"Lo tau dong, di samping rumah lo ini, tetangga lo siapa?" tanya Rafaell menyelidik.
"Oh, taulah. Di kanan gue rumahnya Bu Marni. Di kiri gue, rumahnya pasangan muda, Morgan Winata sama Aelke Mariska." Rafaell langsung terperanjat mendengar ucapan Rangga. Rangga keheranan melihat ekspresi Rafaell.
"Tunggu, gue gak salah denger, kan? Di kiri rumah lo siapa?" tanya Rafaell sambil memasang kupingnya.
"Kagak, di kiri gue itu rumahnya pasangan muda, namanya Morgan Winata sama cewek yang mukanya Jepang banget, Aelke Mariska. Wih, anak kembar mereka lucu banget, loh!" ujar Rangga. Dan Rafaell seketika terdiam.
"Kenapa, sih? Lo kenal mereka?" tanya Rangga melihat Rafaell yang malah diam seribu bahasa.
"Lo gak becanda kan, Rangga? Morgan sama Aelke Mariska itu satu sekolah sama gue, seangkatan sama gue, sekarang aja belom lulus, malah Aelke itu cewek yang gue sayang... Mana mungkin mereka satu rumah, punya anak," ujar Rafaell shock.
"Lah, masa? Mereka emang pasangan muda, udah nikah," keukeuh Rangga.
"Gak mungkin. Lo tau, Aelke sama Morgan di sekolah terkenal gak akur, lo gila kalo bilang mereka pasangan dan punya baby twins." Rafaell tak percaya.
"Gue yakin mereka pasangan, akur begitu kok!" Rangga tak mau kalah.
"Mereka belom lulus, temen seangkatan gue!" tukas Rafaell.
"Serius lo?" pekik Rangga bingung.
Rafaell mengangguk lemas "Udah berapa lama mereka tinggal di rumah itu?" tanya Rafaell, hatinya terasa sakit, bukan karena kedekatan Aelke dan Morgan, tapi karena mereka tinggal serumah, tapi seperti musuh jika di sekolahan.
"Dari pertama kali gue pindah kesini, mereka udah ada..." ujar Rangga, dan jawaban Rangga membuat Rafaell makin lemas, hatinya terasa pedih.
Melihat ekpresi Rafaell, Rangga menepuk pundaknya pelan. "Lo kenapa?" tanya Rangga.
"Gak apa-apa, cuma shock. Gue sama Aelke udah deket dari kelas X, dan sampe mau lulus begini gue kuat-kuatin mendem rasa buat dia..." ujar Rafaell sambil menyandarkan kepalanya di sofa.
"Karena gue tau Aelke menomor satukan pendidikan, gue gak pernah ungkapin perasaan gue sama dia. Gue baru ungkapin semua beberapa bulan lalu..." lanjut Rafaell, matanya terlihat berkaca-kaca.
"Terus, dia jawab apa?" tanya Rangga penasaran.
"Dia bilang, dia juga sayang sama gue, tapi dia sama gue gak akan pernah jadi pasangan." jawab Rafaell sendu.
Rangga mengelus pundak Rafaell. "Sabar sob, mungkin dia punya alasan yang lo gak boleh tau..." Rangga.
"Tapi gak mungkin kan mereka MBI? Tinggal 1 rumah? Udah nikah? Gue gak percaya. Sekolaan gue melarang muridnya buat nikah sebelum lulus." ujar Rafaell, wajahnya terlihat frustasi.
"Masalah itu gue gak tau. Kalo lo bilang mereka gak akur, ada kemungkinan mereka gak kayak gitu." Rangga berkomentar.
"Gue harus cari tau!" ujar Rafaell.
"Eh, kalo Aelke beneran bukan istrinya Morgan, gue bakal bersaing ah sama lo!" celetuk Rangga, dan Rafaell menatap Rangga kesal.
"Maksud lo?"
"Dia cewek yang gue taksir soalnya." ujar Rangga, dan Rafaell melayangkan pukulan pelan di lengan Rangga.
"Jangan mimpi lo, bule!" gertak Rafaell, dan Rangga terkekeh keras.
***
"Gimana Rafha udah baikkan?" tanya Morgan berbaring di samping Rafha. Aelke sedang memakaikan popok Rafha, sedangkan Rifha sedang bersama suster Hana.
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY TWINS
Любовные романыPerjodohan mungkin dianggap tabu di zaman modern seperti saat ini. Namun itu terjadi pada Morgan Oey dan Aelke Mariska yang harus menerima dijodohkan oleh orang tuanya karena permintaan dari mendiang kakek Morgan yang sudah meninggal. Morgan dan Ael...