Dreizehn

92.5K 8.1K 218
                                    

[[Repost-karena suatu dan lain hal]]

Berantakan!

Itu yang terjadi saat Ata sibuk membongkar lemari pakaiannya, mencari dress yang cocok untuk ia pakai di acara ulang tahun ke tujuh belas Revo.

Sebenarnya Ata sangat anti jika harus mengenakan dress, mengingat betapa urakannya seorang Ata sehari-hari. Namun, ia ingin tampil berbeda nanti malam. Ia ingin Revo menyesali keputusannya. Ia ingin Revo menarik kembali kata-kata putus yang sudah terlontar.

Menarik kembali? Mustahil. Kata-kata bukanlah suatu hal yang bisa ditarik balik saat penyesalan datang.

Yang bisa ditarik kembali dan diundur itu adalah tali yang biasa digunakan untuk tarik tambang, kapal yang didayung, kesalahan dikomputer, undo redo, dan sejenis sebangsanya.

Ata berhenti saat tangannya memegang dress hitam tanpa lengan yang panjangnya tak melebihi lutut Ata. Dahi Ata mengernyit, haruskah dia menggunakan dress ini dimalam sedingin ini?

Tok! Tok!!

"Masuk."

Perlahan, pintu kamar Ata yang sejatinya tidak terkunci pun terbuka. Setelah itu kepala Lintang pun menyembul dari balik pintu.

"Mau kondangan, neng?"

"Mau ke sekolah!" Sahut Ata asal.

"Emang sekarang udah ada sekolah malam?" Tanya Lintang dengan wajah terpolosnya.

Ata mendengus malas seraya melempar dress hitamnya itu sehingga mendarat tepat di wajah Lintang. "Ish, Ata!"

"Abisnya Abang rese. Ya jelas-jelas orang mau ke acara, masih aja nanya-nanya!"

"Kok kamu sensian sih, dek?" Tanya Lintang sembari kembali melempar dress hitam itu kembali pada Ata.

"Abang bawel, astaga!" Ata mengerang frustasi saat Lintang tak kunjung menutup mulutnya.

"Lagi PMS ya?" Tangan Lintang terhulur mengusap puncak kepala Ata.

"Ish, Abang!"

"Apa, sayang?"

"Jangan banyak omong deh. Toh juga Abang ngga bisa bantuin aku milih baju yang bagus buat acara nanti malam!" Sungut Ata sebal seraya menghentakkan kedua kakinya seperti anak kecil yang keinginannya tak dituruti.

"Mau Abang bantuin? Bilang dong dari tadi!" Seru Lintang yang sekarang langsung membusungkan dada.

"Emang Abang bisa?" Tanya Ata dengan tatapan yang bisa disebut tatapan meremehkan.

"Bisalah! Kan pacar Abang itu cewe girly dan fashionista semua. Ngga kaya kamu, cewe urakan."

Setelah mendengar itu, Ata mulai berkeinginan untuk memutilasi Abangnya sehingga menjadi sembilan puluh sembilan bagian, lalu ia sumbangkan ke masjid-masjid terdekat. Astaga, ini adalah fantasi terliar yang pernah ia miliki selama hidupnya.

"Terus kenapa kalau aku ngga girly? Terus kenapa kalau aku ngga fashionista? Masalah buat Abang?" Tanya Ata sengit.

"Dasar cewe moody." Ledek Lintang sembari berjalan mendekati lemari pakaian Ata.

Ata memutar bola matanya malas, "Biarin."

Lintang pun mulai memfokuskan diri untuk mencarikan pakaian yang bagus untuk dipakai oleh Ata nanti malam.

••••

Malam itu, Ata mengenakan dress bewarna peach tanpa lengan, yang panjangnya melebihi lutut dan juga tidak terlalu terbuka untuk ukuran gadis seumuran Ata.

Matahari Di Atas Samudera ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang