011.

3K 277 33
                                    

Sialan! Kenapa Bibir Chanyeol sangat menggoda?  Batin Baekhyun.

°•.•°•.•°•.•°•.•°•.•°•.•°•.•°•.

"Ya! Berhentilah menciumku!" Baekhyun mendorong jauh tubuh Chanyeol.

"Kau suka dengan ciuman ku bukan?" Goda Chanyeol membuat Baekhyun tersenyum dan menampakan pipinya yang sedang merona.

"Dasar, Byuntae!" Ucap Baekhyun lalu pergi meninggalkan Chanyeol yang sedang senyum-senyum seperti orang gila.

Ternyata dia tidak seperti yang aku pikirkan  batin Chanyeol.

°•.•°•.•°•.•°•.•°•.•°•.•°•.

"Hunnie, kau mau menemaniku mengerjakan tugas?" Namja berparas albino itu mengerutkan keningnya.

"Tugas dari Saem?" Luhan kemudian mengangguk.

"Mau tidak?"

"Mengerjakan tugas? Memangnya dimana?" Luhan menunjuk bawahnya--yang artinya mengerjakan tugas di rumah sehun--.

"Kukira kau akan pergi kesuatu tempat. Kerjakan saja selagi kita berada dikamar." Luhan mengangguk dan mengambil buku pelajarannya.

"Kau tidak ingin mengerjakannya bersamaku?" Tanya Luhan.

"Baik-baik." Sehun juga berjalan menuju meja belajarnya dan mengambil buku yang berisi tugas-tugas. "Sudah?"

"Hm," Angguk Luhan dengan semangat.

Luhan kemudian menyuruh Sehun duduk disebelahnya dan mengerjakannya bersama-sama. Sehun dengan malas duduk dan mengerjakan tugas nya.

Tak berapa lama, Sehun mulai bosan dan tidak nyaman. Jadi ia merubah posisi duduknya menjadi tiduran. Luhan juga menopang dagunya dengan satu tangannya.

Sehun mulai pusing dengan tugas yabg diberikan Saem. Ia ingin menanyakan pada Luhan, tapi sayang sekali. Luhan tertidur didalam topangannya itu.

Sehun sedikit tersenyum dan kemudian berniat membangunkan Luhan. Tapi ia tidak tega. Luhan sangat tenang dan manis dalam tidurnya.

Hari juga sudah mulai larut. Sehun memutuskan untuk menggendong Luhan menuju tempat tidurnya.

Kamar Luhan juga belum dirapikan, tidak ada pemberitahuan dari pihak manapun. Sehun berpikir. Cepat atau lambat, Sehun akan membeli Apartmen untuk mereka berdua tinggali.

°•.•°•.•°•.•°•.•°•.•°•.•°•.

Pagi mulai tiba. Sinar matahari masuk dengan malu-malu melalui Jendela kamar Sehun yang ditutupi oleh tirai.

Luhan bangun dibawah pelukan Sehun. Sehun memeluknya dengan sangat erat, membuat Luhan tidak bisa bernapas dengan baik.

"Sesak." Nada bicara Luhan serak dan rendah.

"Mian." Ucap Sehun lalu sedikit melonggarkan pelukannya.

Luhan membalikkan badannya dan mencubit hidung Sehun dengan gemas.

Love Him! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang