3. Purnama Putra Pratama.

1.5K 43 4
                                    

Purnama Putra Pratama POV

Lucu sekali Abi ini, dia menyuruhku menjemput Mutia di bandara. Apa tidak salah? Dia pergi saja tidak meminta persetujuanku. Sekarang aku harus menjemputnya? Malas!

Oke! Keputusanku sudah bulat. Aku tidak akan menjemputnya, mana mungkin dia lupa jalan pulang ke rumahnya sendiri.

Tap

Tap

Tap

Derap langkah terdengar menggema ke penjuru ruangan. Dan disanalah terlihat seorang wanita tengah berdiri menatapku dengan pakaian yang lengkap dengan penutup kepala dan sebuah koper besar berada di tangan sebelah kanan. Kuamati dia dari dekat.

Selamat datang, Mutia. - Ucapan itu seakan tercekat di tenggorokan, alhasil aku hanya bergumam dalam hati dan berlalu meninggalkannya sendiri yang masih menatapku dengan tatapan bingung.

Maaf - Lagi-lagi itu hanya terucap dalam hati saja. Terlalu pengecut memang untuk seseorang yang bernama Purnama ini.

Aku meninggalkannya sendiri di rumah. Apa tak apa? Aaargh masa bodo! Toh dia juga meninggalkanku! Dia harus merasakannya! YA! Harus!

Setan di tubuhku terus saja berbisik menyerukan pendapatnya. Terdengar seperti dendam memang. Tapi...... Sepertinya memang begitu.

--

Aku sudah berada di sebuah cafe milik teman kuliahku. Ya, dia tadi menelponku dan menyuruhku menyanyi lagi. Aku memang sering menyanyi di cafe ini, hanya sekedar hobby saja. Jika aku sedang tidak mood tentu aku akan menolak ajakannya itu. Sudah kubilangkan itu hanya sekedar hobby.

Setelah meyanyikan beberapa lagu aku bergegas pamit dan pergi dari cafe itu. Bukan untuk pulang, aku tak ingin bergegas pulang ke rumah. Karena aku tahu, Mutia pasti ada disana.

"Tama.... Tam... Sini..." Seru seseorang melambaikan tangannnya ke arahku.

Ah ternyata Bayu - Batin aku. Segera aku melangkah mendekatinya.

"Ada apa?"

"Ah nggak. Kebetulan aja tadi gue liat elo lagi celingak-celinguk sendirian. Mending ikut gue ngecengin cewek-cewek di pantai yuk" Ajak Bayu.

"Ah... Males gue, Bay." Jujur saja aku sangat malas jika diajak jalan Bayu. Ujung-ujungnya dia pasti minta ditemenin ngecengin cewek-cewek yang gak jelas.

"Ayolah, Tam. Sampai kapan mau ngejomblo hah? Percuma ganteng juga, ganteng mubajir lu mah." Bayu terkikik geli dengan ucapan terakhirnya.

"Udahlah suka-suka gue. Yang jomblo gue ini, kenapa elu yang repot." Ucapku seraya pergi meninggalkannya.

"Ayolah Tam..... Jangan pake acara ngambek segala. Mending bantuin gue aja, gue lagi naksir cewek nih" Rengek Bayu.

"Tam tam tam. Dikira gue tim-tam apa!?!" Oke aku paling gak suka ketika teman-temanku hanya memanggil namaku sebagian saja.

"Iya maaf Purnama Putra Pratama. Jadi bagaimana? Bersediakan bantu gue?" Tanya Bayu disertai cengiran andalannya."Ayolah, Tama... Gue tau elu itu paling gak bisa liat temen sengsara."

"Tau aja loh." Jawabku setengah kesal.

"Aaaaaaaa Tama.... Elu emang temen gue yang paling baik sedunia deh." Teriak Bayu kegirangan.

"Berisik lu Bayu!"

--

Cape! Itulah yang ku rasakan saat ini. Setelah selesai membantu Bayu mempersiapkan segala tektek bengek buat nembak cewek yang ia suka, alhasil dia diterima dan gue? Ditinggalkannya begitu saja. Ck! Kebiasaan Bayu yang gak pernah hilang. Ninggalin gue seenaknya.

DIRTY MANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang