Aditya R : Mepina?
Mepina S.P : What?
Read 21.20
Pina melemparkan ponselnya ke kasur dengan gusar, sambil menguap, cewek itu berdesis. Tubuhnya diputar kekanan-kekiri, lalu menelungkupkan wajahnya didalam bantal.
"Apa coba maunya. Ngechat duluan, dibales malah di read doang." Pina berbicara dengan dirinya sendiri, membuka wajahnya, memandangi langit-langit kamarnya. Entah kenapa dia kesal karena chatnya hanya dibaca saja oleh Adit. Pina mengharapkan balasan, yap, itu benar.
Zzzzeeeettt...
Ponsel Pina bergetar, ada telfon masuk, dari, Adit! Pina reflek bangkit dari kasurnya, mencoba mengambil air putih digelasnya lalu diteguk. Entah kenapa mendadak Pina jadi gerogi, mengingat bagaimana tadi sore Pina benar-benar memeluk Adit, rasanya debaran itu masih ada. Pelukan hangat, menenangkan, dan yang terpenting adalah Pina merasa aman.
Pina menggeser layar hijaunya, suara disebrang sana cukup ramai, Pina rasa Adit sedang berada diluar. Lebih tepatnya dipinggir jalan.
"Ha-hallo Dit." Pina meneguk ludahnya, duduk bersila dikasurnya sambil memilin ujung baju tidurnya.
"Malem mbak." Sahut seseorang disebrang sana. Suara Adit.
Mbak lagi! "Paan?" Jawab Pina ketus.
"Galak nih. Canda Pin." Pina mendengar Adit terkekeh disana, "lo dimana?" Tanya Adit.
"Rumah. Kenapa emang?"
"Good. Gue cuma mastiin lo baik-baik aja. Yaudah ya gue tut..-Bangsat lo!.. haha tolol."
Pina melirik layar ponselnya, seperti barusaja ia mendengar suara Apet berteriak. "Itu Apet?"
"Iya. Gue lagi ronda nih. Udah dulu ya Pin."
Thut. Thut. Thut.
"Lah kocak. Ngeronda dimana coba." Pina terkekeh sambil meletakkan ponselnya di meja dekat tempat tidurnya. Pina kembali mengambil posisi terlentang, setelah kemudian ia cengengesan sendiri.
"Dia nelfon gue cuma mau mastiin gue baik-baik aja. Lucu!" Pina kembali terkekeh, wajahnya memerah begitu saja, gak lama karena ia merasa malu, entah malu pada siapa, Pina memilih untuk menutupi wajahnya dengan bantal.
---
"Udah jam 12 nih. Cabut ah yuk!" Ajak Apet pada Adit yang sejak tadi sibuk memainkan coc nya diponsel.
Adit duduk dijok motornya, sedangkan Apet duduk digundukan pinggiran aspal jalan raya. Adit melihat Apet sebentar, kemudian melihat rumah yang tidak jauh dari tempat mereka duduk.
"Tunggu 15 menit lagi." Katanya kembali fokus ke ponsel.
Apet yang sejak tadi geregetan karena bosan. Ponselnya lobet. Akhirnya memilih untuk merampas ponsel Adit. Sehingga membuat cowok itu berdesis, melihat Apet dengan tatapan 'balikin hape gue'.
"Dit, demi! Kita udah ngeronda jagain rumah orang lama banget ya. Lagian Pina juga gak keluar rumah kan dari tadi." Apet menarik nafasnya, "itu cowok yang deketin Pina juga gak gila kali, masuk kedalem nyulik Pina. Lagi ada bokapnya kan. Aman sih!" Apet rasanya benar-benar kesal pada sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRST SIGHT [COMPLETE]
Fiksi RemajaCinta pada pandangan pertama? Omong kosong! Tapi, siapa yang percaya kalau akhirnya pertemuan pertama mereka menjadi sebuah takdir untuk terus bertemu. *beberapa part di private, just follow, and open part Warning!! Terdapat umpatan kasar didalam c...