(3) Cincin Kalung

5.9K 260 1
                                    

"Dick, liat Morgan, gak?" Dicky yang sedang duduk santai di kantin bersama pacarnya Dinda menggeleng tak tahu.

"Morgan sih biasanya jam segini lagi di kelas, atau lagi di lapangan basket, atau di belakang sekolahan, atau di....," ucapan Dicky terpotong karena Dinda menutup mulut Dicky.

"Maaf Audrey, kita gak tahu Morgan dimana... Dicky mah opsinya kebanyakan, cari sendiri aja ya Morgannya." ucap Dinda hati-hati. Ia sangat tahu pacar Morgan yang ini sangat manja dan bisa marah jika ada kesalahan tentang informasi Morgan.

Audrey tanpa bicara apapun berjalan meninggalkan Dicky dan Dinda. Audrey memang salah satu pacar Morgan. Dua pacar Morgan yang lain berbeda sekolah dan jarang bertemu, hanya lewat maya dan kontak BBM saja.

"Morgan pacaran ama cewek kayak gitu, serem ya..." ucap Dinda berargumen.
"Sereman juga kamu kalo lagi marah...!" celetuk Dicky sambil menyeruput es cokelatnya. Dinda melotot dan mencubit pipi kanan-kiri Dicky kencang sampai Dicky berteriak kesakitan. "Naaah, kan serem banget... Pipi aku makin kempes nih!" gerutu Dicky mengusap-usap pipinya.

***

Rafaell berjalan tergesa-gesa melewati koridor sekolah.

"Duh, ini sepatu pake lepas!" gumam Rafaell kesal, padahal ia buru-buru menuju suatu tempat.

Saat Rafaell mencoba memakai kembali sepatunya, ada gadis yang berjongkok di hadapan Rafaell.

"Raf, apa kabar?" tanya gadis tersebut. Rafaell mendongakkan kepalanya sambil terus memasang sepatunya yang lepas.

"Ifa! Kok kamu disini?" ujar Rafaell heran dan terkejut. Gadis yang bernama Ifa itu berdiri saat Rafaell berdiri. "Aku ada bimbingan disini selama beberapa hari sama dua temen aku..." ucap Ifa tersenyum. Ifa adalah teman dekat Rafaell sejak kecil. Ifa pindah rumah saat mereka masuk SMA dan baru sekarang Rafaell bisa melihat teman dekatnya lagi. Rafaell sepertinya lupa harus ke suatu tempat, dan tempat itu adalah bukit belakang sekolah dan Aelke yang meminta Rafaell datang kesana.

Aelke yang sudah bosan menunggu Rafaell akhirnya memutuskan untuk kembali ke kelas. Di perjalanan menuju kelasnya, Aelke melihat Rafaell dari kejauhan sedang berjalan bersama seorang wanita. Aelke langsung memegang dadanya yang tiba-tiba saja terasa sesak karena baru melihat Rafaell tersenyum dan tertawa lepas dengan wanita lain yang bukan dirinya.

Aelke merasakan matanya makin memanas. Ia tak mau menangis, langsung berlari ke kelasnya tapi malah menabrak seseorang di depannya.

"Ah elo! Jalan liat-liat napa!" gertak Morgan. Orang yang tak sengaja Aelke tabrak adalah Morgan. Aelke cemberut dan menatap Morgan sinis, "Gue gak sengaja kali!" tukas Aelke.
"Kalo enggak sengaja ya minta maaf, dong!"
ujar Morgan.
"Minta maaf sama lo? Lebaran aja ya!" jawab Aelke berlalu begitu saja dari hadapan Morgan tapi Morgan lebih dulu meraih tangan Aelke dan menariknya.
"Sayangnya, gue mau lo minta maaf sekarang!"
Aelke berusaha melepaskan tangannya yang dicengkram Morgan.
"Lepas dulu!" gertak Aelke.
"Gak mau!" goda Morgan.
"Morgaaaan!" teriak Aelke, tangannya memerah.
"Ganteeeeng..." timpal Morgan dan Aelke buru-buru memasang wajah ingin muntah.

"Gan, keseringan banget sih kamu deket-deket sama cewek ini!" Morgan seketika melepaskan tangan Aelke saat mendengar seorang gadis mengatakan semua itu.

Audrey sudah berdiri dengan wajah cemburunya di hadapan Morgan dan Aelke.
"Maaf sayang, dia yang mulai..." ucap Morgan sok manis.
"Loh, kok gue?" ucap Aelke menunjuk dirinya sendiri.
"Kan emang lo yang mulai!" sengit Morgan. Mereka malah kembali ribut dan membuat suasana makin riuh.

"Stop!!! Kok malah kalian yang ribut, sih!?" sentak Audrey geram. Aelke terkekeh dalam hatinya.
"Tuh Audrey, jaga-in cowok lo yang aneh, playboy, nyebelin, dan sok ganteng, bilangin jangan suka deket-deket sama gue..." ujar Aelke berlari dari hadapan mereka berdua.

BABY TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang