Zwei

159K 13K 879
                                    

It's not love if it doesn't hurt.
It's complete or it doesn't work.
You give up or don't ever bother but,
What doesn't kill makes you stronger.
-shotgun-

●●●●

"Ata."

Suara serak itu berhasil membuat Ata menghentikan langkahnya kemudian menoleh ke belakang.

"Revo?"

Ya, Revo Abraham, pemuda yang menyandang status sebagai kekasih seorang Matahari Nafasya sejak 1 tahun belakangan ini sedang berdiri tepat dibelakang gadis yang baru saja selesai pelajaran olahraga itu.

"Kita boleh ngobrol bentar ngga?" Revo berjalan mendekati Ata yang sedang menatapnya.

Ata memalingkan wajahnya, mencoba menghilangkan kegugupannya. Padahal sudah lebih dari 12 bulan mereka berhubungan, namun Ata tetap tak bisa menghilangkan rasa gugupnya ketika berhadapan dengan Revo.

"Kok tumben banget mau ngomong aja pake izin segala." Kekeh Ata, mencoba untuk mencairkan suasana.

"Aku mau ngomong penting, tapi ngga disini. Di kantin ya, sekalian kita sarapan gitu." Tangan Revo terhulur untuk meraih tangan Ata dan menggiring Ata menuju ke kantin bersamanya.

Ata pun berusaha mengimbangi langkah besar Revo sampai ke kantin.

Revo sengaja memilih tempat yang tak jauh dari pintu kantin, agar tak menjadi bualan wartawan gosip sekolah. Dan Ata langsung mengambil tempat berseberangan dengan Revo.

"Kamu mau makan apa?" Tanya Revo.

"Ngga, aku makannya ntar aja. Aku minumnya air mineral."

Revo mengangguk faham, kemudian beranjak mengambil dua botol air mineral untuk dijadikan peneman obrolan.

Ata menarik nafasnya dalam-dalam, lalu ia lepaskan dengan kasar. Agar rasa gugup yang bersarang pergi seiring dengan helaan nafas kasarnya.

Selang beberapa menit, Revo kembali dengan dua botol air mineral ditangannya. "Nih." Revo langsung menyodorkan sebotol air mineral tersebut pada Ata yang kemudian disambut dengan senyum yang merekah.

"Aku sengaja ngambil yang ngga dingin, soalnya kamu kan abis olahraga, jadi ngga boleh minum yang dingin-dingin dulu." Kata Revo setelah menenggak air mineral tersebut.

"Makasih." Kata Ata.

Revo mengangguk sambil tersenyum tipis. "Kamu masuk kelas mana?" Tanya Revo.

"Bahasa 1. Kamu?"

"IPA 1. Kamu tau kan dari dulu aku kepengen buat masuk di kelas IPA 1 karna apa?"

"Karna kelas IPA 1 itu kelas unggulan. Iya kan?" Terka Ata cepat.

Revo tersenyum, "Dan ini juga kehendak orang tua aku. Mereka pengen banget liat aku jadi dokter biar bisa gantiin posisi Papa sebagai kepala Rumah Sakit." Tutur Revo.

Ata menelan ludahnya dengan susah payah. Entah kenapa, Ata merasa ada yang tak beres dengan percakapan antara dia dan Revo.

Matahari Di Atas Samudera ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang