#21 - Liburan

5.2K 320 0
                                    

Minggu, hari dimana semua orang berhenti dari aktivitas harian yang melelahkan. Hari dimana semua orang bisa beristirahat, dan meluangkan waktu untuk berkumpul bersama keluarga. Kecuali Pina yang ditinggal sendirian oleh kedua orang tuanya pergi. Melody dan Rangga serta adik Pina-Stefan- sudah pergi subuh-subuh tadi ke tempat penjemputan Sendra, nenek Pina. Alasan Pina tidak diajak adalah karena Pina sendiri yang tidak mau ikut pergi karena malas. Lagipula dia ada janji dengan teman-temannya.

Membayangkan bagaimana rumah ini diisi kembali oleh Sendra membuat Pina memijit kepalanya. Setiap hari sudah cukup dia mendengarkan ocehan orang-orang absurd seperti papa dan mamanya. Belum lagi Sendra, yang nanti akan mengontrol detail setiap pergerakan Pina. Sendra ini kan cerewetnya melebihi Melody. Galak pula. Ah, Pina jadi pusing sendiri kalau memikirkan Sendra. Memang sih, Sendra ini kelewat sayang ke Pina. Tapi Pina sedikit bersyukur sekarang, kontrolingnya ke Pina agak sedikit menurun karena Sendra akhirnya menemukan mainan baru. Stefan, yap, adik kecilnya itu suka diajak jalan-jalan oleh Sendra. Sehingga membuat neneknya itu sedikit lupa dengan Pina. Atau setidaknya tidak terlalu posesif.

Pina mengangkat tubuhnya keluar dari zona kasur empuk yang kelewat enak itu. Nyawanya masih belum komplit, tapi Pina diharuskan untuk mandi karena Ria, Janet serta Sarah, entah sudah sejak kapan berada di rumahnya. Gedoran pintu yang dibuat oleh Ria membuat dia tersadar. Dan langsung bersiap-siap.

Jadi, hari ini mereka mengajak Pina jalan-jalan ke area perkemahan yang ada di Bogor. Dengan tanpa persetujuan Pina sebenarnya. Karena sejujurnya Pina benar-benar malas pergi. Tapi bukan Janet dan Sarah kalau aksi kompor mereka tidak diiyakan oleh Pina.

Pina sudah selesai dengan acara mandinya dan mengganti bajunya dengan baju santai. Celana jins hitam, kaos pendek berwarna putih yang dibaluti jaket berbahan polar serta syal navy yang menyangkut dilehernya. Pina siap untuk pergi ke tempat yang berada di kaki gunung itu. Kalau tidak salah nama tempatnya adalah bumi perkemahan Sukamantri. Letaknya di Bogor, memakan waktu dua jam untuk sampai kesana karena jalanan pasti ramai karena orang-orang yang pergi berlibur.

Pina turun dari tangga rumahnya dan mendapati ketiga sahabatnya sedang mengobrol dengan seorang cowok yang diyakini adalah, Keno! Ngapain sepupunya itu bisa nongol di rumah Pina pagi-pagi begini.

"Kok ada elo sih?" Tanya Pina seraya duduk didekat Keno. Ketiga sahabatnya hanya cekikikan, sebelum akhirnya Janet menjelaskan.

"Iya kali kita kesana sendiri. Kan cewek semua, yang jagain kita siapa? Lagian gue gak bisa nyetir naik ke sukamantrinya. Itu kan jalannya batu semua." Jelas Janet sambil nyengir kuda. "Bagus dong Pin. Kan jadi lo bisa sekalian pacaran sama Keno." Tambahnya sontak membuat pergerakan pandangan dari Pina ke Keno, dan Keno ke Ria, lalu Pina ke Ria.

Semuanya hanya ikut terkekeh mengiyakan. Sementara Ria hanya menaikkan bahunya. Jadi memang belum ada yang tau kabar Pina dan Keno putus. Hanya saja gosipnya sudah menyebar kemana-mana, dan kemungkinan Janet dan Sarah tidak tau gosip itu sehingga mereka masih berasumsi bahwa Keno dan Pina pacaran.

Tidak lama setelah mereka keluar dari rumah Pina. Satu mobil sudah terlihat nampang didepan gerbang Pina. Pina lagi-lagi mengernyit bingung. Siapa lagi yang akan diajak ketiga sahabatnya ini. Gak lama yang di dalam mobil keluar, menampakkan Beni, Apet, Bela dan Adit!

"Kok.." sebelum Pina benar-benar berceloteh. Keno membungkam mulut Pina. Disergahnya tangan Keno, matanya sudah berputar kesana-kemari.

"Karena gak mungkin gue sendirian, gue ngajak Bang Beni dan sebagai pendampingnya, gue ngajakin kak Bela juga."

Bela, seniornya kelas 12 yang sekelas dengan Beni hanya tersipu karena namanya barusaja disebut. Bela ini memang cewek lemah lembut dan pendiam. Entah bagaimana cewek macam itu adalah tipe Beni.

FIRST SIGHT [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang