Sudah lama Ji-lopiauthau tak pernah turun tangan sendiri, itulah sebabnya orang segera akan tahu bahwa barang kawalannya kali ini pasti sangat penting dan berharga, sebab kalau tidak, tak nanti Piauthau tua ini akan turun sendiri.
Di sebelah kiri Ji-lopiauthau adalah seorang lelaki gemuk berpakaian dinas, rupanya seorang petugas pemerintah.
Sedangkan di sebelah kanannya mengikuti pula laki2 kurus kering, tampangnya seperti kunyuk dan berdandan seorang opas.
Kedua orang kurus-gemuk ini cukup terkenal namanya di sebelah utara sungai Hoang-ho, sebab mereka adalah Ban-leng-koan (pembesar gemuk) The Pek-siu serta Sik-kau (kunyuk batu) Ho Leng-san. Pengawalan disertai opas, jelas barang-barang ini milik pemerintah.
Waktu itu permulaan musim panas, sekalipun udara belum sekering dan sepanas pertengahan musim, namun peluh telah membasahi tubuh orang-orang itu.
Sebuah topi rumput lehar hampir menutupi wajah Ji-lopiauthau yang penuh berkeriput, ketika tiba2 ia lihat sebuah hutan terbentang di depan, dengan dahi herkerut ia berkata kepada anak buahnya: "Sampaikan perintah kepada segenap anggota rombongan, suruh mereka tingkatkan kewaspadaan dan bersiap untuk menjaga segala kemungkinan!"
Hutan belantara merupakan sarang dan tempat operasinya kaum penyamun, Ji-lopiauthau sudah lama bekerja sebagai pengawal barang, otomatia pengalamannya pun amat luas, begitu melihat hutan, lantas perintahkan anak buahnya untuk siap siaga.
Si "kuda kilat" Lan Sam yang mendapat pesan itu cepat membedal kudanya ke depan rombongan, sambil melarikan kudanya ia berseru lantang: "Perhatian! Congpiauthau ada perintah, semuanya bersiap menghadapi segala kemungkinan!"
Suara senjata dicabut dari sarungnya bergema di sana-sini, di antara kilatan cahaya senjata menyilaukan, kawanan Piausu itu telah mempertingkat kewaspadaan mereka.
Suasana tegang menyelimuti rombongan itu, begitu ketat dan rapatnya penjagaan seakan-akan menghadapi suasana genting.
Senyum lega dan bangga menghiasi wajah Ban-leng-koan yang gemuk, tiba2 ia berpaling kepada Ji-lopiauthau dan berkata tertawa: "Hahaha, bagaimana pun memang lebih mantap kalau pengawalan ini dipimpin langsung oleh Ji-lopiauthau, melihat kesiap-siagaan anak buah Lopiautau yang cekatan ini, sungguh lega hatiku."
"Betul!" sambung Sik-kau atau si kunyuk dengan cepat, "tidak aeperti pengawal barang tempo hari, rombongan dipimnin oleh seorang Piausu muda yang baru terjun ke dunia persilatan, eh, Tian Pek begitulah kalau tidak salah namanya. Sepanjang perjalanan, hatiku selalu berdebar, selalu kuatir dan tidak tenteram!"
Menyinggung Tian Pek, mendadak Ban-leng-koan sambil picingkan matanya dan memandang hutan di depan, lalu dengan suara lirih la membisikkan sesuatu ke telinga Ji-lopiauthau: "Disinggung oleh saudara Ho, aku jadi ingat kembali kejadian masa lampau. Kalau tidak salah, ketika barang kawalan Tian Pek dibegal, peristiwa itu juga berlangsung di hutan ini..... Ai, kukira kita kudu hati2, jangan sampai sejarah terulang lagi."
Dengan wajah serius, Ji-lopiauthau mengangguk, namun ia tidak menjawab.
Meskipun bisikan Ban-leng-koan itu diucapkan dengan suara rendah, kebetulan seorang Piausu yang bernama Ciu Toa-tong dengan julukan "kerbau dungu" yang berada di sebelah dapat mendengarnya, kontan ia mendengus.
Kiranya pada pengawalan yang dulu sebetulnya dia yang mendapat tugas memimpin rombongan, tapi akhirnya Ji-lopiauthau mengutus Tian Pek, atas kejadian tersebut ia masih sakit hati, apalagi setelah mendengar bahwa barang kawalan itu dibegal dan Tian Pek lenyap tak berbekas, untuk itu dia selalu mencari kesempatan untuk melampiaskan rasa dongkolnya.
Maka tatkala Ban-leng-koan menyinggung kejadian itu, dia lantas menjengek: "Huuh! Dasar orang muda, mana bisa diserahi tugas penting? Tempo hari sudah kukatakan dia takkan mampu memikul tugas berat itu, tapi Congpiauthau tidak percaya, akhirnya terjadi musibah itu, malahan di tengah jalan ia lalaikan tugas dan kabur dengan begitu saja, sampai sekarang kabar beritanya tidak ketahuan....."

KAMU SEDANG MEMBACA
Hikmah Pedang Hijau (Swordman Journey) - Gu Long
Ficción GeneralTian Pek dalam rangka menuntut balas kematian ayahnya pada mulanya bekerja sebagai piausu. Untuk meningkatkan kepandaian silatnya ia mendapat kitab silat maha aneh dari salah seorang pamannya yang disamarkan dalam gambar-gambar yang "hot". Untuk da...