"Ia menakutkan."
°•.•°•.•°•.•°•.•°•.•°•.•°•.•°•.
Dua Namja berasal asli dari negara gingseng dan berasal dari Cina, kini sedang merapikan seluruh ruangan. Tenaga mereka kini benar-benar terkuras habis karena bekerja sangat keras.
"Apa barangnya sudah sampai?" Tanya Luhan.
Sehun menggeleng. Setelah menguras tenaganya, Sehun memutuskan untuk meminta pelayan yang berada dirumahnya untuk mengambilkan barang-barang milik Sehun dan Luhan menuju Apartmen.
Tingg.... Tongg...
"Nuguseyo?" Luhan beranjak dan membukakan pintu Apartmen mereka.
Sehun hanya melihat Luhan dari jauh.
Deg!
"Kau... Luhan-ssi?" Sehun kini duduk dengan tegap.
Luhan setengah mati menahan rasa takutnya. Sehun berdiri dan menghampiri mereka. Ia tahu betul suara siapa ini.
"I-iya." Ucap Luhan terbata.
"Perkenalkan, aku Na-"
"Namjoon Hyung? Apa yang kau lakukan?" Tanya Sehun datar.
Luhan kemudian ditarik Sehun untuk masuk kedalam.
"Tenang saja. Aku bersama dengan Jimin. Dia akan mengambil charge ponselnya yang ketinggalan." Lalu muncul lah jimin dari balik dinding.
"Oh, hai Sehun." Ucap Jimin berbasa-basi.
Seharusnya Sehun tidak meminta Hoseok untuk menyiapkan kamar apartmen di apartmen miliknya sendiri. Sehun tahu bahwa Hoseok adalah bagian dari Bangtan.
Tapi biasanya yang paling ia takutkan adalah Namjoon.
"Luhan, ambilkan Charge yang kutarus dimeja makan tadi." Luhan mengangguk dan berjalan menuju Ruang makan.
"I-ini," Luhan menyodorkannya dan memberikannya kepada Jimin.
Jimin mengambilnya dan tak sengaja menyentuh tangan Luhan.
"Tanganmu begitu lembut, Luhan-ssi." Ucap Jimin berterus terang, membuat Luhan merinding.
Sehun menatap mereka tajam. Ia tidak takut dengan mereka, ia takut hanya karena Luhan. Ia takut kalau Luhan akan jadi sasaran empuk mereka.
Selama ini mereka memang terkenal baik dan ramah pada Sehun. Mereka sangat bersahabat. Tapi mendengar ucapan manis dari Hoseok dan Jimin tadi, membuat Sehun berjaga-jaga.
"Ada lagi?" Tanya Sehun menahan emosi.
"Tidak. Tidak ada! Baiklah Jimin, mari kita kembali." Ucap Namjoon.
Jimin menatap Luhan dan menyeringainya. Ia mengedipkan sebelah matanya kepada Luhan dan pergi.
Sehun ingin sekali menghajar wajah tampan Jimin. Tapi sayangnya, ia hanya sendiri. Tak akan ada yang menjaga Luhan. Bisa saja saat Sehun sedang beradu jotos, Luhan dibekap dan dibawa kesuatu tempat.
"Kau, masuklah. Aku ingin membicarakan sesuatu denganmu," Luhan mengangguk dan duduk disofa.
Setelah menutup pintu Apart mereka, Sehun duduk berhadapan dengan Luhan dan kemudian berkata, "Jangan pernah dekat-dekat dengan yang tadi. Maksudku, Jimin."
"Ada apa dengannya?" Tanya Luhan polos.
"Dia berbahaya," Luhan mengerutkan keningnya dan kembali bertanya. "Dia sering melampiaskan napsu libido nya kepada wanita-wanita disana. Aku tidak ingin kau menjadi incarannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Him! ✔
FanfictionCinta tidak memandang fisik. "Aku ini seorang Pria!"__ Luhan "Aku tidak peduli! Aku hanya menyukaimu!"__ Sehun WARN!! BOYXBOY!!