Dengan mata setengah terpenjam, bibir yang kecil setengah merekah, dada berombak dengan napas yang memburu, tubuhnya yang bugil menempel rapat dadanya, malahan sambil menggeliat kesana kemari dengan rintihan yang merangsang dan keluhan "kehausan"
Keagungan seorang tuan puteri kini lenyap tak berbekas, keadaan Kim Cay-hong sekarang tiada ubahnya seorang perempuan jalang
Tian Pek tahu gadis ini pasti terkena pengaruh obat bius, diam2 ia tambah benci akan kerendahan pribadi Sin-liong-taycu, tampangnya saja apung dan sopan, kenyataannva tak lebih hanya hidung belang yang gemar merusak kesucian anak gadis dengan cara yang kotor dan rendah.
Sekarang ia jadi serba salah, ingin mendorong gadis itu rasanya tak tega, mau meronta untuk lepaskan diri juga tak dapat, untuk sesaat Tian Pek jadi serba susah dan bingung.
Selagi serba salah, tiba2 terdengar suara "Kreek! kreek!" menyusul di bagian pintu maupun jendela anjlok sebuah lempengan baja sehingga seluruh ruangan itu tertutup rapat.
Terperanjat Tian Pek, ia tahu Sin-liong-taycu telah menggerakkan alat rahasianya dari luar, dalam keadaan begini ia tak sempat berpikir panjang lagi, setelah menutuk jalan darah tidur Kim Cay-hong, gadis itu dibaringkan di tempat tidur berkelambu.
Setelah itu ia lolos pedang hijaunya hendak membobol lempengan baja yang menutupi jendela dan pintu, tapi sebelum ia bertindak lebih jauh, asap tebal tiba2 menyembur masuk lewat celah2 pintu dan jendela.
Cepat sekali asap putih itu menyusup ke dalam ruangan, dalam sekejap seluruh ruangan sudah gelap tertutup kabut itu, walaupun Tian Pek sudah menaban napas, tak urung ia merasakan kepalanya jadi pening dan berat, ketika pedang hijaunya bhendak digunakan untuk membacok lempengan baja itu, telinga terasa sudah pecah dan tubuh jadi lemas, akhirnya ia roboh terjungkal di atas pembarinqan, persis di samping paha Kim Cay-hong.
Sekalipun pikiran anak muda itu masih sadar, tetapi apa daya, badan terlalu lemah sehingga sama sekaii tak mampu bergerak .
Tiba2 dari luar terdengar suara seorang perempuan menegur dengan suara dingin: "Suheng, ada apa kau berada di sini? Permainnn busuk apa lagi yang kau lakukan?"
Seorang laki2, agaknya Sin-liong taycu, segera tertawa dan menjawab: "Sumoay, kau jangan banyak curiga, permainan busuk apa yang bisa kulakukan di sini? Aku cuma berhasil menangkap seorang musuh tangguh . . ."
"Hm, kau kira aku tidak tahu? Jelas kau telah menawan nona rumah ini dan membawanya ke loteng ini? Huuh, perbuatan baik apa yang akan kau lakukan terhadap nona tersebut!"
Agaknya Sin-liong-taycu terdesak, ia tidak mampu menjawab kecuali tertawa cengar-cengir.
Lalu nona itu berkata dengan ketus: "Mendingan kau berbuat tidak se-mena2 di rumah sendiri, tapi dalam perjalanan kita ke daratan Tiong-goan ini, ayah telah memberikan tugas berat di atas pundakmu, kalau kau masih saja bertindak sembrono, usaha besar kita tentu gagal total. Hayo cepat buka-pintu ruangan ini!"
Tampaknya Sin-liong-taycu keberatan untuk membukti pintu, sambil tertawa ia mencari alasan, katanya: "Sumoay lebih baik jangan kau buka pintu ruangan ini, Kungfu musuh kita ini terlampau tangguh, baru saja aku embuskan 'dupa liur naga' untuk bikin mabok dia, mungkin dia belum lagi roboh pingsan."
"Sudah, tak perlu cari alasan lagi, mau buka tidak?" bentak nona itu seperti habis sabarnya.
Sin-liong-taycu berusaha pula mengurungkan niat nona itu, tapi si nona mendadak berseru: "Hm, kau tak mau membukanya, menangnya aku tak bisa membukanya sendiri?"
"Kreek!" lempengan baja yang menutup jendela dan pintu perlahan-lahan bergeser dan terbukalah ruangan itu, asap yang memenuhi ruangan itu segera tersebar kemana-mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hikmah Pedang Hijau (Swordman Journey) - Gu Long
Fiction généraleTian Pek dalam rangka menuntut balas kematian ayahnya pada mulanya bekerja sebagai piausu. Untuk meningkatkan kepandaian silatnya ia mendapat kitab silat maha aneh dari salah seorang pamannya yang disamarkan dalam gambar-gambar yang "hot". Untuk da...