Pelajaran sudah usai sejak beberapa menit yang lalu. Pina beserta para sahabatnya berkumpul di kantin sebelum nanti akan ada kelas tambahan pelajaran bahasa yang semua jurusan akan dicampur di gedung aula, yang pasti sekarang sudah dijelma macam kelas oleh anak osis, semacam ada bangku dan lainnya.
"Serius lo duduk bareng murid baru itu Pin?" Tanya Janet sambil menyomot bakso tusuk ditangannya.
Pina mengangguk, menyesap es susu coklatnya dengan tenang.
"Demi apa lo?" Kali ini Sarah yang berkomentar, cewek berambut pendek sebahu berpipi cubby itu jelas sekali kepo.
Pina memutar bola matanya agak kesal, "demi apapun." Jawab Pina lesu.
Pasalnya, sejak tadi, bahasan dari mereka adalah tentang murid baru bernama Adit itu, ah, lebih tepatnya sejak tadi malam.
Ria terkekeh pelan, sebelum akhirnya menemukan sosok cowok yang mereka bicarakan sekarang. Adit, dia duduk tidak jauh dari bangku mereka, bersama Hisam dan yang lain. Lalu Ria menyenggol lengan Pina yang duduk disebelahnya. Dari bahasa tubuh Pina, jelas sekali ia sedang malas membicarakan soal Adit, apalagi kedua sahabat didepannya saat ini, Janet dan Sarah sangat kepo terhadap sosok cowok itu.
"Wah anjir, cakep amat." Cibir Janet melirik kearah Pina yang lagi-lagi memutar bola matanya.
Sarah mengangguk setuju, mau bagaimanapun tampilan Adit saat ini. Cowok itu tetap terlihat manis jika dilihat dari dekat macam saat ini. Dan semua seiisi kantin baik wanita maupun pria, semua melirik ke Adit. Baju cowok itu tidak dikancing, sehingga menampakkan kaos hitam dibagian dalamnya dan sepatunya berwarna putih. Entah bagaimana Adit bisa lolos oleh guru BK karena sepatunya bukan hitam. Yang jelas, itu Adit, dia dengan kegantengannya memamerkan bahwa dialah sosok cowok cool nan cuek yang pandangannya menghanyutkan semua wanita. Dan Pina sama sekali tidak suka itu, tidak suka gaya Adit yang sok kegantengan. Apa emang udah ganteng.
"Cabut yuk." Ajak Pina seraya merapikan beberapa kertas yang berceceran di meja kantin. Tadi Pina habis mengerjakan soal yang diberikan Bu Tere. Begitu-begitu Pina menuruni otak pintar dari papa dan mamanya. Jika ada tugas, dia langsung mengerjakannya dan hasilnya sudah pasti diatas standar.
"Tunggu ih, mau kemana dah." Sarah melirik arlojinya yang masih menunjukkan pukul 15.30, dan masuk kelas tambahan masih pukul 16.00. Masih ada sisa setengah jam lagi.
"Iya Pin mau kemana lo?" Tanya Ria. Cewek itu rupanya sibuk memainkan gadgetnya. Bermain plant vs zombie.
"Ke jonggol cari wakwaw." Jawab Pina enteng seraya bangkit dari tempat duduknya.
Ria terkekeh, begitu juga Janet dan Sarah yang sekarang geleng-geleng kepala.
"Mau ikut gak?" Tanya Pina akhirnya sudah siap untuk melangkahkan kaki keluar dari area kantin.
Sarah mendongak, "mau kemana dulu alay."
"Dibilang nyari wakwaw."
"Serius geblek! Masuk kelas kan masih lama." Janet mencibir.
Ria masih serius dengan gamenya, ikut mengangguk sebentar.
"Yaudah kalau gak mau ikut gue cabut sendiri. Bye!"
---
Pina keluar dari toilet dan sudah mengganti seragam bagian atasnya dengan kaos lengan panjang berwarna biru navy. Kelas tambahan diluar jam sekolah, artinya sudah tidak diwajibkan memakai seragam dan itu melegakan. Karena jika seragam para murid tidak diganti, bayangkan saja betapa kecutnya ruang aula nanti. Pasti bakal pengap dan jika begitu, Pina akan memilih untuk bolos. Semua orang pasti malas belajar dalam posisi kegerahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRST SIGHT [COMPLETE]
Fiksi RemajaCinta pada pandangan pertama? Omong kosong! Tapi, siapa yang percaya kalau akhirnya pertemuan pertama mereka menjadi sebuah takdir untuk terus bertemu. *beberapa part di private, just follow, and open part Warning!! Terdapat umpatan kasar didalam c...