Back sound ~ RAN/Pandangan Pertama
..Happy Reading..—-
Cowok berpostur tinggi tegap sedang buru-buru ingin ke toilet karena kebelet, dilihatnya jam ditangan sekilas lalu kembali berlari kecil. Saat tidak sengaja tubuhnya bertabrakan dengan seseorang. Suara pekikan pelan membuat cowok itu mengangkat dagu.
"Sorry-sorry." Katanya kemudian berlalu.
—-
"Mbak ayo dimakan." Cowok itu menggeser piring berisi kentang goreng yang jumlahnya sudah tinggal beberapa kepada seorang cewek yang sedang memainkan ponselnya. Cowok itu dengan samar-samar mengingat, bahwa cewek yang duduk dihadapannya saat ini adalah cewek yang tadi tidak sengaja ia tabrak.
Meski hanya sepersekian detik bertatap wajah, namun cowok itu masih ingat gaya pakaian yang dikenakan gadis itu.
Sejak pertemuan dari 15 menit yang lalu, cewek yang duduk didepannya saat ini memang sama sekali tidak memalingkan fokusnya dari handphone.
"Mbak!"
Cewek itu sedikit mendongak, menatap cowok yang duduk tepat didepannya "Iya." Jawabnya sambil senyum sekilas.
"Dimakan makanannya." Katanya dengan wajah santai.
Karena si cewek itu memang tidak niat memakannya, lebih tepatnya sih jaim karena gak kenal. Cewek itu akhirnya hanya mengangguk. Sesekali matanya melirik kekiri, kearah seseorang yang mengajaknya bergabung di pertemuan ini.
---
Sebuah mobil hitam masuk kedalam gerbang rumah yang dibukakan oleh pembantu wanita paruh baya dengan senyumannya yang khas. Rumah megah yang tidak pernah berubah menjadi kusam. Rumah yang baik dulu maupun sekarang masih tetap sama.
"Om Rangga sudah pulang bi?" Kaca mobilnya sengaja dibuka sedikit untuk menanyakan keberadaan seseorang bernama Rangga.
"Sudah den." Kata bibi itu lalu dibalas anggukan oleh si penanya.
Mobil itu lalu diparkir rapi didalam garasi. Saat kedua orang didalamnya turun dari mobil.
"Assalamualaikum." Salam cowok itu masuk, mencari penghuni rumah.
"Waalaikumsalam." Suara Melody memecah keheningan rumah yang megah. Wanita itu sedang menggendong anak laki-lakinya yang masih berusia 2 tahun. Sembari menyalami anak perempuannya dan anak tetangganya dengan senyuman.
"Maaf tante, anaknya dibalikin sore. Habis saya ajak ketemu temen sebentar."
Melody menyingkirkan tangan anak laki-lakinya dari bahunya yang serasa digigit, "Stefan jangan digigit dong tangan mama." Lalu kembali fokus lagi ke anak tetangganya.
"Iya gakpapa, sudah sana pulang dulu. Nanti om marah."
"Eh iya tan. Maaf ya tan. Pergi dulu, Assalamualaikum..." Pamitnya langsung ngacir pergi ingin keluar pintu rumah cewek tadi.
"Waalaikumsalam."
"Eh, kunci mobil gue alay." Teriak cewek tadi saat ingat kunci mobilnya belum dikembalikan.
Melody menepuk-nepuk punggung Stefan, sambil melirik anak perempuannya yang kalau ngomong suka ceplas-ceplos. "Ngomongnya yang baik dong."
"Eh, iya Ma maaf. Hehe."
Cewek itu mengambil kunci mobilnya dari tangan cowok itu. "Kebiasaan." Katanya sambil menepuk punggung cowok itu.
Cowok itu hanya menaikkan bahu, sambil tangannya jail memberantakkan rambut cewek itu.
Cewek itu senyum, "eh lay, cowok tadi siapa namanya?"
"Yang mana, yang kriting apa yang satunya."
"Yang satunya, cowok yang duduk depan gue."
"Oh, si Adit."
"Adit..."
---
Cowok dengan tubuh tinggi berkulit putih dengan jambul khasnya menaiki motor CBR-nya yang dilajukan dengan kecepatan tinggi. Kaca helmnya sengaja dibuka agar bisa berkomunikasi dengan sahabatnya yang duduk di jok belakang motornya, sebut saja si kriting.
"Mbak-mbak tadi siapa ya Pet?"
Si kriting memiringkan kepalanya ke kiri, mencoba membalas pertanyaan cowok itu disela-sela angin kencang karena cowok itu ngebut. "Temennya Bang Beni."
Cowok itu mengangguk, sedikit membenarkan helmnya. "Namanya?"
"Kalau gak salah sih Sap.. Pi.. Pin.. Pin siapa gitu."
"Sapi."
"Mungkin."
"Cantik-cantik namanya sapi."
"Haha. Bukan, bukan sapi. Oh ini.. bentar.." tawa si kriting sambil berfikir, "Ah, si Pina." Ingatnya sambil menjentikkan jari.
Cowok itu manggut-manggut, "Pina..."
---
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRST SIGHT [COMPLETE]
Fiksi RemajaCinta pada pandangan pertama? Omong kosong! Tapi, siapa yang percaya kalau akhirnya pertemuan pertama mereka menjadi sebuah takdir untuk terus bertemu. *beberapa part di private, just follow, and open part Warning!! Terdapat umpatan kasar didalam c...