Selesai mendengar laporan itu, dia keluar untuk menemui kawanan jago yang setia, kemudian mengatur kembali jabatan serta kedudukan orang itu ....
Kesempatan ini pun digunakan paman Lui untuk menjumpai Ji-lopiautau, kemudian menyapa pula Tian Pek di pembaringan.
Kini Tian Pek memandang paman Lui sebagai sanak sendiri, ia lantas menceritakan asal-usul sendiri dan mengenai dendam berdarah ayahnya
Paman Lui manggut2, akhirnya ia memperingatkan anak muda itu: "Soal dendam memang urusan penting, apalagi dendam kematian ayahmu, tapi sekarang Buyung-cengcu sudah tewas, sebagai seorang ksatrya sudah sewajarnya kau lupakan masalah itu, yang sudah mati sudahlah, akhirilah sakit hatimu dengan berakhirnya riwayat hidup orang itu Mulai detik ini, pekerjaan terpenting yang harus kau lakukan adalah bagaimana caranya bekerja sama dengan kawan2 persilatan untuk ber-sama2 menentang kelaliman orang2 Lam hay bun, entah bagaimana pendapatmu tentang persoalan ini?"
Sambil berkata paman Lui menatap tajam wajah Tian Pek se-akan2 berusaha menembus perasaan hati anak muda itu.
Setelah Tian Pek mengangguk, legalah hati jago tua ini ia merasa terhibur karena keturunan sahabatnya ini ternyata berjiwa besar, segera ia pegang tangan Wan-ji dan Leng-hong Kongcu dan menarik kedua orang itu ke depan Tian Pek, katanya: "Mereka ini adalah putera-puteri Buyung cengcu, dendam angkatan tua biarlah ikut dibawa masuk ke liang kubur, semoga generasi sekarang ini bisa melupakan kejadian lalu dan mengikat tali persaudaraan yang lebih erat. Nah, bersahabatlah kalian lebih akrab!"
Dengan pandangan mesra Wan-ji menatap Tian Pek, sebab sejak dulu dia memang mencintai Tian Pek, dia tak tahu orang tua mereka pernah terikat permusuhan begitu, sekarang sesudah persoalannya dibikin terang oleh paman Lui, sudah tentu ia merasakan hal ini se-olah2 pucuk dicinta ulam tiba . . .
Leng hong Kongcu yang angkuh lenyap kepongahannya saat itu, ia kelihatan sedikit kikuk dan tak tahu apa yang mesti dilakukan......
Tian Pek lantas ulurkan tangannya dan menggenggam tangan Wan-ji dan Leng-hong Kongcu. Merah wajah Leng-hong Kongcu, ia pun menjabat tangan Tian Pek.
Rasa girang Wan-ji sukar dilukiskan, ia menggenggam tangan Tian Pek erat2, seandainya dalam kamar itu tak ada orang lain, mungkin ia sudah menjatuhkan diri ke dalam pelukan anak muda itu.
Dengan mudah saja paman Lui berhasil mencairkan permusuhan kedua keluarga, Ji-lopiautau dan kawanan Piausu lainnya ikut mengucapkan selamat.
Di antara sekian banyak orang, paman Lui kelihatan paling gembira, ia tertawa ter-bahak2, tapi tiba2 air mata bercucuran, ia menangis terisak dengan sedihnya ....
Kelakuan aneh paman Lui ini kontan saja bikin orang melengak, dengan heran mereka mengawasi orang tua itu.
Kebetulan Buyung-bujin telah kembali, ia lihat paman Lui tertawa tergelak kemudian menangis sedih, mau-tak-mau iapun melongo heran.
"Saudara Lui," cepat tegurnya, "orang suka mengejek dirimu sebagai si sinting, jangan2 kau ngahannya saat itu, ia kelihatan sedikit kikuk dan tak tahu apa yang mesti dilakukan......
Tian Pek lantas ulurkan tangannya dan menggenggam tangan Wan-ji dan Leng-hong Kongcu. Merah wajah Leng-hong Kongcu, ia pun menjabat tangan Tian Pek.
Rasa girang Wan-ji sukar dilukiskan, ia menggenggam tangan Tian Pek erat2, seandainya dalam kamar itu tak ada orang lain, mungkin ia sudah menjatuhkan diri ke dalam pelukan anak muda itu.
Dengan mudah saja paman Lui berhasil mencairkan permusuhan kedua keluarga, Ji-lopiautau dan kawanan Piausu lainnya ikut mengucapkan selamat.
Di antara sekian banyak orang, paman Lui kelihatan paling gembira, ia tertawa ter-bahak2, tapi tiba2 air mata bercucuran, ia menangis terisak dengan sedihnya ....
KAMU SEDANG MEMBACA
Hikmah Pedang Hijau (Swordman Journey) - Gu Long
General FictionTian Pek dalam rangka menuntut balas kematian ayahnya pada mulanya bekerja sebagai piausu. Untuk meningkatkan kepandaian silatnya ia mendapat kitab silat maha aneh dari salah seorang pamannya yang disamarkan dalam gambar-gambar yang "hot". Untuk da...