kekuatan sendiri Hm, hanya sedikit kemampuanmu belum tentu sanggup menahan diriku di sini?"

"Budak liar, tajam amat mulutmu!" bentak Kim Cay-hong dengan kemarahan yang tak terkendalikan lagi. "Sambutlah seranganku ini!"

Dua jari tangan kirinya segera mencolok ke dua mata Wan-ji, sementara telapak tangan kanan memotong iga kiri lawan, jurus serangan yang digunakan adalah Yu-hong-si-sui (kawanan lebah bermain di alas putik bunga) serta Cay-loan-lian-hoa (bunga indah berwarna warni).

Berbicara soal ilmu silat, maka kepandaian yang dimiliki Wan-ji sekarang beberapa kali lipat lebih lihay daripada Kim Cay-hong setelah ia belajar ilmu silat dari Sin-kau (monyet sakti) Tiat Leng, ilmu silat yang dimilikinya saat ini sudah terhitung kelas satu di dunia persilatan.

Meskipun dua jurus serangan yang dilancarkan Kim Cay-hong sangat lihay, tapi dalam pandangan Wan-ji bukanlah ancaman yang serius, sambil tertawa dingin ia mengegos kesamping, berbareng tangan kanannya segera balas mencengkeram persendian pergelangan tangan kanan musuh.

Hikmah Pedang Hijau (Swordman Journey) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang