Anehnya, walaupun kakek bersama keledainya hilang tak berbekas, akan tetapi pedang pusaka hijau itu kelihatan tergantung di atas sebuah dahan pohon siong yang tinggi.
Hampir saja Tian Pek tidak percaya pada pandangan sendiri, masa barang yang telah hilang dan dikejar setengah mati, tahu2 tergantung di atas pohon dengan begitu saja.
Tapi kenyataan memang begitu, pedang yang dibawa lari itu jelas2 berada di atas pohon.
Tian Pek masih juga sangsi, ia kucek-kucek matanya dan menengadah lagi, ternyata pedang mestika itu memang benar2 tergantung di dahan pohon.Pedang itu tergantung pada ketinggian kurang lebih empat tombak dari permukaan tanah, keadaan ini persis seperti kejadian tempo hari di mana Hui It-tong juga menggantungkan kantong-kosongnya di pucuk pohon yang tinggi, malahan sekarang pedang, tergantung terlebih tinggi.
Tapi Tian Pek sama sekali tidak berpikir, begitu melihat pedang tergantung di dahan, dia segera meloncat ke atas.
Dengan gaya "capung hinggap di tiang", ia jumpalitan di udara kemudian ia sambar gagang pedang tersebut, lalu melayang turun kembali ke permukaan tanah.
"Gerakan yang indah!" mendadak seoraug memuji dari belakang.
Terperanjat Tian Pek mendengar suara itu, ia sama sekali tidak menaruh perhatian atas kehebatan Ginkangnya sendiri, yang diperhatikan hanyalah pedang mestika itu, tak heran kalau kehadiran orang itu tidak diketahuinya.
Sudah dua kali pedang mestika itu dirampas orang, pengalaman pahit membuat anak muda ini bertindak lebih waspada, dia kuatir pedang yang baru saja diperoleh kembali akan dirampas orang lagi, maka begitu mencapai permukaan tanah dia lantas meloloskan pedang itu.
"Cring!", diiringi dentingan nyaring, cahaya hijau terpancar, begitu pedang itu tercabut keluar, dia memutar pedangnya ke belakang dengan gerak Ya cian-pat-hong (pertempuran malam di delapan penjuru), setelah membentuk satu lingkaran baru pemuda itu megawasi sekitarnya dengan seksama.
Tapi apa yang kemudian terlihat olehnya hampir saja membuat anak muda itu terkesiap, bulu romanya pada berdiri.
Kiranya dua orang manusia yang berdiri di belakang Tian Pek ini adalah makhluk aneh yang bermuka pucat seperti mayat, mereka mengenakan baju kain belacu warna putih dengan ikat pinggang tali rami, rambutnya panjang terurai, mukanya kaku tanpa emosi.
Kemunculan mereka sama sekali tidak menimbulkan suara, se-akan2 arwah gentayangan, tidak cuma begitu saja, dari tubuh kedua orang makhluk aneh itupun menyiarkan hawa seram dan membuat orang jadi ngeri dan takut.
Sekalipun tatkala mana sang surya mencorong terang di langit, tak urung Tian Pek merasa seram juga.
Yang lebih aneh lagi, muka kedua manusia ini ibarat pinang dibelah dua, boleh dibilang sama sekali tak ada bedanya, bentuk pakaian yang mereka kenakan juga sama, bila mereka muncul satu persatu tentu orang tak bisa menebak mana si A dan mana si B.
Sementara Tian Pek masih berdiri terkesima, salah seorang dari manusia aneh itu menyengir seram, mimik wajahnya sangat mengerikan, dikala tertawa kulit pipinya sama sekali tak bergoyang hingga yang kelihatan hanyalah dua baris giginya yang putih.
"Hayo bawa kemari!" seru manusia aneh itu sambil menjulurkan tangannya ke depan.
Tian Pek mundur selangkah dan melintangkan pedang di depan dada, kali ini ia sudah bulatkan tekad, betapapun juga pedang mestika itu tak boleh direbut orang lagi, sekalipun untuk itu dia harud mengorbankan jiwanya.
"Aku tidak kenal dengan kalian berdua, apa yang kalian minta?" seru Tian Pek. "Aku tidak mengerti apa maksud ucapanmu!"
"Hehehe . . hihihi. . . . !" kedua makhluk aneh itu tertawa aneh, seram suara tertawanya hingga membuat siapa saja yang mendengar jadi bergidik.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hikmah Pedang Hijau (Swordman Journey) - Gu Long
Ficțiune generalăTian Pek dalam rangka menuntut balas kematian ayahnya pada mulanya bekerja sebagai piausu. Untuk meningkatkan kepandaian silatnya ia mendapat kitab silat maha aneh dari salah seorang pamannya yang disamarkan dalam gambar-gambar yang "hot". Untuk da...