Mulmed : tree house milik Ace
Author pov
Ace terbangun dari tidurnya saat mendengar dering ponselnya yang terletak di sebelahnya.
Ace langsung mengangkat teleponnya tanpa melihat siapa yang meneleponnya.
"Halo" ucap Ace dengan suara khas orang baru bangun tidur
"Halo Ace. Lo dimana?" ucap sang penelepon
"Dirumah" jawab Ace singkat. Ace melihat nama yang tertera dilayar ponselnya untuk melihat siapa yang meneleponya dan disana tertera nama Rian
"Jangan lupa besok jadwal lo kesini" ucap Rian mengingatkan
"Iya" jawab Ace singkat
"Jangan coba-coba kabur lo. Awas lo kalo kabur" ancam Rian
"Iya bawel" ucap Ace ketus
"Okay gue tutup dulu ya teleponnya. Gue mau lanjut kerja. Jangan lupa makan dan minum obatnya. Bye. Love you" ucap Rian lalu menutup teleponnya
Ace menghela nafas lelah lalu memandang Zena dan icy yang masih tertidur pulas.
'Semua ini percuma kak. Ace gak akan sembuh. Ini semua cuma akan memperlambat kematian Ace. Sadarlah kak...' batin Ace lirih
Ace berjalan gontai ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Kini Ace sudah rapi dengan celana jeans panjang dan t-shirt bertuliskan 'it's me' serta sepatu converse hitam kesayangannya dan tak lupa juga ia menguncir rambutnya.
"Zen bangun" ucap Ace membangunkan Zena yang masih terlelap
"Zen bangun dong. Udah jam 8 pagi nih" ucap Ace sambil terus mengguncangkan bahu Zena
"What?! Jam 8 pagi?!" pekik Zena terkejut dan langsung membulatkan matanya sempurna
"Nggak kok. Baru jam 4 sore hehehe" ucap Ace dengan cengiran andalannya
"Ah lo mah jahat sama gue Ace. Gue nyaris jantungan tau tadi" ucap Zena mengerucutkan bibirnya
"Ya maaf deh. Yaudah mandi gih sana. Abis itu kita jalan-jalan" ucap Ace
"Kemana?" tanya Zena
"Kemana-mana hatiku senang lalalalalalalalalalalalalala" ucap Ace menyanyikan salah satu lagu anak-anak
"Gila lo" ucap Zena melempar bantal ke wajah Ace lalu berjalan santai ke kamar mandi untuk membersihkan diri
"ACE GUE PINJEM BAJU LO LAGI YA" teriak Zena dari dalam kamar mandi
"Ya" jawab Ace singkat lalu berjalan ke lemarinya untuk menyiapkan baju yang akan dipakai oleh Zena.
Kini Zena sudah rapi dengan pakaian yang sama dengan pakaian Ace. Bedanya, Zena tidak mengikat rambutnya.
"Udah?" tanya Ace yang baru datang menghampiri Zena
"Udah. Lo dari mana aja?" tanya Zena
"Abis nemenin icy makan" jawab Ace
"Icy ikut?" tanya Zena saat melihat icy yang sudah bertengger manis dipundak Ace
"Iya" jawab Ace singkat
Ace dan Zena keluar kamar lalu berjalan-jalan ke Taman yang berada di sekitar komplek perumahan Ace. Mereka mengobrol dengan santai sampai tak terasa langit sudah mulai gelap.
"Ace udah gelap nih. Gue balik dulu ya" ucap Zena pada Ace
"Gue anterin ya" tawar Ace
"Yaudah deh" ucap Zena
Ace mengantar Zena ke apartemennya menaiki motor kesayangannya. Icy terbang mengikuti Ace untuk mengawasinya.
"Thanks ya Ace. Mau mampir dulu? " tawar Zena
"Gak deh Zen. Kapan-kapan aja Gue mampir" ucap Ace
"Yaudah hati-hati ya" ucap Zena pada Ace
Ace menganggukkan kepalanya lalu meninggalkan Zena yang sudah memasuki apartemennya.
Ace tidak melajukan motornya ke rumahnya melainkan ke tree house nya.
Ace duduk termenung di tepi danau yang terletak di samping tree house nya setelah memarkirkan motornya. Ace tak khawatir motornya akan hilang karena tree house nya teletak jauh ditengah hutan yang berada tak jauh dari komplek perumahan tempat rumah Ace berada.
Icy yang melihat Ace tampak sedang sedihpun menghampiri Ace lalu bertengger di pundak Ace. Ace menolehkan kepalanya menghadap icy, icy menganggukkan kepalanya seolah berkata bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Ace memeluk icy dengan penuh Kasih sayang.
"Thank's cy" ucap Ace tulus
Ace memasuki tree house nya lalu membersihkan tree house nya yang mulai kotor. Setelah lelah membersihkan tree house nya, Ace merebahkan tubuhnya di sofa bed lalu tertidur pulas disana.
Icy yang melihat itupun langsung terbang ke ranjang Ace dan mengambil selimut dengan cakarnya lalu menyelimuti Ace dengan perlahan agar rak membangunkan Ace. Icy memanggil semua teman-teman malamnya untuk menjaga Ace selama Ace tertidur
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Queen
Teen Fiction"Menangislah kalau itu bisa ngurangin beban lo" "Pergi" "Setidaknya lo berbalik dan tatap lawan bicara lo"