Author pov
Sinar matahari masuk melewati celah jendela kamar milik Zena. Diranjang queen size itu terbaring 2 orang gadis yang masih tertidur pulas. Mereka adalah Zena dan Ace.
Tiba-tiba Ace terbangun karena merasakan sakit dikepalanya. Ace langsung berlari ke toilet dan menyenderkan punggungnya di pintu toilet itu setelah menguncinya.
"Arggh" ringis Ace sambil memegang kepalanya
Ia langsung keluar dari toilet itu dan mengambil ponselnya lalu langsung pergi meninggalkan Zena yang masih terlelap.
Ace terus berlari meninggalkan rumah Zena. Ia hanya tidak mau membuat Zena mengetahui semuanya. Ia tidak mau membuat sahabatnya sedih. Ia hanya mau melihat Zena selalu bahagia.
'Sorry Zen.... I have to do it' batin Ace lirih
Ace berlari ke rumah Rian. Nafasnya sudah sangat memburu. Rasa sakit dikepalanya juga semakin parah. Ia sudah berlari terlalu jauh.
'Fighting Ace' batin Ace menyemangati dirinya sendiri
BRUK
Ace jatuh tak sadarkan diri saat sudah berada di depan pagar rumah Rian. Rian terkejut saat melihat Ace yang tergeletak tak berdaya di depan pagar rumahnya. Ia langsung menggendong Ace menuju kamarnya.
"Dek, gue mohon lo bertahan. Gue tau lo bisa ngelawan penyakit lo. Please jangan tinggalin gue" ucap Rian panik sambil memeriksa keadaan sang adik
Rian menghela nafas pelan setelah memeriksa keadaan Ace. Penyakitnya sudah tak bisa di sembuhkan. Rian menggenggam tangan Ace yang terasa dingin. Dalam hati, ia berdoa agar Ace bisa terus bertahan. Ia belum siap dan tak akan pernah siap kehilangan adiknya. Walaupun hanya adik tiri, tapi Rian sangat menyayangi Ace layaknya adik kandung.
Ace membuka matanya pelan lalu menoleh ke arah Rian yang tertidur sambil menggenggam tangannya.
'Kak, maafin gue karena gue selalu nyusahin lo. Maafin gue kak. Gue emang gak berguna. Gue pantes untuk mati kak' batin Ace lirih. Tanpa disadari, Air mata Ace jatuh mengenai pipinya.
Rian terbangun karena mendengar isakan kecil Ace dan terkejut saat mendapati adiknya yang menangis.
"Dek lo kenapa? A-ada yang sakit? Mana yang sakit? Bilang ke gue biar gue obatin" tanya Rian panik
"Kak gue gak apa-apa" ucap Ace berusaha meyakinkan Rian
"Seriously?" tanya Rian memicingkan matanya
"Iya. Gue baik-baik aja. Gue cuma..... Laper" jawab Ace disertai cengiran khasnya
"Ok lo tunggu disini. Gue mu buatin bubur untuk lo" ucap Rian lalu meninggalkan Ace
'Ayah.... Apa Ace bisa bertahan?' batin Ace lirih
Rian kembali dengan membawa semangkuk bubur dan segelas air putih.
Rian meletakkan gelas yang dibawanya di nakas yang berada di sebelah ranjang yang ditempati Ace lalu menyuapi Ace dengan telaten.
"Kak" panggil Ace
Rian yang baru ingin melangkahkan kakinya ke dapur langsung menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Ace.
Ace langsung memeluk erat Rian membuat Rian hampir terjungkal ke belakang karena terkejut.
Ace melepaskan pelukannya lalu mengambil mangkuk yang dipegang Rian.
"Eh itu mau dibawa kemana?" tanya Rian bingung saat melihat Ace berjalan meninggalkannya sambil membawa mangkuk kosong itu
"Ke surga" jawab Ace asal
"Emang mangkok bisa masuk surga?" tanya Rian polos
Ace menghela nafas pelan lalu berlari kecil ke dapur untuk menaruh mangkuk kosong itu.
"KAK RIAN" teriak Ace sambil menjatuhkan bokongnya di sofa
"HADIR" balas Rian tak kalah nyaring dengan teriakan Ace sambil berlari menghampiri Ace
"Lo gak kerja?" tanya Ace saat Rian baru duduk disampingnya
"Nggak" jawab Rian singkat sambil mengambil cemilan yang berada di meja seberangnya
"Kenapa?" tanya Ace bingung
"Males" jawab Rian singkat
"Enak banget ya lo. Kerja seenak jidat lo. Mentang-mentang rumah sakit milik sendiri jadi seenaknya. Kasian tuh pasien lo. Pikirin juga dong mereka yang membutuhkan lo" omel Ace pada sang kakak
"Ck bawel lo ah. Iya deh gue kerja" ucap Rian kesal lalu beranjak untuk bersiap untuk bekerja
Ace menyalakan TV dan menontonnya sambil memakan camilan yang tadi dipegang Rian.
"Lo gak sekolah?" tanya Rian saat sudah rapi dengan pakaian kerjanya
"Gak liat jam ya lo? Ini udah jam 10 om. Udah telat" ucap Ace dengan nada mengejek
"Enak aja lo panggil gue om. Gue belum setua itu Ace" balas Rian tak terima
"Semerdeka lo aja kak" ucap Ace acuh lalu mengabaikan sang kakak yang mempoutkan bibirnya kesal
Ponsel Ace berdering membuat sang empunya menoleh.
'Hey kitten, i'm back. I miss you so bad. See you'
Ace menegang setelah membaca pesan tersebut. Satu nama terlintas di otaknya. Langit.....
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Queen
Teen Fiction"Menangislah kalau itu bisa ngurangin beban lo" "Pergi" "Setidaknya lo berbalik dan tatap lawan bicara lo"