Jun's POV
"Kau tidak bisa pensiun begitu saja dengan meninggalkan kontrak-kontrakmu. Setidaknya selesaikan mereka semua." Ucap pimpinan agensiku kesal. Manajerku hanya diam tanpa kata. Sama sekali tak berusaha membantuku.
Aku menghela napas. "Kau tidak mengerti apapun! Aku sudah lelah."
"Kau tahu? Sutradara dramamu menghubungi Kuriyama dan terlihat kesal! Ia terpaksa menunda syuting dua episode terakhir karena kabar pensiunmu!"
"Peduli apa?" Balasku. Ia memelototiku.
Aku bangkit dan mengenakan kacamataku. "Jika tidak ada lagi yang ingin kau bicarakan aku akan mengurusi beberapa hal yang lebih penting. Permisi." Ucapku lalu berbalik.
"Hei! Mau kemana kau?!"
"Tunggu!"
Aku menutup pintu dan menghela napas. Semakin hari semakin banyak saja orang yang menyebalkan!
------------------------------------------------------
Aku memakan sepotong pizza yang baru saja kubeli sembari menatap kosong ke arah TV yang dipenuhi dengan sampah.
Aku lalu melangkah ke kulkas dan mengambil sekaleng bir. Aku menatap benda di tanganku itu dengan putus asa.
Entah sudah berapa lama aku tenggelam dengan benda-benda menyedihkan ini. Rokok, alkohol, obat penenang dan obat tidur yang selalu kutenggak dengan mudah layaknya permen cokelat, junk food.
Aku menghela napas dan membuang benda itu ke lantai dengan kasar hingga isinya tumpah keluar akibat kaleng yang bocor.
Aku mulai terisak dan jatuh merosot. Seakan kehilangan seluruh kekuatanku.
Hidupku benar-benar hancur sekarang. Aku bahkan tak tahu kemana arah dan tujuanku. Aku bahkan tak mengerti semua yang kulakukan.
Kau tidak pernah ada untukku!
Aku bisa apa?
Kau egois! Aku sudah lelah denganmu!
Semuanya sudah berakhir, Jun...
Kata-katanya beberapa waktu lalu kembali terngiang lagi di kepalaku. Aku menutupi wajahku dengan kedua tangan. Meratapi diriku dan kisah cintaku.
Aku menangis sejadi-jadinya dan membenturkan kepalaku di tembok sebagai tanda penyesalan sekaligus pengakuan atas semua kebodohanku.
Maafkan aku...
------------------------------------------------------
Sho's POV
Aku mengunci ruang kerjaku sesaat setelah aku meninggalkannya untuk pulang. Di benakku bahkan sudah terbayang aroma, rasa, dan hangatnya makan malam buatan Satoyanku disambut dengan senyuman dan perutnya yang mulai membesar.
Langkahku lalu terhenti ketika melihat sosok yang sedang bersandar di tembok lorong rumah sakit. Ia tersenyum dan menatapku.
"Bisa kita bicara sebentar?"
"Aku tidak ada waktu!" Ucapku tegas lalu melangkah sedikit. Ia menahan tanganku.
"Sebentar saja. Kumohon."
Aku menghela napas dengan putus asa. "Lima menit dari sekarang!"
Ia menghela napas. "Aku minta maaf."
"Ck. Omong kosong apa lagi itu?"
"Sungguh! Apa kau tahu apa yang terjadi padaku belakangan ini? Aku benar-benar hancur tanpamu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me, Heal Me [SLOW UPDATE]
Fanfiction-Sho Sakurai- Aku hanya menatap seseorang di hadapanku saat itu dengan tatapan tak percaya. Dia tampak rapuh dan begitu tak berdaya. Hanya ada kengerian dan rasa ingin mati di matanya saat itu. Dia punya masa lalu yang membuatku benar-benar ingin me...