010.

3K 302 18
                                    

"Xi Luhan, Maukah kau menjadi kekasihku?"

°•.•°•.•°•.•°•.•°•.•°•.•°•.•°•.

Musim dingin di negara Gingseng ini begitu dingin. Semua orang-orang yang berlalu lalang mengenakan pakaian tebal yang membalut tubuh mereka dengan pas.

Tapi tidak dengan dua Namja yang kini sedang saling tatap menatap. Kedua manik mata itu menatap satu sama lain, merasakan kehangatan yang menjalar disetiap tubuh mereka.

"Jawab aku, Lu." Luhan meneguk saliva nya dengan kasar dan berat.

Sebagian menatap Luhan dengan tatapan tajam dan sebagian lagi menatap Luhan dengan tatapan memohon untuk menerimanya. Tapi tidak dengan Sahabat nya selama ini. Mereka menatap Luhan secara halus. Terkecuali untuk Chanyeol.

Dia sudah menatap Luhan dan Sehun dengan tidak suka dan sedikit menggelengkan kepalanya. Luhan menatap Chanyeol sebentar.

"A-aku..." Dengan ragu, Luhan menjawab, "Aku mau."

Semua bertepuk tangan. Chanyeol menatap Luhan tidak percaya.

Sehun menghampiri Luhan, ia menuruni panggungnya dengan sekali Lompatan dan mendekap Luhan. Kehangatan diantara mereka berdua menjalar.

Kehangatan yang belum pernah dirasakan Keduanya. Kehangatan yang benar-benar mereka rindukan.

"Katakan aku bermimpi." Ucap Sehun tepat didepan telinga Luhan.

"Tidak, kau tidak. Jika kau bermimpi, aku tidak akan membiarkan mu bangun." Spontan Luhan membuat Sehun tersenyum dan semakin mendekapnya dalam pelukan Sehun.

Kurasa, aku benar-benar telah jatuh kedalam Cinta    Batin Sehun.

°•.•°•.•°•.•°•.•°•.•°•.•°•.

Seharusnya aku tidak ikut bersama dengan mereka.

Kenapa aku bisa ikut dengan mereka?

Memalukan saja aku ini.

Setidaknya seperti itulah yang berada didalam benak Luhan. Ia terus merutuki dirinya sendiri karena ikut dengan Sehun kesuatu tempat.

"Kau melamun saja. Tidak ingin masuk kedalam?" Sehun bertanya saat mobil yang dikendarainya sudah memasuki Gerbang Rumah mewah Sehun.

"Huh? Oh, oke. Aku akan masuk. Tapi aku harus menenangkan diriku dulu, aku takut untuk bertemu dengan orangtuamu." Sehun terkekeh kemudian keluar dari tempat duduk Supir dan pindah menuju Tempat duduk yang Luhan tempati.

Sehun membukakan pintu mobil agar Luhan keluar.

"A-aku masih-"

"Tidak ada orangtuaku. Mereka sedang pergi." Luhan masih ragu dengan jawaban dari Sehun.

Sehun geram karena Luhan tidak ingin keluar dari mobilnya. Ia menarik lengan Luhan kasar kemudian memberikan Kunci mobilnya pada pelayan nya.

"Aw! Sakit!" Luhan berusaha melepaskan tangan Sehun.

"Diam! Jika kau tadi menurut, aku tidak akan seperti ini!" Kini Sehun menggenggam tangan Luhan.

"Sa-sakit!" Rintih Luhan.

Sehun merasa nyeri di dadanya ketika mendengar rintihan Luhan. Ia melepaskan genggaman kasar nya itu.

Tangan Luhan merah, berbekas jari-jari Sehun. Sedetik kemudian, Luhan terisak. Sehun merasa bersalah dan memeluk Luhan.

Tidak ada penolakan dari Luhan. Luhan sibuk dengan isakannya.

"Gwaenchana?" Tanya Sehun.

Love Him! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang