Wonho X You

4.7K 84 0
                                    



ini buah dari on fire-nya aku sama MX! ide buat mereka bertebaran di otak. mesum juga makin ningkat. bisa selesai keknya ni batch 3 dalam waktu dekat XD enjoy guys~~~


"Sayang, pokoknya kamu sudah janji sama aku buat main ini," ucapmu sambil melipat kedua lengan di depan dada.

Suamimu, Wonho, terlihat sangat pucat. Kau bisa melihat ia berulang kali menelan ludahnya ketika membayangkan kejadian lima tahun yang lalu ia harus menaiki bungeejumping itu bersama dengan Kihyun karena kalah dalam permainan. Ia sampai habis akal mengapa Shownu sangat ingin memainkan permainan paling menyeramkan sepanjang hidup Wonho itu. Namun, Wonho sudah berjanji akan bermain bungeejumping sekali lagi untuk merayakan hari pernikahan kalian.

Wonho menghampirimu dan menarik tanganmu. Ia menyatukan tangannya denganmu dan menatapmu dengan memelas, "Sayang, tolong aku."

Kau menggeleng, "Tidak. Aku tidak suka laki-laki yang tidak menepati janjinya."

"Tapi kau tahu sendiri aku sangat benci ketinggian. Dan ini bisa menjadi mimpi buruk untukku."

Kau tersenyum dan mendekat pada telinga Wonho, "Akan menjadi mimpi indah bila kau mau mencobanya, sayang. Kau sendiri yang mengatakan padaku kalau Macau terlihat sangat indah saat kau melompat dulu."

Wonho menimang-nimbang perkataanmu. Memang benar semua yang dikatakan olehmu. Terlebih lagi, jika kau berani menaklukkan rasa takutmu, itulah keindahan yang paling utama.

Wonho lalu memelukmu sebentar, "Baiklah," kemudian ia menuju meja registrasi dan segera siap untuk lompat ke bawah dengan bungeejumping.

---***---

"Bagaimana bisa kau tertawa sangat lebar?" Wonho menyambutmu ketika sudah sampai di bawah, menyusul Wonho yang masih saja meneriakkan nama ibu mertuamu saat terjun tadi.

"Itu tadi sangat menyenangkan. Masa aku harus menangis?" Candamu.

Wonho mengelus puncak kepalamu, "Setidaknya aku hanya takut pada ketinggian."

Kau tersenyum dan mengangguk. Tentu itu tidak menjadi masalah buatmu. Setiap orang pasti memiliki ketakutan dan ketakutan yang dialami oleh Wonho adalah sesuatu yang wajar. Tidak sepertimu.

"Kau bahkan takut pada semangka," kini Wonho meledekmu.

Kau mencubit pinggangnya.

Ia menggosok-gosok bagian yang kau cubit dan tertawa puas karena meledekmu. Ia kemudian menarikmu ke sebuah gedung yang tak jauh dari arena bungeejumping. Gedung yang tampak kosong itu tidak terlalu besar namun terlihat sangat terawat. Kau mengerutkan keningmu saat sudah ada di dalam. Lantai terbawah gedung itu tidak diisi oleh benda apapun. Terlihat seperti sebuah hall kosong.

Wonho menutup pintu utama gedung dan kini hanya cahaya dari fentilasi dan sebuah jendela besar di tembok seberang kalianlah yang menerangi ruangan. Wonho tersenyum menghadapmu. Ia memeluk pinggangmu dan mulai mengecupi wajahmu.

"Hei, apa yang akan kau lakukan?" Tanyamu namun tidak menolak apa yang dilakukan olehnya.

"Aku butuh sesuatu yang membuatku melupakan mimpi burukku tadi," katanya di sela kegiatannya mengecupi lehermu.

Kau tertawa, "Tapi bagaimana kalau ada yang melihat kita?"

Wonho memberi jarak antar wajah kalian. Ia menatap matamu seolah ingin meyakinkanmu, "Percaya pada oppa."

Kau tertawa, melingkarkan lenganmu pada lehernya dan mencium bibirnya. Selain otot perut dan lengannya yang membuatmu tergila-gila dengan 'sosok lain' Wonho, kau juga sangat mengagumi bibirnya. Kau menghisap bagian bawah bibirnya dan menjilat lekuk bibirnya dengan lidahmu. Ia menyeruak ke dalam mulutmu dengan memberikan sapaan pada lidahmu dengan miliknya. Kalian bertarung, ingin menunjukkan siapa yang dapat menang dalam pertarungan penuh gairah.

Wonho menyelipkan tangannya di punggungmu. Kau bisa merasakan kulit telapak tangannya menelusuri kulitmu. Kau berani bertaruh, kau pasti sudah sangat basah di bawah sana. Wonho terus mencoba mendominasi ciuman kalian hingga akhirnya ia mengubah arah ciumannya ke arah tulang rahangmu. Turun kembali ke lekuk lehermu dan memberikan kecupan-kecupan kecil di sana.

Kau meremas lengannya dan mendesahkan namanya saat tangannya sudah dengan cepat berada di dadamu. Meremas salah satu payudaramu yang masih terbalut bra. Kau dengan refleks menggesekkan bagaian bawah tubuhmu dengan miliknya. Bisa kau bayangkan bagaimana tegaknya penis Wonho kini yang pasti terasa sangat sesak karena godaanmu.

Kau menurunkan salah satu tanganmu ke arah kancing jeansnya. Wonho menggeram saat tanganmu sudah memegang penis berbalut boxernya. Ia ikut melakukan kegiatan yang tadi kau lakukan padanya kepadamu. Celana jeans panjang biru langitmu sudah turun hingga pahamu. Ia juga menurunkan celana dalammu dan menyapa klitorismu dengan jari tengahnya.

"W-wonho-ya," desahmu. Ia tertawa kecil sebelum akhirnya memasukkan tiga jarinya sekaligus ke dalam liang vaginamu. Kau kembali meremas lengannya dengan tubuh yang melemas dan mencoba bertahan dengan bersender pada tembok.

Wonho mengurungmu dalam lengannya dan mencoba mempercepat tanganmu yang masih menggoda penisnya.

"Keluarkan saja," pinta Wonho.

Kau lalu mengeluarkan penisnya dari boxer dan mengelus ujung penis Wonho. Wonho tak sengaja mempercepat gerakan tangannya yang ada di vaginamu. Kau membalasnya dengan meremas penis terangsang Wonho dengan tanganmu.

Wonho menggeleng, kau bisa melihat wajah putihnya sudah memerah karena ulahmu. Ia menarik tangannya dari vaginamu dan kau tersengal. Ia memberikanmu kode untuk membiarkan dirinya yang bertanggung jawab dengan benda kejantanannya itu. Wonho menuntun penisnya menyelip di dalam vagina. Kau meremas rambutnya dan menegangkan tubuhmu. Penis besarnya sungguh membuatmu kacau balau. Jantungmu berdetak lebih kencang saat Wonho sudah menghentakkan pinggulnya.

Kau mendesiskan namanya. Saat Wonho mulai menggerakkan pinggulnya. Wonho menyatukan kembali bibir kalian dan kembali berciuman dengan lidah saling menggoda. Kau memeluk kepalanya dengan lenganmu dan Wonho masih mengeluar masukkan penisnya. Ia memberikan gerakan memutar dan itu terasa sangat menggairahkanmu. Klitorismu seperti ikut digoda olehnya.

Wonho menahan tubuhmu dalam pelukannya. Kau ikut bergerak di bagian bawah agar kalian mencapai orgasme kalian bersama. Wonho mendesah berulang kali saat kau sengaja menegangkan pahamu agar penisnya seperti terurut dalam jepitanmu. Kecepatan pinggulnya semakin cepat dan kau mengatur nafasmu bersama dengannya. Kau yakin kalian akan mencapai puncak nikmat kalian bersama.

Wonho melepas ciuman kalian, "Sayangh."

Dan ia kemudian menghentakkan penisnya menghujam vaginamu. Kau ikut menahan nafasmu demi orgasme bersama kalian. Dalam beberapa detik, kalian melemas dan kau menyandarkan kepalamu di tembok. Wonho memilih memelukmu dan menyeruakkan kepalanya di lekuk lehermu.

Kalian mengatur nafas kalian sesaat sebelum akhirnya lenganmu melingkar di pinggangnya, "Ayo kita lanjutkan di hotel."

Wonho menegakkan tubuhnya dan memberikan wajah curiga padamu, "Aku tidak tahu istriku senakal ini."

-end-


vote + comment~

tunggu member selanjutnya yaaaaa ^^

Monsta X Mature Stories 21+Where stories live. Discover now