Jun's POV
Aku tidak bisa tidur malam itu. Terus terang aku khawatir karena memikirkan Sho.
Aku tahu dia hanya mantanku, tapi bukan berarti dengan begitu aku langsung lepas begitu saja dari dirinya. Aku peduli padanya.
Tiba-tiba handphoneku berbunyi. Pesan dari Sho.
Jun, bisa kau bantu aku carikan apartemen baru? Kalau bisa besok. Tidak keberatan kan?
Aku menghela napas. Aku tahu alasannya ingin pindah. Pasti terlalu menyakitkan untuknya mengingat semua kenangan. Aku bahkan masih ingat waktu dia memandangi kamar anaknya dengan tatapan kosong waktu kami mengadakan semacam acara kecil-kecilan di apartemennya.
Tentu. Akan kuhubungi kenalanku besok pagi. Semoga saja ada kamar kosong, ya.
Aku menggigiti bibirku dan memainkan handphone di tanganku dengan gelisah.
------------------------------------------------------
Satoshi's POV
Aku berbelanja ke toko buah dekat apartemenku seperti biasanya dan membeli beberapa buah berry, lemon, dan jeruk. Aku lalu membawa buah itu ke seorang wanita tua.
"Morning, Mr. McKinnon." Sapanya.
"Morning, Mrs. Chen."
"Berries and Oranges are the best in this kind of weather, aren't they?"
Aku mengangguk. "Actually, Joey want a berry pie for tonight's dinner."
"Ah! That sounds nice! You should give me the recipe then!"
"Do you have a pen and a paper? Lemme write it down for you."
"Really? Great! I don't need to buy it from the bakery now." Ucapnya sembari menyodorkan kertas dan pena padaku.
Aku tersenyum dan menuliskan resep itu untuknya.
Aku menyerahkan kantung kertas itu pada Yuri dan mengeluarkan dompetku.
"How much?"
"16 bucks. I gave you a discount as an exchange!" Ucapnya. Aku tersenyum dan memberikan uang 16 dollar padanya lalu pergi.
------------------------------------------------------
Aku sedang mengerjakan kulit pai sementara Yuri sibuk mengaduk sellai berry untuk melapisi pai.
Joey sedang mengerjakan naskah barunya siang itu di meja makan. Aku memperhatikannya lalu membuatkan kopi untuknya dan mengantarkannya.
"Haven't done yet?" Tanyaku. Ia menggeleng lemah.
"I'm stuck!" Ucapnya kesal lalu menyesap kopinya.
Aku kembali menyelesaikan pai berryku dan mulai memanggangnya. Aku dan Yuri duduk di hadapannya.
"Can you read it for us? As usual." Pinta Yuri.
"Why I have to? It haven't done yet. Still a blank space." Ucapnya lalu membalikkan laptopnya agar kami melihat ke layar. Memang hanya berupa worksheet kosong.
Aku bergumam lalu tersenyum. "Tell us what is it about?"
Ia mengerutkan dahi. "Well, it's a fantasy movie."
"Hm."
"The story is about a young man who has an ability to manipulate time. One day, his girlfriend died from an accident and he want to keep his girlfriend alive by travelling through the time before she was dead."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me, Heal Me [SLOW UPDATE]
Fanfiction-Sho Sakurai- Aku hanya menatap seseorang di hadapanku saat itu dengan tatapan tak percaya. Dia tampak rapuh dan begitu tak berdaya. Hanya ada kengerian dan rasa ingin mati di matanya saat itu. Dia punya masa lalu yang membuatku benar-benar ingin me...