"Blang!" di tengah beoturan keras, kursi berodanya berputar dan hampir saja tercebur ke dalam sungai.
Untung banyak sekali jago2 pengawal berada di belakang kursi beroda ltu, cepat mereka menahan kursi tersebut, sekalipun demikian, akibat guncangan hebat perahu itu lantas terdorong meninggalkan pantai.Betapa gusar dan kejut Cing-hu-sin Kim Kiu setelah menyaksikan rahasianya terbongkar, dengan suara keras ia berteriak: "Cepat bekuk mereka, satupun jangan terlepas, bunuh tanpa perkara!"
Rupanya ia tidak tahu banyak musuh yang datang, maka dia memberi perintah begitu.
Diam2 Tian Pek menyesal karena terburu napsu, kini Cing-hu-sin telah kabur ke tengah sungai, tak mungkin lagi baginya untuk menyeraog lagi.Dalam pada itu belasan laki2 kekar tadi telah menurunkan peti mereka serta mengepungnya.
Dengan tubuh hanya dibungkus dengan robekan kain selimut, Tian Pek tidak gentar menghadapi musuh.
Sementara itu kawanan Busu ( jago silat ) teiah mengepung maju, setelah tahu bahwa lawan hanya Tian Pek seorang, keberanian mereka bertambah besar, diiringi suara bentakan, empat pengawal berbaju perang segera putar pedang dan menusuk anak muda itu.Dengan gesit Tian Pek putar badan menghindari serangan itu, telapak tangannya menyapu ke depan kontan empat pengawal itu menjerit dan mencelat.
Terkejut kawanan Busu lainnya, serentak mereka menghentikan gerak majunya, nyata mereka menjadi jeri oleh perbawa Tian Pek yang sekali serang merobohkan empat orang itu.
Tiba2 terdengar siulan nyaring, sesosok bayangan hitam melambung ke udara, sesudah berputar satu lingkaran mendadak menukik dan menerkam Tian Pek laksana burung rajawali menerkam mangsanya.
Dari gaya serangannya segera Tian Pek mengenali orang ini adalah Tiat-ih-hui-peng (rajawali sakti bersayap baja) Pah Thian-bo, salah seorang di antara "sepasang pengawal baja".
Semenjak mendapat ajaran ilmu sakti seratus hari dari Sin-lu-tiat-tan, kepandaian Tian Pek sudah maju pesat, makin besar juga ia percaya pada diri sendiri, kendatipun tahu bahwa Tiat-ih-hui-peng adalah jago utama istana keluarga Kim, pula mempunvai "baju sakti bersayap baja" yang dapat membantunya melambung ke udara, namun Tian Pek sama sekali tak gentar,
Ketika musuh menubruk turun. bukannya berkelit atau menghindar, Tiap Pek malahan menyongsong ancaman tersebut dengan suatu pukulan dahsyat.
Dua kekuatan kebentur dan menerbitkan suara gemuruh.Tian Pek tidak tergetar oleh benturan tersebut dan tetap berdiri di tempat, sebaliknya Tiat-ih-hui-peng yang berada di udara terpental dan berjumpalitan beberapa kali, lalu ia kuncupkan sayap dan melayang turun.
Kejadian ini sangat mengejutkan kawanan jago istana Kim yang hadir di sekitar tempat itu, mereka tahu ilmu silat Tiat-ih-hui-peng sangat tangguh, jarang ada kekuatan yang mampu menahan gempurannya, tapi kini jago mereka ternyata menelan pil pahit yang mengenaskan.
Setiba di permukaan tanah, Tiat-ih-hui-peng mengebas sayap bajabya, dalam kegelapan tak kelihatan bagaimana air mukanyu, tapi dapat diduga ia pun terkejut, ia sedang mengatur pernapasan untuk mempersiapkan serangan kedua.
Berpuluh lentera mendadak menyala di atas sampan, cahaya yang terang itu menyorot ke arah Tian Pek.
Di bawah cahaya lampu, semua orang dapat melihat jelas dandanan Tian Pek yang lucu itu, tubuhnya hanya dibungkus dengan robekan selimut, ikat pinggangnya cuma beberapa helai kain baju, bukan &aja tanpa bersepatu. malahan sebagian tubuhnya juga telanjang. Akan tetapi wajahnya yang cakap kelihatan kereng.Sebagian besar jago istana Kim kenal siapa dia, hampir semuanya bersuara heran: "He, dia ..."
Cing-hu-sin Kim Kiu yang berada di perahunya dan berteriak lantang: "Tangkap bangsat cilik itu, jangan sampai kabur, tangkap dia!"
Berpuluh orang dengan senjata terhunus segera bergerak maju, dalam waktu singkat Tian Pek terkepung rapat, namun tak seorangpun yang berani
turun tangan lebih dahulu.
Terdengar gelak tertawa menggema, seorang kakek bungkuk tampil ke depan. Inilah dia Tiat-pi to hong Kongsun Coh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hikmah Pedang Hijau (Swordman Journey) - Gu Long
Ficción GeneralTian Pek dalam rangka menuntut balas kematian ayahnya pada mulanya bekerja sebagai piausu. Untuk meningkatkan kepandaian silatnya ia mendapat kitab silat maha aneh dari salah seorang pamannya yang disamarkan dalam gambar-gambar yang "hot". Untuk da...