Hyungwon terlihat sangat profesional saat photographer mulai memainkan kameranya. Kau memperhatikan dari pintu sebuah ruangan kecil yang ada di ujung studio. Sudah sekitar dua hari kau bekerja sama dengan model kenamaan, Chae Hyungwon, dalam sebuah proyek majalah fashion untuk bulan depan. Menjadi seorang penata busana yang harus siap membenahi apapun yang dibutuhkan dalam pemotretan membuatmu harus selalu ada setiap kali dibutuhkan.
Setelah sesi pemotretan ini, akan ada satu busana lagi yang harus kau pakaikan kepada Hyungwon. Menunggu sekitar lima belas menit di tiap sesinya, kau memutuskan untuk tetap berada di ruang busana dan hanya melihatnya dari tempatmu saat ini.
Kau begitu menyukai tubuh Hyungwon. Segala busana yang kau siapkan seolah memang diperuntukkan untuknya. Sangat cocok dan pas tanpa harus ada pengurangan atau penambahan ukuran. Gaya dalam setiap gerakan yang akan diambil oleh photographer membuatmu berdecak kagum. Dalam hati kau berdoa, semoga ini hanya kekagumanmu padanya.
"Ya, busana selanjutnya!" Teriak sang photographer. Hyungwon berjalan ke arah photographer dan berbisik. Kau bisa melihat photographer menganggukkan kepalanya. Entah apa yang mereka bicarakan.
Hyungwon berjalan ke arahmu yang sudah menunggu di dekat ruang busana. Kau tersenyum saat Hyungwon terlebih dahulu menyunggingkan senyuman, "Good pose!"
Hyungwon tertawa dan mengangkat jempolnya membalas ucapanmu. Kau masuk terlebih dahulu ke dalam ruang busana, disusul oleh Hyungwon. Ia menutup pintu dan langsung duduk di salah satu sofa yang ada di sana.
Kau memilah-milah busana berikutnya yang harus dikenakan oleh Hyungwon. Kau memilih sebuah busana masih dengan tema Winter berwarna cokelat muda dan menunjukkannya kepada Hyungwon. Hyungwon berdiri dari duduknya dan mengambil busana yang masih di gantung di sebuah hanger. Ia mengangguk tanda puas dengan busana yang kau siapkan. Namun setelah Hyungwon mengambil busana itu dari tanganmu, ia meletakannya di meja rias di sebelah kalian berdiri. Kau mengangkat kepalamu, menatapnya dengan penuh tanya.
Hyungwon tersenyum, mendekat dan semakin mendekat kepadamu. Kau mundur selangkah saat merasa Hyungwon sudah terlalu dekat denganmu. Tangan Hyungwon menarik undakmu hingga kau kini jatuh dalam pelukannya. Tangannya yang panjang dengan pas merangkul punggungmu.
Kau menelan ludahmu saat merasakan nafas Hyungwon menyapu kulit wajahmu. Ini terlalu dekat.
"Aku diberikan waktu beristirahat lima belas menit untuk beristirahat sekaligus bersiap-siap dari photographer-nim."
Kau mengerutkan keningmu. Sungguh bingung apa maksudnya.
"Nuna selalu memperhatikanku bila aku sedang melakukan pemotretan. Dari atas...hingga bawah.."
Kau menelan ludahmu. Lagi.
"Nuna sudah sering melihat bagaimana tubuh atasku, kuharap nuna kali ini tidak penasaran dengan bagian tubuhku yang lain."
Hyungwon langsung menempelkan bibirnya dengan bibirmu. Matamu membulat. Tanganmu yang semula menempel pada dadanya kini menjauh, seolah ingin Hyungwon melepaskan ciumannya. Tidak mengetahui kodemu, ia justru memperdalam ciuman kalian. Hyungwon melumat bibir bawahmu. Tangannya yang melingkar di punggungmu sudah turun ke bawah, meremas pantatmu dan kau sedikit mendesis dan mendorong tubuhnya.
Kau menggelengkan kepalamu.
"Aku tahu nuna jauh lebih menginginkannya daripadaku."
Kau mundur selangkah dan mengedipkan matamu berkali-kali saat Hyungwon justru maju sambil mengangkat sweater merah yang ia kenakan. Kau melihat otot perutnya untuk yang kesekian kali walau dengan perasaan yang berbeda. Jantungmu berdetak jauh lebih cepat dari sebelumnya setelah tangannya mengarah ke kancing celana warna beigi yang ia kenakan. Ia menurunkan celana itu dan hanya memperlihatkan boxer hitam pendek ketatnya.
Entah mengapa kau ingin sekali memeluknya. Ciuman singkat yang di berikan oleh Hyungwon sungguh menyita segala akal sehatmu. Dengan berani, kau maju kembali. Memeluk tubuhnya dengan tangan menangkup pipi, mengulum bibir penuhnya sambil menyapukan lidahmu pada lekuk bibirnya.
Hyungwon tersenyum di sela ciuman kalian. Ia membuka blazer babypinkmu dan mengarahkan tangannya ke dadamu. Ia meremas payudara yang masih berbalut tanktop dan bramu. Kau mendesah saat penis yang masih tertutup miliknya menyentuh perutmu. Tangan Hyungwon yang lain menyusup masuk ke dalam rok mini berlipat kecil milikmu. Ia mengelus paha bagian depanmu, naik ke atas hingga sampai pada bagian dalam pahamu. Tangannya masuk terselip ke dalam celana dalammu. Jari panjangnya sudah menyentuh klitorismu dan hal ini membuatmu meremas rambutnya. Kau mendesahkan namanya berkali-kali saat jarinya dengan lihat memijat bagian tersensitif milikmu itu.
Setelah yakin kau sudah cukup gila dengan hawa nafsumu, ia menurunkan celana dalammu. Dibantu dengan kakinya, ia sudah menurunkan celana dalammu hingga betismu. Kau melepaskan ciuman kalian dan melihat bibirnya. Bibir yang selama ini hanya kau perhatikan karena membenahi letak kerah dan dasi yang ia kenakan untuk pemotretan, kini sudah kau cium bahkan kau sudah menghisapnya sepuasmu.
Tanganmu mengarah ke pinggangnya hingga sampai pada karet boxernya. Menurunkan boxer itu sehingga dengan tiba-tiba penis Hyungwon yang sudah berada pada posisi terangsang itu menyembul keluar. Ujungnya menempel pada tubuhmu yang masih lengkap dengan pakaian kecuali celana dalam yang turun hingga bagian betis.
"We're in the same position. Let's make it fast," suaranya terdengar sangat dalam dan menggodamu. Kau menganggukkan kepalamu.
Kau berjalan ke arah sofa dan memposisikan tubuhmu tertidur di sana. Hyungwon mengikuti dan membuka kakimu. Ia memposisikan tubuhnya di antara tubuhmu dan mencoba untuk menyelipkan penisnya ke antara vaginamu. Ia menjilat bibirnya saat akan mendorong pinggulnya. Kau menahan nafasmu dan membiarkan Hyungwon memulai gerakannya.
Hyungwon menahan badannya dengan tangan yang menumpu di sebelah kepalamu. Ia mulai menggerakkan pinggunya, ke kanan dan ke kiri. Memberikan efek menutar sambil terus mengeluar masukkan penisnya. Kau sungguh gila di buatnya. Berulang kali kau mendesahkan namanya. Kau berusaha untuk tidak berteriak agar tidak ada orang di luar yang mendengar. Untungnya, sang photographer tidak mampu bekerja bila musik tidak di mainkan dengan keras selama pemotretan. Setidaknya desahanmu tidak terdengar.
Hyungwon mempercepat gerakan pinggulnya. Kau mengarahkan tanganmu ke arah payudara kananmu. Meremasnya sendiri karena merasakan orgasmemu hampir muncul karena ulah Hyungwon.
"Aku hampirhh," kau memberikan tanda pada Hyungwon.
Hyungwon tersenyum di sela-sela gerakannya. Ia menganggukkan kepala sambil terus mempercepat gerakan, "Akuhh.."
Dan lagi-lagi kau tidak membayangkan orgasme muncul bersamaan dengan Hyungwon yang menarik keluar penisnya. Kau menegangkan tubuhmu dan menahan nafas saat Hyungwon memainkan penisnya sendiri. Ia mengambil tissu yang ada di meja sebelah sofa dan mencapai puncaknya dengan mengeluarkan spermanya di sana. Ia mendesah saat merasakan bagaimana sensasi pijatan vaginamu sebelumnya mampu membuat tubuhnya sedikit melemas.
Kau tertawa melihat Hyungwon terduduk di lantai dengan tangan masih memegangi tissu dan penisnya. Kau berdiri dan membenahi letak celana dalammu.
Dari luar terdengar suara ketukan pintu, "Hyungwon-ssi. Lima menit lagi!"
Kau paham betul, itu suara si photographer.
"Ne, hyung!" Teriak Hyungwon dari dalam.
Ia berdiri dan membuang tissu ke tempat sampat yang ada di ujung ruangan. Kau kembali berjalan ke arah busana yang diletakkan oleh Hyungwon dan memberikannya pada Hyungwon. Hyungwon memegang tanganmu dan mengecup keningmu, "Nuna, ponselku ada di tas itu. Simpan nomormu di sana. Malam ini aku akan menghubungimu. Kalau aku tidak tahan, mungkin aku akan menjemputmu."
-end-
vote + comment ^^
wait me at batch 3 with our babies XD
YOU ARE READING
Monsta X Mature Stories 21+
FanfictionCerita-cerita dewasa Monsta X! Let's rock Monbebe! Love Changkyun!