"ANJI.."
Cowok itu menelan lagi kata-katanya saat dia menengok kembali ke belakang. Ia pikir Keno, tapi rupanya Pina yang menendang kakinya.
"Cowok gila." Umpat Pina pada cowok yang jelas sekali ia kenal. Dia Adit, dengan atau tanpa sadarnya baru saja berkeliling dikepala Pina.
Adit membalas tatapan menantang itu, "cewek gila." Katanya sambil bersilang tangan didada.
"Apa lo bilang?" Pina maju selangkah, membuat jarak yang amat dekat dengan Adit. "Elo yang gila. Lihat baju cowok gue sampe basah gegara elo!" Pina menelan ludahnya sekali, merasa agak kurang srek dengan menyebut Keno sebagai cowok gue. Baiklah, ini hanya biar Adit tau kalau disini, di sekolah ini, Keno dikenal sebagai pacar Pina.
Adit kembali tersenyum dengan santai namun menjengkelkan, sebelum akhirnya dia kembali melihat ekspresi Pina yang menurutnya lucu jika sedang marah. Tidak lama Adit melihat ekspresi Keno, yang sebenarnya dia sendiri tidak tau namanya. Melihat dengan tatapan peperangan karena sebutan Pina barusan.
"Pina, cabut." Ajak Keno berbalik arah keluar gedung aula. Berencana untuk bolos karena sama sekali cowok itu sudah tidak berminat untuk mengikuti kelas tambahan. Akibat insiden barusan.
Sebelum Pina benar-benar berbalik arah. Pergelangan tangannya ditarik oleh Adit, sehingga membuat tubuhnya kembali berhadapan sempurna dengan Adit.
DEG.
"Lo gak ikut kelas tambahan?" Adit menunjuk tengah aula, sudah ada beberapa murid yang duduk disana, mereka lewat pintu timur.
Pina mundur selangkah dan berdecak, "apa urusan lo." Cewek itu melepas genggaman tangan Adit. Lalu menoleh kearah pintu yang rupanya sudah tidak ada Keno.
"Urusan kita belum selesai." Ancam Pina kemudian berlalu.
---
Warung embah sudah ramai oleh beberapa komplotan Beni yang sedang merokok. Mobil Keno diparkir tepat disamping mobil Beni lalu manusia didalamnya keluar, Keno dan Pina.
Keno sudah mengenakan lagi seragamnya, kaosnya langsung disampirkan di kayu tempat biasanya embah menjemur pakaian. Meski tidak panas karena sudah sore, setidaknya angin akan mengeringkan kaosnya.
Keno dan Pina menyalami setidaknya 4 orang yang ada di warung embah. Lalu Pina dan Keno memilih duduk di kursi ujung, setelah akhirnya memesan dua gelas es teh manis dan gorengan.
Beni yang melihat tampang lesu kedua bocah itu langsung menghampiri. Sambil membuang putung rokoknya ke sampah.
"Ada apa nih? Kok kayaknya tegang banget." Tanya Beni seraya duduk disamping Pina, sekaligus berhadapan dengan Keno.
"Biasa bang. Insiden kecil." Jawab Keno sembari menyeruput es teh nya. Lalu melirik Pina yang mukanya benar-benar kesal dan merah.
"Mana cil. Ngeselin tau tu anak." Cibir Pina membuat Beni menoleh kekiri, menekan pipi gadis itu dengan jari telunjuknya.
"Pipi kenapa? Kek kepiting rebus."
Pina berdesis, melototi Beni yang jelas tidak bersalah. Lalu menepis telunjuk Beni dari pipinya.
Beni berganti melirik Keno.
"Ada apa dah No?"
"Gak tau tadi sempet berantem dia sama temennya, cowok. Kayaknya sih anak baru," Keno menggeser gelas es tehnya yang sudah tinggal bongkahan es batu ke sudut meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRST SIGHT [COMPLETE]
Novela JuvenilCinta pada pandangan pertama? Omong kosong! Tapi, siapa yang percaya kalau akhirnya pertemuan pertama mereka menjadi sebuah takdir untuk terus bertemu. *beberapa part di private, just follow, and open part Warning!! Terdapat umpatan kasar didalam c...