Eh , eh jidat gue...
Woy pegang-pegang siapa sih ni!!"Maaf mbak, saya rasa mbak ini gak benar-benar pingsan." Itu suara laki-laki yang sama.
Mati!! Kubur gue sekarang!
Pina mencoba setenang mungkin. Pina bahkan tau kalau tangan yang memegang jidatnya adalah Adit. Entah bagaimana Adit bisa kembali, yang jelas Pina akan memberi pelajaran pada Adit jika dia tertangkap basah. Terserah mau mereka belum kenal atau tidak, pokoknya Adit, awas!
Adit lalu mengarahkan jari telunjuknya di bawah lubang hidung Pina, "Eh, maaf saya salah prediksi. Mbak-mbak, mending buru-buru bawa dia ke UKS. Sepertinya dia butuh balsem yang banyak di bawah hidungnya. Nafasnya berat." Kata Adit akhirnya lalu pergi.
Sok tau lo anjir!
"Iya iya kak. Makasih ya. Ayo." Ajak salah satu cewek untuk lekas menggotong Pina ke UKS.
Setelah sampai di UKS.
Lagi-lagi dalam sekejap Pina langsung disadarkan karena balsem yang diberikan salah satu anggota PMR dibawah hidungnya benar-benar banyak dan itu sungguh terasa panas. Pina menggeram karena kepanasan, beberapa siswi kelas 10 yang menjadi anggota PMR panik karena Pina sekarang marah-marah. Setelah bangun dari pingsan pura-puranya, Pina langsung mengumpat pada siswi yang saat ini sedang menanganinya.
"Eh yang bener dong. Panas tau! Lo ngasih balsemnya kebanyakan." Omel Pina sambil mengusap-usap bawah hidungnya dengan tisu yang disodorkan oleh siswi didepannya itu.
"Maaf kak. Eh, tapi kok kakak tau kalau yang saya kasih balsem."
"Iy-Iya tau lah! Apalagi kalau bukan balsem, minyak kayu putih kan gak sepanas ini. Lagian nyium baunya juga udah bisa bedain kali." Pina mencoba ngeles sebisa mungkin, toh alasannya masuk diakal.
"Iya kak. Iya.. maaf ya kak.. tapi kakak udah gakpapa kan?" Tanya cewek itu.
Mane gakpapa. Panas gila nih, gegara si cowok brengsek itu. Adit, awas ya lo kalau ketemu!
"Iya gakpapa. Udah, gue mau cabut. Upacara udah kelar kan."
Cewek itu mengangguk, "udah kak. Sekali lagi maaf ya kak. Hati-hati."
"Ya."
---
Koridor sudah sepi saat bel masuk kelas di pelajaran pertama berbunyi. Tapi Pina sama sekali tidak melangkahkan kakinya mengarah ke kelasnya, dia dengan sengaja melangkahkan kakinya ke arah kantin. Yap, Pina ingin memberi sedikit pelajaran ke cowok itu-Adit.
Matanya sudah menerobos seluruh gerombolan cowok-cowok kelas 12 yang biasanya memang sengaja telat masuk kelas, dan memilih untuk sarapan pagi.
Senior, bebas!
Diujung kantin kemudian Pina menemukan Adit, matanya cepat menangkap keberadaan cowok itu karena memang dia satu-satunya yang tidak memakai seragam seperti yang lain.
Pina menghampiri Adit yang menyudahi acara makan mie ayamnya. Rupanya Adit juga melihat kedatangan Pina.
Pina dengan sengaja membuang tisu bekas mengusap balsem di hidungnya kedalam mangkok mie ayam Adit. Selanjutnya Pina berdiri tegap sembari berkacak pinggang.
"Puas lo." Kata Pina dengan suara agak tinggi, sehingga membuat beberapa siswa yang tersisa di kantin menoleh kesumber suara.
Adit menaikkan bahunya, dia fokus lagi ke acara menyeruput es tehnya. Tidak menghiraukan pembuangan tisu Pina ke mangkok mie ayamnya yang sudah kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRST SIGHT [COMPLETE]
Fiksi RemajaCinta pada pandangan pertama? Omong kosong! Tapi, siapa yang percaya kalau akhirnya pertemuan pertama mereka menjadi sebuah takdir untuk terus bertemu. *beberapa part di private, just follow, and open part Warning!! Terdapat umpatan kasar didalam c...