Neunundzwanzig

74.1K 6.9K 701
                                    

Regha dan Icha keluar dari cafe sembari berjalan bersisian. Wajah Icha terlihat sumringah, sementara wajah Regha terlihat gusar. Raganya memang bersama Icha, tapi hati dan pikirannya melayang pada Ata. Regha tak lagi bisa menitikkan fokusnya pada Icha.

Semuanya hanya terpusat pada Ata.

Hanya Ata.

"Kak, kok diem aja sih?" Gadis dengan cardigan ungu itu mencolek lengan Regha lembut.

"Hah? Ngga pa-pa kok." Regha berusaha terlihat seperti biasa di hadapan Icha. Agar gadis itu tak merasa tersinggung atau berkecil hati nantinya.

"Kak, temenin nyari kado buat ke temen aku dong." Ajak Icha sambil bergelayutan di lengan Regha dengan manja.

Regha memejamkan matanya, berusaha mengenyahkan perasaan risihnya. Saat Regha membuka matanya, tangannya langsung menepis tangan Icha dengan lembut. "Maaf, Ca. Kayanya gue ngga bisa. Gue harus ke rumah Acha."

"Emang dia siapanya kakak sih?" Tanya Icha dengan nada yang jelas-jelas menyiratkan ketidaksukaannya.

Regha tercengang. Gadis itu sedang pura-pura tak tahu atau bagaimana, Regha pun jadi bingung sendiri. "Cewe gue lah, menurut lo siapa?"

"Ah, bohong." Cibir Icha.

"Lah, nga--"

Bugh!!

Sebelum Regha sempat menyelesaikan kata-katanya, satu kepalan tangan tiba-tiba mendarat dengan keras di pipinya, sehingga membuat pemuda itu langsung tersungkur dan Icha secara reflek langsung berteriak kaget.

"Bangun lo, brengsek!"

Regha baru bangun saat pemuda yang melayangkan tinju pada pipinya itu menarik kerah kemejanya agar ia berdiri.

Regha terbelalak kaget saat mendapati orang yang memukulnya adalah Raka, teman kelasnya.

"Salah gue apaan?!" Tanya Regha tak terima seraya mendorong Raka menjauh darinya.

"Salah lo, lo bego dan lo nyakitin Ata! Dasar cowo brengsek!" Bentak Raka sembari menendang perut Regha sehingga Regha kembali tersungkur.

"Gue mati-matian bikin dia bahagia, lo malah seenak jidat lo bikin dia sakit!" Raka meninju wajah Regha dengan amarah yang membuncah, tak memberikan kesempatan pada Regha untuk membalas ucapan maupun pukulan dan tendangannya.

"Stop!!!" Icha berlari mendekati Regha,mendorong tubuh Raka dan membantu Regha untuk bangun.

"Lo, bocah!" Dengan wajah yang menyirat amarahnya, Raka langsung menunjuk Icha dengan telunjuknya. "Lo penyebab semua ini terjadi!"

Icha tersentak kaget mendengar tudingan Raka padanya. Bagaimana Raka bisa menuduhnya menjadi penyebab berantakannya hubungan Ata dan Regha, jika dia sendiri tak mengenali Raka?

"Jangan asal nuduh dong!" Protes Icha tak terima.

"Ngga terima lo? Gue lebih ngga terima Ata disakitin sama kalian berdua!" Bentak Raka berapi-api.

"Gue ngga nyakitin Ata, Ka!" Seru Regha seusai mengelap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah.

"Ngga nyakitin? Ini ngga nyakitin lo bilang?! Lo bego atau gimana sih?!" Raka mencengkeram kerah kemeja Regha geram. Pemuda itu menatap Regha dengan tatapan nyalang, penuh amarah.

"Lo sadar ngga sih, kalau Ata bilang dia baik-baik aja, itu berarti dia lagi ngga baik-baik aja, bego!" Tambah Raka dengan dada yang bergemuruh, berusaha menahan amarahnya agar tidak tambah meledak.

Regha menepis cengkeraman Raka di kerah kemejanya. Lalu mengedarkan pandangan ke sekeliling, dan langsung terlonjak kaget saat mendapati dirinya, Icha dan juga Raka kini sedang dilingkari oleh puluhan pengunjung lainnya.

Matahari Di Atas Samudera ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang