Suara tepuk tangan bergemuruh, penampilan Morgan sungguh membuat semua orang terpesona apalagi Aelke yang mendapat ucapan khusus dari Morgan langsung di atas panggung. Aelke tak henti-hentinya tersenyum bahagia dan juga salah tingkah karena dia kini menjadi pusat perhatian.
Morgan langsung turun dari panggung dan berjalan mendekati Aelke.
Aelke langsung tersenyum manis, "Lagunya kaya nembak aku..." ujar Aelke, Morgan terkekeh."Dulu di pantai aku nembak kamu jadi tunangan resmi aku, sekarang, aku nembak kamu buat jadi wanita masa depan aku, satu-satunya, forever you and I. I love you..." Bisik Morgan di telinga Aelke.
"I. Love. You. Too, Dear..." bisik Aelke tersenyum dan Morgan langsung memeluknya tak perduli banyak orang melihatnya.
***
Aelke dan Morgan juga teman-temannya sedang asik menonton Pentas Seni yang berlangsung di kursi bagian tengah.
"Panitia konsumsi, gue laper!" ujar Reza mendekati kursi Rasya dan Dinda.
"Kesian banget yang laper. Nih, gue udah pisahin snack buat temen-temen tergila gue, haha..." Rasya mengeluarkan bungkusan yang cukup besar yang berisi kotak snack lengkap dengan minumannya. Reza dan Ilham alhasil berebutan dan semua jadi lumayan berantakan.
"Ah gila, kaya gak pernah nemu makanan aja, lo!" tukas Dicky mengangkat kotak snacknya yang sedikit robek.
"Bener, beb." timpal Dinda.
"Gue mau minumannya aja, deh..." ujar Aelke mengambil satu minuman dari kotak snacknya. Ia sudah berganti pakaian yang tadinya mengenakan kimono, sekarang sudah memakai dress yang casual dan tidak terlalu terbuka dengan tetap memakai stoking di kaki jenjangnya.
"Gak mau snacknya?" tanya Morgan sambil mengunyah kripik kentang. Aelke menggeleng. Mereka semua berbincang bahagia di tengah hingar-bingar acara Pentas Seni tersebut. Setidaknya, acara ini akan menjadi acara yang terakhir untuk mereka sebelum mendapatkan Ijazah sekolah.
"Dinda, jadi kuliah dimana?" tanya Rasya sambil meraup makanan di bungkusan snack yang ia pegang lalu memakannya.
"Gue mau ikut test di UI aja, deh. Sapa tau masuk." jawab Dinda.
"Barengan, yuk! Gue gak mau pisah sama lo..." ujar Rasya.
"Yuk, yuk!! Aelke, kalo lo dimana?" tanya Dinda dan Rasya bersamaan.
"Gue belom tau, entar deh, gue kasih tau tenaaaang..." jawab Aelke.
"Lah, terus yang waktu itu daftar lewat PMDK?" tanya Dicky.
"Gampang, tenang aja, lo semua keponya maksimal yak!" Aelke menjulurkan lidahnya, padahal sebenarnya Aelke sendiri bingung akan melanjutkan kuliah dimana, karena perjodohannya dengan Morgan saja belum jelas.
"Besok kita pulang ke rumah aku, yuk!" ajak Morgan berbisik agak keras.
"Ke rumah kamu? Ngapain?" tanya Aelke.
"Ya, kan, aku mau bilang sama nenek kalo kita udah saling sayang. Inget kan, waktu kita tinggal 3 hari." ujar Morgan.
"Oke sip!" jawab Aelke tersenyum.
"Pulang, yuk! Kangen baby twins, tau! Udah malem..." ajak Aelke. Morgan menatap arloji yang melingkar di tangannya sudah menunjukkan pukul 22.45 WIB tapi, acara PenSi belum selesai.
"Hayu!" Morgan bangkit dari duduknya, begitu juga Aelke yang bangkit dan memakai tas selempangnya.
"Gan!" Morgan membalikkan tubuhnya karena ada seseorang yang memanggil namanya. Morgan terkejut saat membalikkan tubuhnya, seorang gadis di hadapannya langsung memeluk Morgan dan mengatakan "Aku kangen kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY TWINS
RomancePerjodohan mungkin dianggap tabu di zaman modern seperti saat ini. Namun itu terjadi pada Morgan Oey dan Aelke Mariska yang harus menerima dijodohkan oleh orang tuanya karena permintaan dari mendiang kakek Morgan yang sudah meninggal. Morgan dan Ael...