Jilid 27 : Cinta tak kan pernah berubah (Tamat)

5.8K 92 14
                                    

Serangan dari belakang ini memang mengejutkan, akan tetapi di sinilah kelihatan kelihayan Tian Pek, sedikit berkisar, dengan miring iapun menabas ke arah Hud-in Hoat-su.
"Blang!" paderi yang berbadan pendek gemuk itu terhajar mencelat cukup jauh.
Tian Pek sendiri tergetar oleh tenaga pukulan itu, ia sempoyongan mundur tiga langkah, pandangannya gelap dan sekali lagi muntah darah.

"Saudara cilik! Sambutlah sekali lsgi!" mendadak si kakek berjenggot panjang itu membentak.
Dengan kekuatan penuh, kakek itu memutar telapak tangasnya dari menghantam batok kepala anak muda itu dengan Tay-jiu-in. Sungguh hebat tenaga pukulannya, ibaratnya gugur gunung dahsyatnya.

Karena dari kiri kanan dan belakang dihadang pukulan maut musuh2nya, Tian Pek mengertak gigi, dengan jurus Hud-keng-bu-ciau ia sambut serangan itu dengan sepenuh tenaga.
"Blang!" benturan keras terjadi, Ciu-kongkong yang tinggi besar itu tergetar mundur lima langkah, rambutnya yang beruban berdiri kaku bagaikan kawat, isi perutnya teeguncang dan tumpah darah.

Rupanya dalam serangan barusan si kakek berjenggot panjang itu menggunakan tenaga terlampau besar, maka hawa murni Sian-thian-khi-kangnya tergetar balik oleh tenaga pukulan lawan.

Tian Pek sendiri pun terguncang keras oleh adu pukulan itu, tapi ia masih mampu menahan pergolakan darahnya sehingga tak sampai tumpah darah pula.
Tapi ia lupa akan luka pada telapak tangan kanannya, karena gugup serangan tersebut disambut sekenanya, tak heran luka yang sudah membengkak besar tambah sakit, pukulan si kakek berjenggot panjang membuat lukanya semakin parah, keringat dingin pun membasahi tubuhnya.

Ciong nia ci eng dan Im-san-ci-long dapat melihat kesempatan yang sangat menguntungkan mereka, serentak kedua gembong iblis itu mengerahkan ilmu sakti masing2, satu dari kiri dan yang lain dan kanan, serentak menerjang ke depan.

Tian Pek merasakan pandangannya menjadi gelap, sekalipun darah tak sampai tumpah keluar, tapi guncangan isi perutnya membuatnya ber-kunang2.
Dalam keadaan kepepet, tanpa berpikir lagi ia membentak dan menyambut serangan lawan dengan jurus Sau-cing-yau-hun (menyapu bersih hawa siluman).
Ciong-nia-ci-eng kena dihantam sampai mencelat mundur sejauh sepuluh langkah, tapi Im-san-ci-long yang menyerang dengan tabasan Ciang-jin-
jiat-bok barhasil menghajar lengan kiri pemuda itu.

"Kraak!" Tian Pek terhajar telak dan mundur dengan sempoyongan, sekali lagi ia muntah darah.
Kedua lengan tak mampu menandingi empat tangan, laki2 mana pun tak tahan dikerubut, tapi Tian Pek tidak roboh, anak muda itu masih tetap berdiri tegap dengan angkernya.

Im-san-ci-long tertawa bangga, kembali ia membentak: "Roboh!"
Ciang-jin-jiat-bok untuk kedua kalinya menabas tubuh Tian Pek, banyak orang menjerit kuatir menyaksikan adegan yang mengerikan itu.

Sekujur tubuh Tian Pek sudah be-lepotan darah, beberapa bagian anggota tubuhnya sudah terluka, kesadaran pun berangsur menurun, agaknya ia sudah tak mampu lagi untuk menangkis serangan Im-san-ci-long yang luar biasa itu.

Pada saat yang berbahaya itulah, mendadak Tian Pek mendelik, ia tidak menghindari serangan lawan sebaliknya ia gunakan sikutnya untuk menyodok ulu hati Im-san-ci-long.

Serangan itu tak diduga oleh Im-san-ci-long, padahal Tian Pek sudah terluka parah dan masih mampu melancarkan sodokan maut.
Dalam keadaan begitu, Im-san-ci-long tak dapat menghindar lagi, "duuk!" dengan telak sodokan itu mengenai ulu hatinya.

Serigala dari Im-san itu menjerit, darah muncrat keluar dari mulutnya, tubuhnya roboh terkapar dan tak mampu bangkit kembali.
Sin-liong-taycu terkesiap, cepat ia memburu maju dan menjejalkan beberapa biji obat mujarab ke mulut jagonya, akan tetapi Im-san-ci-long sudah tak mampu membuka mulutnya.

Sin-liong taycu coba memeriksa nadi gembong iblis itu, setelah diperiksa dengan seksama barulah diketahui bahwa urat nadinya telah putus dan jiwanya telah melayang.
Kejadian ini sangat menggusarkan Sin-liong taycu. ia bersenandung pula dengan suara keras "Remang2 pohon Liu terangnya bunga, sebuah dusun muncul di depan!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 06, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hikmah Pedang Hijau (Swordman Journey) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang