The End Of The Story !

110K 7K 345
                                    

Pagi itu, Ata datang ke sekolah dengan setelan olahraga lengkapnya. Rambut coklat indahnya ia ikat menyerupai buntut kuda agar tidak mengganggu aktivitas olahraganya nanti. Sementara lengan seragam olahraganya ia lipat sampai ke siku, memperlihatkan sisi galaknya.

"Udah berasa preman aja ya?" Sindir Regha sembari mencekal pergelangan tangan Ata sehingga langkah kaki gadis itu langsung terhenti.

Saat matanya bertemu pandang dengan mata Regha, secara spontan pipi Ata memanas. Kejadian tadi malam langsung berputar di benaknya, membuat detak jantungnya menggila lagi dan lagi. Ata segera memalingkan wajahnya agar Regha tak menangkap raut malu-malu kucing garongnya.

"Apaan sih?" Tukas Ata pura-pura ketus sembari merentap tangannya dari cekalan Regha.

Regha mendekatkan wajahnya ke wajah Ata seraya menyeringai jahil. "Duh, neng Ata galak amat sih. Tadi malam ae nyosor-nyo--"

Plak!

Tanpa diduga-duga, tangan kiri Ata langsung mendarat di dahi Regha, membuat pemuda yang tengah menyejajarkan tingginya dengan Ata itu meringis kesakitan. "Awwhh!!"

"Kalo ngomong ya disaring dulu, pret!" Sambil berucap, Ata mendelik garang pada Regha.

"Giliran kemaren ae nyosor," sungut Regha yang masih kesakitan.

"Nyosor apaan nih?" Celetuk Raka yang baru datang dari arah belakang. Kini, pemuda itu berdiri tepat di tengah-tengah antara Regha dan Ata, membuat Regha mendengus kesal.

Regha menyugar rambutnya ke belakang dengan jemari panjangnya sebelum berujar, "Lo lagi, lo terus, lo mulu. Eneg gue ngeliatnya,"

"Yang eneg kan lo, Ata mah fine-fine aja." Sahut Raka santai sembari merangkul pundak Ata.

Melihat Raka merangkul pundak Ata dengan mesra, Regha langsung mendelik. Ada rasa kesal dan cemburu yang langsung mendera batinnya. "Tangannya tolong dikontrol. Gue patahin tau rasa lo,"

Alih-alih mengalihkan tangannya dari pundak Ata, Raka malah makin erat lagi merangkul pundak Ata. Tentu Regha makin belingsatan melihat tingkah Raka. Sementara Raka semakin menikmati raut wajah cemburu yang terukir di wajah Regha.

"Mantan aja belagu lo,"

"Taik," umpat Regha geram, tangannya mengepal saking geramnya. Bibirnya mengerucut, memperjelas kekesalannya.

"Woy, buruan taroh tas, kumpul di lapangan!!" Pekik Inara dari depan pintu kelas sembari melambaikan tangannya ke arah Regha, Ata dan Raka yang tak kunjung masuk ke dalam kelas.

"Ini lagi si nenek lampir, ngga toa sehari ya mati." Gerutu Regha sebal.

Gerutuan Regha langsung dihadiahi geplakan dari Ata. "Omongan di jaga. Sahabat gue tuh," usai berkata demikian, Ata pun melengos pergi menyusul Inara, meninggalkan Regha dan Raka di tempat.

Saat Raka akan menyusul langkah Ata, tiba-tiba saja tangan Regha bergerak menahan pundak Raka. "Ka, gue pengen ngomong penting sama lo."

Kontan alis Raka langsung bertaut mendengar hal tersebut diucap oleh Regha.

"Ngga bisa nanti aja?" Tanyanya.

Regha menggeleng tegas, "Sekarang."

🌞🌞🌞🌞

"Cha, pulang bareng gue ya?" Tawar Regha sembari mengambil tempat tepat di sisi Ata yang tengah mengerjakan tugas bahasa Inggris yang baru saja diberikan oleh Pak Burhan selaku guru bahasa Inggris kelas jurusan Bahasa di SMAN 4 Cendrawasih.

Matahari Di Atas Samudera ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang