#Finale: Miles Away (1)

78 3 5
                                    

Sho's POV

Aku menekan bel apartemen lamaku dengan lemas. Tak lama pintu terbuka. Jun menyambutku dengan wajah bahagia.

"Akhirnya kau mau menemuiku!"

Aku langsung memeluknya. Ia membeku. Mungkin terkejut dengan apa yang kulakukan.

Aku terisak di pelukannya.

"Sho-nyan, ada apa?"

Aku masih terisak tanpa menjawabnya.

"Apa ada masalah antara kalian?"

------------------------------------------------------

Jun's POV

Aku meletakkan surat-surat itu dengan tangan gemetar. Percayalah! Mungkin aku sama gemetarnya dengan orang yang saat ini ada di hadapanku.

Perasaanku jadi semakin bercampur sekarang. Antara rasa bersalah dan sedih juga khawatir.

Sebenarnya dari awalpun aku sudah mempertimbangkan kemungkinan terburuknya jika aku melakukannya.

Dan itu baru saja terjadi!

Aku menatapnya. Ia sama sekali tak menyentuh kopi yang kubuatkan dan duduk dengan kepala tertunduk.

Aku memejamkan mataku dan menghela napas.

"Maafkan aku. Aku tidak..."

"Tidak perlu." Potongnya. Ia menatapku.

Aku bahkan merasa tak mampu untuk menatap matanya yang tampak rapuh saat itu.

"Seharusnya aku yang minta maaf. Apa yang kau lakukan itu benar. Dia harus tahu segalanya."

Aku terdiam dan memperhatikannya. Ia menarik napas. Berusaha mengendalikan perasaannya yang hancur.

"Akulah yang berengsek. Aku yang menghancurkan semuanya. Dirimu, dirinya, anak kami."

"Sho, berhentilah menyalahkan dirimu. Akulah biang kesalahannya di sini."

"Tidak! Bukan kau. Ini memang benar-benar aku."

Aku menghela napas. "Dengar, Sho. Aku tahu mungkin kau sangat hancur saat ini. Bukan seperti ini yang sebenarnya aku mau. Tidak. Aku bahkan sama sekali tidak membencinya. Sungguh."

Aku menghela napas. "Aku hanya memintanya untuk membujukmu. Hanya itu. Aku hanya ingin minta maaf padamu atas yang telah terjadi sebelumnya, aku ingin menjelaskan seluruh masalah kita dari sudut pandangku, dan aku juga ingin mendengarkan semuanya dari sudut pandangmu. Aku tidak ingin kita berpisah dengan saling mendendam."

"Aku memang sempat kecewa ketika mendengar kabar pernikahan kalian waktu itu. Terkejut. Tapi aku bisa apa? Aku hanya bisa pasrah menerima kenyataan."

"Aku bahkan sudah menghapus seluruh rasa dendam dan benciku demi kebahagiaanku dan kebahagiaanmu. Aku hanya ingin memberitahu itu padamu."

"Aku tidak ingin kita berpisah dengan permusuhan, Sho. Tidak pernah ingin."

"Itu saja?" Tanyanya. Aku mengangguk.

"Sekarang ceritakanlah semuanya padaku? Aku siap menerima apapun yang kau katakan tanpa menyela."

Ia menghela napas. Berusaha untuk terlihat tenang meski aku tahu dia tak mampu.

"Dulu dia salah satu pasien di rumah sakitku. Mantan dosenku yang menyarankannya untuk berobat padaku."

"Waktu dia datang padaku pertama kali, dia sangat rapuh. Sangat rapuh sampai-sampai siapapun tak sanggup melihatnya."

Love Me, Heal Me [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang