Innocent bitch. Panggilan yang biasa kau dengar bila berjalan melewati gerombolan anak-anak kampus lainnya. Kau? Sama sekali tidak peduli dengan apa yang kau dengar. Jika kau senang, peduli setan dengan orang lain.
Tentang panggilanmu, kau memang terkenal sangat pintar. Mendapatkan penghargaan dari dekan akibat IPK tertinggi selama 6 semester berturut-turut. Secara kasat mata, kau tampak innocent, lugu bak perempuan kutu buku lainnya yang susah payah mendapatkan nilai A dengan belajar. Kau tak perlu belajar, hanya duduk diam mendengarkan dosen secara seksama, maka mata kuliah apapun, sebanyak apapun SKS-nya, mampu kau serap seluruhnya di dalam otakmu. Ajaib? Memang. Kau bersyukur akan otakmu yang luar biasa itu. Tampangmu juga innocent, polos, namun kau bisa berubah menjadi seseorang yang menarik perhatian bila menginginkan seorang pria.
Ya, sesuai dengan nama panggilanmu yang lain, bitch. Mudah sekali kau menaklukkan Baekhyun, anak penyumbang biaya pembangunan gedung terbanyak di kampusmu. Tak hanya Baekhyun, Chanyeol, gubernur fakultasmu. Hyungwon, dosen muda incaran mahasiswi lain. Bahkan Shownu, anak dekan fakultasmu. Ya, bahkan anak dekan yang setiap semesternya memberikanmu penghargaan bisa kau rasakan bagaimana gagahnya di atas ranjang.
Lalu bagaimana tanggapan yang lainnya? Hanya kata-kata 'innocent bitch' yang kau terima. Tidak sulit, bukan?
Kau mengangkat ponselmu yang bergetar di dalam kantong celana hitammu. Kau yang berjalan menaiki tangga mencoba menaruh ponsel itu di telinga setelah mengubah letak buku yang semula kau dekap, "Kalian sudah di ruangan?"
"Oke. Five minutes."
"Yeah, I know. Tak akan ada yang tahu apa yang akan kita lakukan."
"Oke."
Kau kembali memasukkan ponselmu ke dalam kantung celana. Pikiranmu melayang-layang setelah mendengar suara yang sangat kau damba selama ini. Suara Kihyun, teman satu kelasmu yang luar biasa tampan. Ia salah satu mahasiswa paling terkenal di kampusmu karena suara merdunya. Bagaimana tidak? Ia sempat diwawancara oleh stasiun TV swasta karena tidak sengaja mengikuti program bernyanyi di TV tersebut.
Setelah sampai di sebuah ruang kelas di lantai 3, kau mengetuk pintu. Terbuka. Kau mendapati pria tampan lainnya selain Kihyun yang sebenarnya juga menghantui pikiranmu, Minhyuk. Lalu siapa Minhyuk? President of University. Bagaimana bisa ia ada di kampus fakultasmu? Bukankah ia berasal dari fakultas kedokteran? Bukan dirimu bila kau tidak mampu membuatnya menunggu dengan senyuman penuh dengan gairah seperti saat ini.
Minhyuk meraih buku yang ada di pelukanmu, menarik tanganmu yang agar masuk ke dalam. Di dalam kau melihat Kihyun sudah bertelanjang dada duduk di atas meja yang memang tertata memanjang. Kau melihat sekilas Minhyuk yang ada di belakangmu, ia sudah mengunci pintu kelas, menaruh bukumu, dan mulai membuka kancing kemejanya satu persatu.
"Mengapa celanamu belum terbuka, Kihyun-a?"
Kihyun tertawa, turun dari meja, mulai membuka ikat pinggang serta kancing celananya, "Aku akan membuka boxerku bila kau sudah telanjang bulat," ucapnya saat hanya meninggalkan boxer membalut kulit putih susunya itu.
Kau tersenyum licik, menaruh tas punggungmu di sembarang tempat. Membuka kancing dan resleting celanamu kemudian menurunkan celana. Kemudian kau melucuti kemeja besarmu, membiarkan tubuhmu hanya ditutupi oleh pakaian dalam berwarna biru muda.
Kau memperhatikan wajah Minhyuk yang sudah sejajar berdiri berdampingan dengan Kihyun. Matamu membulat melihat Minhyuk sudah tak berbusana sama sekali, "Aku suka orang yang seperti Minhyuk."
Minhyuk melipat kedua tangannya di depan dada, bahagia dengan ucapanmu.
Kihyun justru menunjukkan wajah kesal, tak suka dengan pujianmu terhadap Minhyuk. Ia tak mengambil waktu panjang untuk menurunkan boxer hitamnya.
YOU ARE READING
Monsta X Mature Stories 21+
FanficCerita-cerita dewasa Monsta X! Let's rock Monbebe! Love Changkyun!