#6

109 5 1
                                    

Satoshi's POV

Aku bergelantung terbalik dengan tali sutra yang terlilit di kedua kakiku diikuti oleh beberapa orang di belakangku.

Aku lalu membalik tubuhku dan berayun dengan tali sutra itu sembari asyik dengan pikiranku sendiri.

Tiba-tiba handphoneku berbunyi. Aku turun untuk mengecek handphoneku.

"Maaf. Aku harus pergi mengecek handphoneku sebentar." Ucapku kepada peserta kelas lalu menuju ke tempatku meletakkan tasku.

Aku lalu mengecek handphoneku. Sebuah pesan.

Siang ini ada waktu?
Dr. Sakurai

Aku mengerutkan dahiku. Darimana ia mendapatkan nomorku?

Aku lalu membalas pesannya.

Sebentar lagi kelasku selesai. Di mana aku harus menemui nanti?

Tak lama kemudian sebuah balasan masuk.

Di taman. Kau bisa kan?

Hm. Sampai jumpa.

Aku kembali memasukkan handphoneku ke dalam tas dan kembali ke tengah-tengah peserta kelas lalu bergelantung di tali sutraku.

----------------------------------------------------

"Kalau begitu kelas hari ini aku akhiri. Sampai jumpa hari Rabu." Ucapku kepada mereka semua sebelum bubar.

Aku lalu mengambil tasku dan pergi menuju ruang ganti untuk mengganti pakaianku.

----------------------------------------------------

Aku menyusulnya ke taman siang itu. Seperti biasa, ia sudah menungguku seperti biasanya.

"Maaf membuatmu menunggu." Ucapku lalu duduk di sampingnya. Ia menggeleng.

"Sudah makan siang? Aku bawakan nikuman untukmu."

"Terima kasih." Ucapnya lalu memakan satu nikuman yang kubawa.

"Ngomong-ngomong, kau tahu nomorku dari mana?"

"Ah! Aku mendapatkannya dari data pasien. Maaf."

"Hm."

"Apa kau sangat sibuk hari ini?" Tanyanya. Aku menggeleng.

"Tidak juga. Biasa saja. Bagaimana denganmu?"

"Tidak begitu."

"Oh, ya. Ada apa kau memintaku kemari?"

"Aku hanya butuh teman mengobrol saja."

Aku tersenyum. Wajahku mendadak panas.

Apakah aku orang yang semenyenangkan itu?

"Sedang suntuk?"

Ia menghela napas. "Mungkin lebih dari itu."

"Apa kau...sedang ada masalah? Sesuatu yang berat?"

"Tidak juga. Hanya saja aku sedikit lelah belakangan ini. Itu saja."

Aku memperhatikan wajahnya. Memang tampak lelah tapi kurasa ada sesuatu yang lebih dari sekedar lelah.

Semacam rasa kecewa atau mungkin rasa gusar.

"Kurasa ada yang benar-benar mengganggumu hari ini. Kau bisa ceritakan padaku jika kau mau."

Ia menghela napas. "Aku tidak ingin mengingatnya." Ucapnya. Ia lalu tersenyum padaku.

Love Me, Heal Me [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang