another our hot baby~ Jooheon, the beast but the cute but the sexy but /digampar/
Kau mengangkat kedua tanganmu, memutar kepala dan memberikan sedikit goyangan di atas lantai dansa. Musik dengan beat cepat memberikan kekuatan untukmu melakukan tarian yang lebih seksi dan lebih liar dari sebelumnya. Seorang pria berwajah tampan dengan lesung pipi yang dalam saat ia tersenyum berjalan menyusuri kerumunan orang, mengarah ke arahmu. Kau memperhatikan dirinya dari atas ke bawah. Tak lupa memberikan senyuman yang menggoda, jujur, kau tertarik dengannya.
Kini pria itu sudah menempel dengan tubuh bagian belakangmu. Hembusan nafasnya menyapu tengkuk lehermu, kau kembali tersenyum saat merasakan sebuah bisikan menggelitik telinga kananmu, "Seksi sekali dirimu."
Kau tertawa dan membalik badan. Kau memberikan tatapanmu tepat ke arah matanya. Redupnya lampu yang hanya diberikan biasan dari penerangan club malam yang meriah membuatmu mencoba menelusuri setiap lekuk wajahnya. Senyuman kembali ditorehkan oleh pria itu. Lesung pipinya membuatmu mendekatkan wajahmu, memberikan kecupan pada pipinya.
Pria itu kemudian meletakkan tangannya di pinggulmu. Mengikuti irama musik yang dimainkan oleh disk jockey, kalian menari seolah tidak ada orang lain di sekitar kalian. Kau merasakan gesekan bagian bawah tubuhnya pada perutmu. Kau mengigit bibirmu menyadari sesuatu sudah siap di sana. Kau mengangkat tanganmu kembali ke udara, melekukkan tubuhmu menyentuh tubuhnya. Pria itu maju mendekatimu, kembali berbisik, "Follow me."
Pria itu kemudian mengambil tanganmu. Ia menarikmu ke arah sudut ruangan luas, menyusuri sebuah lorong dengan cahaya yang sangat minim dan sepi. Ia tak melepaskan genggamanmu, menuju ke arah pintu toilet. Di dalam, tidak ada orang sama sekali. Ia menarikmu ke salah satu bilik toilet. Demi apapun, ini toilet terbersih yang pernah kau masuki di tempat umum selama kau hidup. Kau sedikit tersenyum memperhatikan ruangan dengan dominasi warna hitam itu. Kau bahkan hampir lupa sedang dengan seorang pria tampan sampai akhirnya pria itu membalikkan tubuhmu hingga kalian saling menghadap.
Kau merangkulkan tanganmu pada lehernya di saat pria itu melingkarkan lengannya pada pinggangmu, "Do it as fast as you can."
Pria itu mengangguk, ia melahap bibirmu. Menyapukan lidahnya di sekitar belahan bibirmu dan menyusupkan lidahnya ke dalam bibirmu. Kalian saling mengaitkan lidah kalian, mencoba bertarung dan menginginkan kemenangan. Kau bisa merasakan tangannya mengarah ke resleting dress biru tuamu, menurunkannya dan mencoba menurunkan tali dressmu. Kau meremas rambut hitamnya, menyusupkan jemarimu pada rambut halusnya saat kau dengan sengaja menggigit lembut bibir bawahnya. Kau mendengar lenguhan dari mulutnya. Kau menyunggingkan tawa di sela-sela permainan tangannya dengan punggung telanjangmu.
Ia melepaskan ciuman kalian, "Kau tidak mengenakan bra?"
Kau mengangguk, "Dress ini tidak memerlukan itu, tampan."
Ia kembali tersenyum, demi apapun, kau jatuh hati dengan lesung pipinya.
"Jooheon, namaku," ia kembali mengecup bibirmu sekilas kemudian menyusuri pipimu dengan kecupan-kecupan ringan hingga turun ke arah lekuk lehermu.
Kau mendesahkan namanya berulang kali karena hisapannya di sekitar leher dan pundakmu. Tangannya sungguh liar, ia menyusupkan jemarinya melewati pangkal pahamu dan menyingkap celana dalammu untuk mencapai klitorismu. Ia tak henti memberikan kenikmatan di sekitar pundakmu saat jari tengahnya memainkan klitorismu dengan gerakan memutar. Kau mendorong dadanya, wajah Jooheon terlihat bingung saat kau dengan senyuman licik mencoba mengeluarkan tanganmu dari tali dressmu. Wajah Jooheon turtumbuk pada payudaramu. Ia menjilat bibir bawahnya sendiri seakan ingin segera menghabisimu.
Di tempat sesempit bilik toilet ini memaksamu untuk terduduk di atas toilet yang tertutup. Jooheon melepaskan tangannya dari klitorismu, ia segera membuka ikat pinggang dan kancing celananya. Menurunkan celana panjang yang ia kenakan dan kau melihat penisnya yang masih tertutup boxer itu sungguh sangat besar walau tak terlihat. Kau kini yang menjilat bibir bawahmu, membuat Jooheon tertawa.
Kau mengangkat kepalamu, melihat wajah Jooheon yang jauh karena ia berada dalam posisi berdiri, "Kenapa?"
"Kau menginginkannya?" Jooheon balik bertanya. Kau mengangguk.
Jooheon menurunkan boxer hitamnya, dan penisnya sungguh sesuai dengan banyanganmu. Kau bisa merasakan basahnya vaginamu saat melihat bagaimana gagahnya penis Jooheon menyapamu. Kau langsung saja menutup penisnya dengan kedua telapakmu. Kau merasakan hangatnyaa penis Jooheon saat bertemu dengan telapak tanganmu. Kau mengecup ujung penisnya, membuat Jooheon memegang kepalamu. Ia seolah memintamu memasukkan bedna menarik itu ke dalam mulutmu.
Kau kemudian dengan perlahan mencoba memasukkan penisnya ke dalam rongga mulutmu. Kau sedikit kewalahan karena besarnya penis Jooheon masuk dengan kasar karena Jooheon menarik wajahmu. Kau sedikit tertawa saat mencoba menyusuri kulit penisnya dengan lidahmu. Jooheon mendesah tak karuan saat memajumundurkan kepalamu demi kepuasan penisnya. Ia menggeram dan mencoba mengatur pola nafasnya saat merasakan cairannya sudah mulai keluar menyeruak di dalam mulutmu. Kau sedikit demi sedikit mencoba menelan spermanya dan ikut mengatur nafas karena lelah memainkan penisnya.
Kau mengeluarkan penisnya dari mulutmu, kemudian berdiri. Kau mencoba membimbing Jooheon untuk duduk di tempatmu semula. Kau menurunkan celana dalammu, mencoba untuk duduk di atas pangkuannya sambil mengarahkan penisnya masuk ke dalam vaginamu. Kau menggigit bibirmu saat merasakan bagaimana penis yang sudah kau ketahui ukurannya itu masuk ke dalam liang sempit vaginamu. Kau sedikit berteriak saat sudah sepenuhnya penis Jooheon bersarang di dalammu. Kau mendengar suara pintu utama toilet terbuka. Kau menutup mulutmu saat hendak mendesah karena Jooheon mengangkat tubuhmu dengan tangannya agar vaginamu memijat penisnya. Suara obrolan beberapa perempuan terdengar riuh. Bisa kau perhitungkan sekitar empat perempuan ada di luar sana.
Jooheon menyunggingkan senyuman nakal saat terus menggodamu dengan menggoyangkan pinggulnya. Kau memejamkan matamu, tak tahan untuk tidak mendesahkan namanya. Nafasmu tercekat ketika lidahnya menjilati putingmu. Kau membulatkan matamu karena ia juga menggigitinya, sungguh ingin menggodamu. Kau memukul pelan pundaknya saat mendengar suara langkah keempat perempuan itu seolah sudah keluar dari toilet, "Ya!"
Jooheon tertawa, terasa dari kulit dadamu yang masih bersatu dengan bibirnya. Kini kau seolah bebas berpetualang. Kau menaik turunkan tubuhmu agar penisnya keluar masuk dari vaginamu. Kau sungguh sangat puas dengan bagaimana tangan dan mulut serta penis Jooheon yang memuaskanmu.
Kau hampir mencapai puncak gairahmu saat Jooheon kembali menghisap kulit payudara kirimu. Kau kali ini berani bertaruh akan ada banyak tanda 'Jooheon' saat kau melihat kaca kamar mandimu pagi ini. Kau memeluk kepalanya saat meneriakkan namanya dan meneganggkan tubuhmu. Kau merasakan tubuhmu bergetar dan Jooheon masih menggoyangkan penisnya. Sensasi luar biasa menggoda ketika ia menghentakkan tubuhnya dengan keras. Kau merasakan cairan spermanya memenuhi liang vaginamu.
Jooheon tersengal-sengal dan menidurkan kepalanya di atas pundakmu. Kau mengelus kepalanya, memainkan sedikit rambutnya dengan jemarimu saat memutuskan untuk berdiri. Kau mengambil celana dalammu yang ada di lantai dan mengenakannya. Mencoba menaikkan resleting dressmu dan sedikit membenahi letak rambut teruaimu. Kau tersenyum saat melihat Jooheon ikut berdiri membenari tata letak celananya. Kau hendak keluar dari bilik toilet, karena memang kau ingin segera pulang dan tidur. Kau sekilas tadi melihat jam tanganmu yang sudah menunjukkan pukul dua pagi.
Ketika kau hendak melangkah keluar, Jooheon menarik tanganmu, "Siapa namamu?"
Kau menolehkan kepalamu, menyandar pada dinding bilik toilet, mengarahkan tanganmu seolah meminta sesuatu, "Handphone."
Jooheon mengerutkan keningnya. Ia menurutimu, mengeluarkan ponselnya dan memberikanmu. Kau mengetikkan nomor ponselmu dan menyimpannya dengan namamu. Kembali memberikan ponsel itu kepada Jooheon, "You have it. And I hope, you call me later."
-end-
vote + comment ^^
YOU ARE READING
Monsta X Mature Stories 21+
FanfictionCerita-cerita dewasa Monsta X! Let's rock Monbebe! Love Changkyun!