(Oke, ini cerita Changkyun, kenalin ini suami author. /ditamparbolakbalik/ Entah kenapa kalo sama Changkyun, bawaan nulisnya sesuatu yang angst. Walo tetep mesum. Tapi baper terus ide yang keluar dari ubun-ubun author. Idenya ni cerita karena lagu Taylor Swift - Safe and Sound. Tuh lagu bisa di denger sambil baca yang satu ini. Awas mewek ya, palagi di bagian akhir. Lalala~)
Kau mendominasi ciuman. Lidahmu menyusuri tiap sudut bibir Changkyun. Mencari keberadaan lidahnya untuk kembali memberikan rasa panas yang menggairahkan. Kau menyusupkan jemarimu pada rambut halusnya. Sedikit meremasnya untuk terus memberikan sensasi menyenangkan.
Changkyun mengelus punggung telanjangmu. Kau merapatkan tubuhmu dengannya. Ujung putingmu menyentuh kulit dada telanjangnya. Kau menggeseknya, merasakan gerakan itu membuat bulu tengkuk lehermu berdiri. Kau terus beradu ciuman dengan Changkyun. Bisa kau rasakan penis Changkyun yang sudah berdiri di bawah sana menyentuh kulit perutmu. Kau juga merasakan basahnya vaginamu menyentuh pangkal pahanya.
Changkyun menyelipkan satu tangannya, mencapai payudaramu untuk di pijat. Kau mendesah di tengah dominasi ciumanmu akibat perlakuan Changkyun. Ia memainkan putingmu dengan ibu jari dan jari telunjuknya. Kau menggigit bibir atasnya saat merasakan nikmatnya jemari Changkyun.
Kau memijat pelan tengkuk leher Changkyun. Mengelus ujung jarimu pada pundaknya. Kau melepaskan ciuman, terlihat sebuah cairan yang membentuk tali antar mulut kalian. Kau melihat bibir merah Changkyun basah. Begitu seksi, begitu menggoda.
Changkyun melap bibirmu dengan ibu jari tangannya yang bebas. Kau menjilat jarinya saat mencapai bibirmu. Changkyun mendesah merasakan kulit lidahmu menyapunya. Kau menatap matanya, tak ingin sedetikpun kau melepas pandanganmu padanya.
Changkyun kemudian mengarahkan jarinya yang baru saja kau jilat ke antara tubuh kalian. Menyusup masuk menyentuh klitorismu. Ia memberikan efek melingkar dan naik turun pada bagian paling sensitifmu itu. Kau mendesahkan namanya berkali-kali, kau merekatkan tubuhmu padanya. Memeluk Changkyun seerat yang kau bisa.
Changkyun membisikkan kata-kata terfavoritmu, "Aku sangat mencintaimu, istriku."
Perlahan air matamu menetes. Sejak tadi kau sengaja menahannya. Menahan kesedihan yang datang kembali setelah kau sempat melupakannya beberapa menit. Kau melap air matamu dengan telapak tangan, tidak ingin Changkyun melihat apa yang kau lakukan.
Kau balik membisik Changkyun, "Fuck me, baby."
Changkyun melepas tangannya yang semula memainkan klitoris dan putingmu. Ia mengarahkan penisnya agar masuk sempurna dalam lubang vaginamu. Sekali saja gerakan tubuhmu, kau bisa merasakan vaginamu penuh dengan penis hangatnya. Kau menggeram, merasakan ujung penis Changkyun tepat mengenai tempat terdalammu.
Kau menciumi pundaknya, dengan posisi duduk kau bisa memeluk tubuhnya selama dan sebanyak yang kau mau. Changkyun mengecupi lekuk lehermu. Sebisa mungkin menyentuh tengkukmu. Ia tak diam, tangannya meremas gemas pantatmu, membuatmu bereaksi menaik turunkan badanmu.
Kau melepas pelukan. Menaruh kedua tanganmu pada pundaknya. Matamu lagi-lagi tak lepas dari tatapannya. Mencoba mencari keberadaan fakta bahwa kau sungguh mencintainya. Changkyun memejamkan mata saat kau tak sengaja memberikan gerakan memutar yang mengakibatkan penisnya seperti di pijat. Ia tak sedetikpun pelepas telapak tangannya dari punggungmu. Menopangmu, tak ingin membiarkanmu terjatuh.
Changkyun berkali-kali mengelukan namamu. Mengelus punggungmu terus hingga mencapai pinggang. Ia membantumu bergerak. Ia mendesiskan panggilan kesayangannya untukmu, kau tahu, ia akan mencapai klimaksnya. Kau juga yakin kedutan vaginamu akan memberikan klimaks untukmu.
Kau menahan nafas, mencengkram pundaknya dan mendesah panjang nama Changkyun saat merasakan tubuhmu meringan karena klimaks. Berbarengan dengan cairan sperma Changkyun yang memenuhi bagian terdalam vaginamu. Kau menumpangkan dagumu pada pundaknya. Mengecup daun telinganya. Menghirup bau tubuh Changkyun seolah ingin menyimpannya sebanyak mungkin di dalam paru-parumu.
Changkyun melingkarkan lenganya pada tubuhmu. Mengecup pundakmu berkali-kali dan berbisik, "Sampai kapanpun, aku akan selalu mencintaimu."
---
Kami hanya diam dalam diam. Suara air gemericik dari hujan yang sudah turun sejak beberap jam yang lalu saja yang mampu mengisi kekosongan. Aku menundukkan kepalaku setelah tak sanggup lagi menatap wajahnya yang lelah. Hembusan nafas yang cukup panjang kini menggelitik pendengaran. Langkah kakinya menuju ke arahku. Kurasakan kedua lengannya meraih tubuhku. Dekapannya begitu hangat. Tak bisa kubayangkan Changkyun akan pergi. Ya.... dalam waktu yang tidak menentu ia akan pergi dan tak tahu kapan akan kembali. Usapan telapak tangannya menyapu rambutku. Kuarahkan tanganku ke depan mulut, menutupi suara yang entah bagaimana bisa hadir tepat setelah tangannya semakin erat merengkuhku.
"Aku tak bisa menjamin berapa lama aku akan berada di sana."
Kalimat itu semakin membuat pikiranku kacau. Aku tidak sanggup membayangkannya.
"Kau akan baik-baik saja selama aku tak ada."
Apa yang ada di benaknya? Aku? Baik-baik saja?
"Kita akan menang. Setelah itu kita akan hidup dengan tenang. Segala mimpi kita akan kita capai satu-persatu setelahnya."
Lalu bagaimana bila hal itu tidak terjadi?
"Aku tidak akan menjaminnya juga, sayang."
Jujur, setelah kaliamat ituu terucap dari mulut Changkyun, aku tidak bisa memikirkan hal lain. Tangisanku semakin pecah. Aku membalas pelukannya seakan memang tak ada yang bisa menjamin hal ini akan terulang kembali nanti.
Suara hujan tidak lagi mampu meredam tangisku. Aku menghirup kembali bau tubuhnya. Aku membasahi seragam tentaranya dengan air mataku. Changkyun membalas pelukanku dan mengecup ujung kepalaku. Ia mengelus rambut teruraiku.
Ia mendorong tubuhku pelan. Meraih wajahku dengan tangannya, mengecup bibirku yang basah karena dilalui air mata. Hanya berdiam seperti itu membuatku sudah merasakan jarak diantara kami. Ia melepaskan kecupannya. Melap air mataku dengan ibu jarinya. Changkyun berusaha ttersenyum, memberikan ketenangan untukku.
Aku melihat namanya terbordir di dada kanannya--Im Changkyun. Kuelus nama itu, mengalihkan mataku padanya. Berdiri selangkah ke belakang, memberikan hormat. Aku bangga padanya. Namun, aku tak sanggup melepasnya.
Perang dengan negara tetangga mengharuskan hampir seluruh laki-laki Korea Selatan membela negara, begitu pula dengan Changkyun. Mendapatkan predikat tentara terbaik selama periode wajib militer membuatnya menjadi kapten batalyon 18. Kebanggaan yang tak dapat dibendung dengan kata-kata.
Ia tersenyum, sangat lebar. Membalas hormatku dan kembali memeluk, "Lakukan kegiatan rutinmu seperti biasa. Aku berjanji akan memenangkan perang ini dan menjadikanmu sebagai motivasiku."
-end-
vote + comment ^^
YOU ARE READING
Monsta X Mature Stories 21+
FanfictionCerita-cerita dewasa Monsta X! Let's rock Monbebe! Love Changkyun!