#12 - Awkward

5.3K 331 0
                                    

Suasana warung embah dijam siang cukup ramai karena semua anggota band berkumpul. Mereka sama-sama menyantap ketoprak yang dipesan Beni, cowok itu mentraktir semua manusia yang ada di warung embah, termasuk embah, karena dapat uang tambahan dari Johan-Papanya-.

Semua terlihat bersenang-senang menyantap makanannya sambil bercanda gurau, kecuali Pina. Mata cewek itu terus memandangi mata seorang cowok yang duduk berhadapan dengannya dengan judes. Entah bagaimana ceritanya cowok itu, Adit bisa duduk didepan Pina bersampingan dengan Beni dan cowok keriting yang tadi menelfonya, bernama Apet. Disebelah Pina ada Ria juga Keno. Dan yang lain berada dibangku terpisah.

Beni menyudahi makannya, memperkenalkan Adit dan Apet pada ketiga manusia yang duduk dibangku itu. Pina, Ria, dan Keno. Meski Beni sebenarnya tidak perlu lagi memperkenalkan Adit karena Pina dan Ria jelas sudah tau karena sekelas. Tentu, perkenalan itu untuk Keno yang ternyata dibalik kekesalan Pina kemaren, rupanya membahas tentang murid baru yaitu Adit. Insiden minuman tumpah, kalau lupa.

"Oh jadi elo leader band dari sekolah garuda yang menang lomba di ulang tahun sekolah gue tahun kemarin." Tanya Keno menyudahi makan ketopraknya, mengambil segelas air mineral es yang kemudian ia sedot sampai habis.

Apet menangguk, "iya, dan band gue jadi kurang orang gara-gara Adit pindah." Jawabnya sambil melihat kearah Adit yang sedang asik menikmati es kopi susunya.

Keno mengangguk, "btw, Dit. Sorry soal kemarin." Katanya melihat kearah Adit. Maksud Keno adalah permintaan maaf soal Pina yang marah-marah.

Adit mendongak sebentar ke Keno, dia mengangguk, "harusnya gue yang bilang sorry." Katanya lekas menyingkirkan gelasnya yang sudah kosong di sudut meja. Pina menangkap ekspresi itu, ekspresi menjengkelkan khas Adit. Lebih menjengkelkan lagi ketika Pina tau kalau cowok disebrang telfon yang mengatainya bawel tadi adalah Adit.

"Pin, gue mau pulang dulu ya." Ujar Ria melihat ke Pina sesaat setelah dia memasukkan ponselnya kedalam saku celana.

Pina mengangguk, "biar dianter Keno ya?" Katanya sambil menengok kearah berlawanan, memberi kode pada Keno.

"Eh gak usah." Tolak Ria tidak enak.

Pina langsung menoel bahu Keno saat sadar Ria hanya basa-basi tentang hal itu. "Iya. Biar gue anter." Kata Keno bangkit mengambil kunci mobilnya didalam ranselnya.

"Pina gakpapa pacarnya dipinjem?"

"Hah!" Pina menengok ke Ria yang menyungging senyum penuh pengkodean. Pina jadi melihat kearah lirikan Ria yang menampakkan bahwa Adit dan Apet, kedua cowok itu sedang memperhatikan. Ohiya, Pina lupa kalau mereka berdua harus tau Keno ini pacarnya. Sebenarnya tidak masalah juga mereka tau kalau Keno bukan pacarnya. Tapi semua sudah terbiasa, jadi Pina terus mempertahankan status itu. Cewek itu tidak mau sampai Adit ember kalau Pina ternyata bukan pacar Keno dan cowok penguntit itu datang lagi padanya. No!

"Eh iya, santai aja lagi. Keno juga gak keberatan, iya kan?" Pina menatap Keno dengan penuh sunggingan dibibirnya, pemberian kode juga. Keno akhirnya hanya mengangguk.

Beberapa saat kemudian warung embah mulai sepi karena hari makin sore dan Keno tidak juga kembali. Pina tau dan tidak masalah tentang itu. Toh mereka sedang dekat, dan itu halal-halal saja menurut Pina.

Gak lama Beni mengajak Apet pergi ke ruang latihan untuk menunjukkannya suatu kaset rekaman band Beni. Omong-omong studio bandnya emang dekat dengan warung embah. Meninggalkan Pina dan Adit berdua, sebenarnya tidak berdua juga, tapi manusia yang lain sedang sibuk masing-masing dibangkunya. Entah bagaimana suasana jadi sedikit canggung karena baik Pina maupun Adit tidak membuka suara. Saat akhirnya Pina merasa bosan dan menemukan topik yang akan ia bahas dengan Adit.

FIRST SIGHT [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang